Velgard dan Bevrlyne berbagi kamar yang sama, sebenarnya kamar yang mereka gunakan adalah kamar milik Velgard, hanya saja sudah beberapa minggu ini Bevrlyne tidur di dalam kamar itu. Kejadiannya adalah sekitar satu bulan yang lalu, hari di mana semua mimpi dan keanehan pada tubuhnya bermula.
Pada awalnya, Bevrlyne mengaku mengalami mimpi buruk, ia tak mau ditinggalkan sebelum benar-benar tertidur.
Meski begitu, Velgard dan Caitlinーnama ibu merekaーtidak menganggap hal itu sebagai sesuatu yang serius, mereka menganggap bahwa Bevrlyne sedang mengalami mimpi buruk saja. Lalu malam berikutnya, Bevrlyne menjerit-jerit keras sampai mereka berdua datang ke dalam kamar itu, keadaan kamar sudah berantakan, lampu rusak sehingga kamar gelap.
Bevrlyne sangat ketakutan terhadap sesuatu yang menurutnya selalu memperhatikan dirinya ketika sedang berada di dalam kamar. Pada akhirnya Velgard dan Caitlin menganggap semua ini menjadi lebih serius, apalagi malam-malam berat itu mulai memberi pengaruh terhadap keadaan tubuh Bevrlyne.
Karena Velgard dan Ibu mereka bingung mencari solusi agar Bevrlyne bisa tidur, maka diputuskan keduanya kembali tidur satu kamar, sama seperti dulu ketika mereka masih balita. Alasan utama itu dilakukan adalah karena beberapa malam yang berat itu Bevrlyne selalu meminta Velgard yang menemani, alibi yang selalu ia gunakan adalah tidak ingin mengganggu ibunya yang sudah bekerja sepanjang hari, tidak ingin menyita waktu istirahat yang sangat diperlukan.
Sejak saat itu, hanya kejadian konsleting listrik saja yang terjadi, untuk beberapa hari ke depan sampai malam ini, tak terjadi apa-apa lagi seolah Bevrlyne memang sudah aman bersama dengan saudara kembarnya.
Dikarenakan sejak kecil mereka memang sudah berbagi segala hal bersama, termasuk ranjang, maka ibu mereka membiarkan keduanya kembali tidur satu kamar, hasilnya adalah Velgard harus merapikan barang-barang miliknya, bahkan harus memindahkan barang yang tak terlalu diperlukan karena Bevrlyne membawa ranjang serta lemarinya ke dalam kamar itu.
Mungkin, dulu ketika masih balita, mereka memiliki ruang besar meski tinggal sekamar, sayangnya setelah berusia remaja bahkan dewasa, barang yang mereka miliki terlalu banyak dan dikarenakan perbedaan jenis kelamin, ada privasi yang harus dijaga antara mereka. Maka dari itu sebelumnya mereka memutuskan untuk memiliki kamar masing-masing, siapa sangka jika Bevrlyne malah mengalami gangguan tidur akhir-akhir ini.
Setelah mereka berada dalam kamar yang sama di mana ranjang sengaja diletakkan bersebelahan, Bevrlyne sudah tak mengalami masalah apa-apa lagi, bahkan tidak sampai berteriak di tengah malam sampai membuat orang-orang bangun. Meski kenyataannya, Bevrlyne masih memiliki mimpi-mimpi yang membuatnya takut, ia tidak seburuk seperti ketika tidur sendirian.
Malam ini, Velgard sedang asyik bermain game sementara Bevrlyne mengerjakan tugas sekolahnya. Keduanya tampak sama-sama tak memiliki niat untuk memberi tahu mengenai kejadian yang tadi siang mereka alami.
Sebenarnya, entah Velgard maupun Bevrlyne, keduanya sudah menyadari bahwa mereka memiliki semacam kekuatan aneh pada diri mereka, dan jenis kekuatan itu sendiri selalu muncul secara acak, kekuatan yang muncul seenaknya tanpa memperhatikan waktu dan tempat.
Namun, keduanya memutuskan untuk merahasiakan kekuatan yang mereka miliki sehingga sampai detik ini, Velgard sama sekali tak tahu bahwa bukan hanya dirinya saja yang memiliki kekuatan, tapi adiknya juga sama. Sama halnya dengan Bevrlyne, ia tak pernah menyangka bahwa saudaranya juga memiliki kekuatan yang sama seperti kekuatan yang dirinya miliki.
Padahal, apabila dipikir-pikir mengenai kontak dan hubungan saudara kembar, mereka harusnya sadar bahwa ikatan itu jauh lebih kuat dan lebih erat dari ikatan saudara biasa, ditambah setiap pasangan saudara kembar selalu berbagi sesuatu, mereka selalu membagi hal yang sama secara rata. Dalam hal ini, merupakan hal wajar apabila keduanya sama-sama memiliki kekuatan aneh itu.
Mereka juga tidak memiliki niat untuk memberi tahu mengenai kekuatan yang ada pada tubuh mereka pada orang tua mereka, yaitu hanya ibu saja. Mereka tinggal bersama sang ibu, hanya ibu saja karena pria yang mereka anggap sebagai ayah sudah meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan yang penuh keganjilan dan ketidakmasukakalan. Kecelakaan yang disebutkan penuh dengan misteri dan lubang yang tak logis. Sayang sekali polisi menutup kejadian itu dan menegaskan jika itu adalah kecelakaan tunggal yang murni.
“Bagaimana dengan tugasmu? Kau tidak mengerjakannya?” tanya Bevrlyne saat ia membuka topik, ia bertanya dengan posisi tubuh masih samaーyaitu tetap duduk di atas kursi dengan posisi membelakangi Velgard. keheningan segera buyar saat gadis itu buka suara.
“Tugas tulis seperti itu sudah kuselesaikan semua di kelas. Aku bukan pemalas sepertimu.” Velgard membalas ketika ia tiduran di atas ranjang, ia bosan bermain PS.
“Hei!” Bevrlyne memprotes, ia berbalik memandang Velgard sambil melemparkan penghapus padanya, penghapus itu tepat mengenai kening Velgard.
Velgard mengambil penghapus itu lalu beranjak duduk. Ia melempar-lempar penghapus ke atas dengan ringankan. “Kau sudah mempersiapkan untuk halloween nanti?” tanyanya sambil melemparkan penghapus itu kembali pada pemiliknya.
Dengan tangan kirinya, Bevrlyne sangat mudah menangkap penghapus itu. “Serius?” tanyanya sambil menaruh penghapus itu di samping pensil. “Halloween masih lama, untuk apa mempersiapkannya sekarang?” Bukannya menjawab, Bevrlyne malah balas mengajukan pertanyaan lagi.
Velgard tersenyum sesaat. “Kupikir kau ingin mempersiapkannya lebih dini.” Ia menjawab pertanyaan itu. “Lagi pula masih lama apanya? Itu hanya tinggal beberapa minggu lagi,” tambahnya. Bevrlyne angkat bahu menanggapi perkataan itu.
“Oh, entahlah.” Kemudian ia menumpang sebelah kaki sebelum lanjut berbicara. “Lagi pula kita terlalu dewasa untuk memakai kostum. Untuk apa kita membahas soal halloween?” tanyanya lagi. Tentu saja Bevrlyne mengira bahwa pertanyaan itu mengartikan bahwa Velgard akan mengajaknya memakai kostum mengerikan lalu melakukan hal yang sama seperti yang anak-anak lakukan.
“Aku juga sudah malas berpakaian seperti itu lalu mengetuk satu-persatu pintu rumah untuk meminta permen.” Kalimatnya kali ini mempertegas dugaaan Bevrlyne mengenai ajakan dari saudara kembarnya itu.
Menanggapi perkataan saudarinya, Velgard segera menggelengkan kepala menyangkal dugaan gadis itu.
“Aku tidak bertujuan melakukan itu, kita bukan anak-anak lagi.”
“Oh, lalu? Kau mau apa mempersiapkan halloween?” tanya Bevrlyne sambil menurunkan kaki yang ditumpang di kaki satu lalu memandang Velgard seperti seseorang yang sedang menginterogasi.
Velgard malah tersenyum penuh artiーyang di sini berupa pada hal negatif atau berbau kenakalan.
“Kau tahu apa maksudku.” Yang Velgard maksud untuk mempersiapkan halloween adalah untuk mempersiapkan lelucon mengerikan. Ia dan Bevrlyne akan menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk menakuti setiap anak yang memakai kostum. Anak-anak yang mengetuk pintu dari rumah ke rumah biasanya adalah target mereka. Katakan saja itu adalah sesuatu yang kurang kerjaan, tapi pada malam itu perbuatan menakuti terasa menyenangkan dan orang-orang akan memaklumi.
“Kau mau menakuti anak-anak lagi?” terka Bevrlyne setelah melihat ekspresi saudaranya itu.
“Yah, itu rencanaku. Kau tidak mau ikut?” balas Velgard mengakui, ia malah mengajaknya untuk turut serta.
Bevrlyne mengubah ekspresinya, kemudian ia menggelengkan kepala tanda menolak.
“Entah, terdengar membosankan bagiku.”
“Itu seru, ayolah, kau harus ikut. Aku dan Jace punya proyek besar untuk halloween tahun ini. Akan lebih seru kalau kau juga ikut.” Velgard mulai membahas mengenai rencana yang dirinya buat dengan Jace.
“Memangnya teman-temanmu suka aku bergabung?” balas Bevrlyne, ia menanyakan hal yang sebenarnya sama sekali tak diduga oleh Velgard.
“Kita memerlukan beberapa orang untuk lelucon tahun ini.”
Bevrlyne langsung memandang saudaranya penuh selidik.
“Apa? Kenapa memandangku seperti itu?” tanyanya.
“Kau tidak merencanakan menakuti orang dewasa bukan?” tebak Bevrlyne, nada bicaranya malah tidak seperti menebak, melainkan ia sedang ingin meminta klarifikasi dari kakaknya ini.
Velgard malah tersenyum nakal. “Kupikir begitu, kenapa?”
Bevrlyne menarik napas pelan lalu beranjak berdiri. Ia menggelengkan kepalanya pelan.
“Menurutku, jangan lakukan itu, bisa saja apa yang kalian perbuat bisa berbahaya. Sebaiknya kau berhenti, apalagi kalau niatmu menakuti guru di sekolah kita.” Bevrlyne memberi nasihat padanya
Mendengar perkataan adiknya membuat Velgard langsung cemberut. “Kau tidak asyik.”
“Yah, itulah aku.”
Sebelum Velgard tempat lanjut berbicara, Bevrlyne segera mendahuluinya.
“Aku lapar. Sebentar lagi mom juga akan pulang, aku akan memasak.” Ia berjalan menuju pintu keluar
“Perlu bantuan?” tanya Velgard yang langsung segera beranjak berdiri. Bevrlyne menghentikan langkahnya di ambang pintu lalu mengedikkan bahu ke arah luar.
“Apa yang kau tunggu? Ayo.”
Makan malam keluarga kecil itu berlangsung begitu tenteram dan damai. Ketika adik-kakak itu setengah jalan dengan pekerjaan mereka, ibu mereka pulang sehingga mereka memasak bersama. Setelah bercerita mengenai situasi dan keadaan masing-masing, akhirnya ketiga orang itu pergi ke kamar masing-masing.