American Football part 2

1223 Words
Mereka mengerti kode itu, maka setelah itu semuanya fokus pada permainan, mereka memandang lurus ke arah depan. Jace yang belum menoleh ke depan langsung memberi isyarat pada Velgard agar ia fokus, Velgard membalas dengan memberi hormat sebagai tanda ia sudah paham dengan tugasnya. Melihat Velgard yang baik-baik saja, Jace yang memegang bola segera memutar kepala memandang ke arah lawan-lawannya yang sudah berdiri di hadapannya. Ia sempat bertukar beberapa kalimat dengan seorang murid yang berambut kecoklatan, Velgard bisa mengasumsikan bahwa itu adalah pria yang bernama Tom. “Benar juga, salah satu dari mereka adalah pengguna kekuatan, sama sepertiku. Apa aku bisa menemukannya di sini ya?” tanya Velgard pada dirinya sendiri. Ia kembali teringat dengan adanya salah satu murid di antara pemain Easterwod yang kemungkinan besar merupakan pengguna kekuatan sama seperti dirinya. Tapi ia segera mengesampingkan hal itu, pasang matanya kemudian dialihkan pada jajaran bangku penonton yang sudah disiapkan untuk Kepala Sekolah dan orang-orang berjabatan tinggi lainnya. Tepat di sana, tak jauh dari tempat duduk kepala sekolah Morgana, ibu dan adiknya sedang menonton. Ketika sadar Velgard menoleh ke arah mereka, Caitlin tersenyum sementara Bevrlyne melambai-lambaikan tangan. Velgard sebenarnya agak penasaran mengapa keadaan Bevrlyne sudah tampak seperti orang yang sehat, padahal tadi pagi ia melihat keadaannya sangat tidak memungkinkan untuk bergerak. Sekali lagi ia harus mengesampingkan pertanyaan itu. Pasang matanya segera diarahkan ke depan di mana Jace sudah memeriksa atau mungkin sedang memainkan bola football di tangannya. Jace memukul-mukul bola yang memiliki dua sisi ujung lancip itu pada tangan yang bebas. Kemudian Ia menoleh pada Velgard seolah memintanya untuk bersiap-siap. Velgard mengangguk pelan menanggapi tatapan pria itu, terpaksa ia harus mengesampingkan hal itu dulu karena untuk saat ini dirinya harus fokus pada pertandingan. Tim Velgard mendapat giliran pertama untuk melakukan empat down. Mereka menjadi tim penyerang pertama. Down pertama siap dimulai. Kedua tim membungkuk, posisi snap, enam orang melawan enam orang dengan posisi saling berhadapan, ada dua orang di ujung garis wilayah pertahanan, mereka yang siap menjadi penerima bola. Velgard berusaha serius dan berkonsentrasi terhadap pertandingan, ia memperhatikan setiap pemain, entah itu dari rekan maupun lawan, ia mencari celah dan jalan yang tepat untuk mencetak skor. Jace memegang bola yang mana ia memang memiliki tugas sebagai center atau pengoper bola. Tampak semua bersiap-siap dan ketika peluit tanda pertandingan di mulai, Jace berteriak lantang sambil tangannya melemparkan bola ke celah antara s**********n menuju quarterback lalu memusatkan kekuatan pada tubuh atas untuk menghadapi lawan bertahan di hadapannya, Jace dan teman-temannya langsung saling bertabrakan dengan tim lawan untuk berusaha saling menjatuhkan. Enam orang saling bertubrukan saat itu juga, coba saling menjatuhkan satu sama lain. Di sisi lain, tampak jika bola langsung diterima oleh Velgard, dua orang lawan memasuki wilayah lalu berlari menuju dirinya. Velgard melihat keduanya lalu ia berlari mundur untuk mencari penerima bola yang tepat, sayangnya semua buntu. Kedua penerima bola dihadang oleh musuh, ia mencari penerima lain, tapi tak kunjung mendapatkannya. Salah satu musuh maju hendak menggagalkan dirinya, tapi segera saja Velgard memutuskan untuk berlari maju membawa bola, ia berlari menghindari dua lawan yang hendak menjatuhkannya. Beberapa gerak tipuan ia lakukan sehingga dirinya berhasil meloloskan diri dari mereka. Ia berlari langsung melewati batas pertahanan ketika dua musuh beralih mengejarnya dari belakang. Quarterback memegang bola lalu berlari menuju wilayah musuh, ini adalah salah satu bagian dari strategi olahraga ini. Ia berlari secepatnya untuk melakukan touchdown, pada saat Velgard berlari sudah menempuh jarak lima puluh yard, ia baru lah sadar bahwa ada dua orang yang coba menangkapnya, tapi Velgard berkelit berhasil menghidari sergapan. Berlari menuju empat puluh yard, ada tangan yang siap menarik bahunya, tapi Velgard berkelit lagi. Ketika memasuki tiga puluh yard, ada yang hendak menangkapnya, ia melakukan gerak tipuan yang seolah mau berkelit ke kanan, padahal ia berbelok ke kiri. Tiga orang jatuh tanpa hasil karena berhasil dikelabui. Para penonton mengeluarkan suara sorakan yang riuh saat menyaksikan aksi Velgard yang tak terhentikan. Velgard terus berlari secepat yang dirinya bisa tanpa kekuatan aneh membantunya. Dua puluh yard tanpa halangan, satu orang mengejarnya dengan jarak satu meter. Si pengejar melompat untuk menangkap dan menghentikan Velgard, tapi seolah sudah tahu akan ada serangan dari belakang, ia berkelit ke samping kanan sehingga musuh hanya menangkap udara sebelum kemudian terjatuh karena kekuatannya sendiri. Memasuki sepuluh yard, tak ada yang mengejar dan akhirnya ia memasuki end zone, dalam keadaan masih memeluk bola, ia melompat ke wilayah end zone langsung berguling di sana. Bunyi peluit dan suara teriakan para penonton menyatakan jika Ia berhasil melakukan touchdown dalam babak pertama. Enam poin pertama dimenangkan oleh tim merah. Pergulatan berhenti, anggota tim merah berlari menuju Velgard, mereka memeluk dan memukul pria itu, memberi selamat atas poin pertama yang tim merah dapatkan. Salah satu anggota tim biru mendekat, melepas helmnya dan tampaklah sosok yang Velgard kenali. Mike. Velgard membuka helm nya juga saat itu. Mereka saling berhadapan, ekspresi merendahkan tampak pada wajah pria itu. “Kau senang, dude? Ini bukan apa-apa. Aku akan menjadikanmu pecundang lagi.” Setelah mengatakan kalimat itu, Mike kemudian berlalu pergi begitu saja. “Dia terlihat semakin jelek saat marah,” gumam Edgar. “Abaikan dia, bung. Kita buat dia mengembalikan kalimatnya sendiri setelah menendang pantatnya.” Jace merangkul Velgard setelah mengatakan itu. Jace adalah pria tinggi bertubuh atletis, Velgard hanya setinggi lehernya saja. Tim kembali pada permainan, Velgard sudah mengenakan helmnya lagi. Tim merah yang berhasil mendapatkan touchdown kemudian melakukan conversion, Edgar bertugas sebagai penendang bola. Bola diletakkan pada jarak tiga yard lalu ia melepaskan tendangan kuat, tendangan yang ia lakukan seperti seorang pemain sepak bila membuat bola dengan dua ujung lancip itu langsung melambung menuju gawang, bola yang ditendang langsung masuk. Teriakan penonton kembali berbunyi. Satu poin tambahan didapatkan, tim merah mendapatkan 7 poin. Posisi skor saat ini adalah 7-0. Semua pemain kembali pada posisi mereka, tim merah masih memegang bola, mereka masih menjadi tim penyerang. Formasi tim biru berubah, begitu juga tim merah. Anggota tim biru membentuk dua baris pertahanan dengan jumlah empat empat, sisanya menyebar. Tim merah masih pada posisi enam orang yang berbaris, sisanya menyebar. Posisi empat lainnya tampak pada daerah yang strategis dan bisa menerima bola. Velgard memandang dan memperhatikan situasi, ada Mike di bagian barisan kedua, sepertinya dia akan menjadi pemain bertahan. Velgard menargetkan dua penerima yang memungkinkan untuk mampu berlari memasuki wilayah lawan. “Kau siap?” tanya Jace pada Tom yang tepat berada di hadapannya, pria bernama Tom ini tampak bersemangat seolah ia semakin termotivasi setelah tim rivalnya memiliki poin. “Siap mengalahkan dirimu? Tentu saja aku sudah siap sejak lama.” “Siap merayakan kemenangan tim kami, itu yang kumaksud.” Jace mengoreksi sambil tersenyum. “Jangan terlalu berharap, Jace, uang taruhannya pasti kudapatkan.” Tom membalas dengan wajah yang agak mengejek. Jace terkekeh pelan lalu membalas dengan amat semangat. “Berjuanglah, kita tidak akan memberi kemudahan untukmu.” Mereka tampak sangat bersemangat untuk mengalahkan satu sama lain dengan kemampuan masing-masing. Jace memegang bola pada posisi snap, semua sudah siap pada posisi, ketika peluit berbunyi menandakan pertandingan dimulai, bola langsung dioper pada Velgard lagi. Teriakan penonton terdengar lagi. Velgard berhasil mendapatkan bola lalu mundur beberapa langkah, berusaha melihat penerima yang tadi dia targetkan. Kedua tim saling bertubrukan saling mendorong untuk menjatuhkan satu sama lain, mereka beradu kekuatan fisik, tidak semuanya beradu karena beberapa berhasil menyelinap. Velgard yang melihat hal itu segera mundur beberapa langkah untuk mengambil ancang-ancang, ia segera melemparkan bola pada pemain yang bertugas menerima bola sebelum tim lawan menggagalkan aksinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD