Pengungkapan part 4

1057 Words
“Kita bisa bicarakan baik-baik, duduk dulu, Caitlin. Kau tampak lelah.” Mr. Schneider berbicara pelan-pelan ketika meminta wanita itu untuk tak tegang. “Caitlin, kau tidak akan percaya hal ini, tapi aku harus menceritakan semuanya dari awal agar lebih jelas.” “Aku oke, bagaimana dengan Bevrlyne dan Velgard?” tanyanya langsung pada anak-anaknya. Terakhir kali ia meninggalkan mereka, keduanya masih terlibat dalam masalah, ia tak mau jika ada masalah lain yang menimpa mereka. Bagaimana mungkin Caitlin tidak merasa khawatir dengan keadaan mereka? Ia benar-benar tidak habis pikir dengan perubahan tingkah laku anak-anaknya yang sedemikian rupa. Yang paling Caitlin takutkan adalah kedua anaknya itu mulai mengonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman keras yang tidak sesuai dengan usia mereka. Semua orang tahu bahwa obat-obatan bisa mengubah karakter dan kepribadian seseorang yang menggunakan atau mengonsumsi nya. “Akan kuceritakan, tolong kau duduklah.” Mr. Schneider mengulang dikarenakan wanita di hadapannya itu masih saja tidak mau dibuat duduk. Maka dengan enggan, Caitlin duduk di atas kursi, selama beberapa detik jeda yang rasanya sangat lama, akhirnya Mr. Schneider berdehem. “Dengar, ini mungkin sesuatu yang tak akan bisa kau percayai. Tapi jika kau mengawasi anak-anakmu dengan baik, kau pasti sudah melihat beberapa ciri-ciri yang akan kukatakan ini.” Ia memulai percakapan dengan hal lain membuat Caitlin merasa kesal karena temannya itu tidak langsung memberi tahu keadaan anak-anak nya secara langsung. Tapi ia masih bisa berpikir, tentunya pria di hadapannya itu tidak semata mengajukan pertanyaan tanpa alasan, maka dari itu ia langsung mengangguk karena memang ada sesuatu janggal yang beberapa kali terjadi selama ini. “Aku takut ini adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Selama ini aku hanya pura-pura tidak melihat dan mendengarnya.” “Berarti ini akan lebih mudah untuk dijelaskan padamu.” “Katakan padaku apa yang terjadi sebenarnya? Apa yang mereka lakukan?” tanya Caitlin penuh kekhawatiran. Tapi Mr. Schneider tak langsung memberikan suatu jawaban padanya. “Baik, dengarkan ini. Pertama, aku akan mengatakan mengenai identitasku yang sebenarnya padamu. Aku percaya kau bisa menjaga rahasia ini.” Jika ingin membahas mengenai Bevrlyne dan Velgard, maka Mr. Schneider harus membuka identitasnya pada wanita itu. Ini harus dilakukan agar semuanya jelas. “Apa yang ingin kau katakan sebenarnya? Apa hubungannya identitasmu dengan anak-anakku?” Tampak raut penuh ketidakmengertian terpampang pada wajah Caitlin. Hal seperti ini tentu telah diduga oleh Mr. Schneider . “Dengarkan dahulu.” Maka Mr. Schneider mengatakan secara perlahan dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti ketika ia memperkenalkan dirinya yang sebenarnya bukan manusia, yaitu alien dari bangsa loria. Nama aslinya adalah Edrexal , ia adalah pengawas dan pejuang dari loria yang menetap di Planet Bumi. Bukan hanya dirinya saja, tapi banyak dari mereka yang tinggal di bumi, yang berada di Kota California adalah ia dan temannya yang bernama Xhillorus, atau nama manusianya adalah Anderson Grahambell. “Apa maksudnya semua ini? Apa kau adalah alien? Begitu maksudmu?” tanya Caitlin yang merasa konyol karena pengakuan yang Mr. Schneider ungkapkan. “Seperti itulah yang para manusia katakan, aku masih belum selesai.” “Oke, lanjutkan saja.” Mr. Schneider menceritakan secara singkat jika kaumnya memang memiliki penampilan fisik seperti manusia, hampir 100%, lalu mereka juga memiliki suatu kekuatan super yang dinamakan pusaka. Ketika membahas pusaka, Mr. Schneider menyinggung mengenai anak vrial. Di sana, kemudian ia membahas mengenai Bevrlyne dan Velgard yang memiliki kelakuan seperti anak vrial. “Tingkah laku mereka seperti anak dari ras kami. Kami menyebut mereka vrial. Para vrial selalu bertingkah seperti itu ketika awal memasuki usia dewasa dan pusaka mereka memberi tanda akan lahir, biasanya akan ditandai dengan kemunculan beberapa pusaka secara acak dan itu selalu muncul pada waktu dan tempat yang tidak sesuai, ciri lainnya adalah perubahan sikap dan kepribadian. Itulah yang terjadi pada si kembar.” “Kau tahu, setiap apa yang kau katakan terdengar seperti film yang kau tonton dan kau ceritakan padaku.” Caitlin memejamkan mata sambil menaruh kedua tangan pada pelipisnya. Mr. Schneider tampak sudah menduga jika temannya ini pasti tak akan memercayai apa yang dirinya katakan. “Aku akan membuktikan sesuatu yang kecil agar kau yakin dan percaya dengan segala hal yang telah kukatakan.” Mendengar kalimat itu, Caitlin membuka matanya dan ia langsung terlonjak mundur sampai kursi terlempar ke belakang. Ia membelalak ketika melihat kelima jari tangan kanan Mr. Schneider terbakar. “Belverick, kau ... kau ...?” Caitlin menunjuk dengan tangan kiri sementara tangan kanannya menutup mulut, cahaya api merah itu menyinari sekitarnya. “Ini bukan sulap atau sihir yang kau lihat dalam acara televisi, aku bukan pesulap atau semacamnya.” Mr. Schneider mengepalkan tangan kanannya dan saat itulah, api pada jari-jarinya lenyap. “Tapi ... bagaimana bisa?” “Karena semua yang kukatakan itu adalah kebenarannya, saat ini Rexalia sedang menenangkan anak-anakmu di ruanganku. Dengar, jika kau masih tak percaya, ingat-ingat mengenai apa-apa saja yang mereka lakukan selama ini di mana itu sesuatu yang abnormal.” Mr. Schneider tak mendesak, ia meminta untuk Caitlin agar percaya dengan caranya yang baik-baik dan sepelan mungkin. “Itu ....” Caitlin segera memutar ingatan, beberapa hal memang terjadi pada si kembar, beberapa kejadian yang rasanya abnormal itu memang mereka alami. Tapi Caitlin selalu memungkiri dan menganggap jika itu adalah imajinasinya yang terkacaukan karena dirinya lelah. “Ya, aku tahu jika beberapa kali aku memergoki mereka berbuat sesuatu yang kupikir berada di luar nalar. Tapi kenapa bisa mereka memiliki kemampuan sepertimu? Aku manusia dan almarhum suamiku juga manusia.” Jelas jika hal ini adalah sesuatu yang penuh dengan tanda tanya bagi mereka. Mr. Schneider juga sebenarnya sama sekali tak tahu mengenai anomali seperti ini. Ia menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Caitlin. “Kita akan tahu jawabannya nanti, mari kita lihat apa saja yang sudah berhasil dia lakukan.” Ia mengusulkan, tapi wanita itu tak langsung beranjak dari duduknya. “Aku takut, aku tak pernah membayangkan jika anak-anakku akan seperti ini.” Tubuhnya yang gemetaran sudah cukup membuktikan jika Caitlin benar-benar ketakutan dengan sesuatu yang mengalami anak-anaknya. “Tenanglah, Caitlin, aku bersamamu, kami akan membantu, tak akan ada hal yang buruk akan menimpa mereka.” Mr. Schneider meyakinkan dengan pelan dan lembut. “Kau akan tahu jika berada dalam posisiku sebagai ibu mereka. Aku tak mau mengakui semua ini.” Caitlin membalas dengan pelan dan lemah. “Aku tahu, ayo.” Sekali lagi, Mr. Schneider mengajak wanita itu untuk pergi ke ruangannya di mana dua anak remaja itu berada. Caitlin pada akhirnya beranjak dari duduknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD