Kejadian ini benar-benar tak dapat diduga, bahkan ini adalah yang pertama dalam ribuan tahun yang lalu sejak rasnya menampakkan kaki ke Planet Bumi ini.
Bagi dirinya, tanda-tanda yang keduanya tampakkan sangat sulit untuk dipercayai.
“Bagaimana bisa?” gumamnya pelan. Ia berjalan meninggalkan tempat itu.
“Aku tak mengerti bagaimana bisa ini terjadi. Mereka adalah anak manusia, tapi bagaimana bisa mereka menampakkan segala sesuatu yang dimiliki oleh bangsa kami?”
“Semua ini tak mungkin terjadi. Caitlin bukan loria, begitu juga dengan Dominic, mereka adalah manusia, tak mungkin hubungan mereka menghasilkan anak loria. Tidak, bahkan jika salah satu dari mereka adalah loria, yang akan lahir tetap harus anak manusia. Gen loria akan kalah oleh manusia, tak mungkin akan terlahir anak persilangan antar kedua ras.” Mr. Schneider tampak penuh kebingungan dengan hal yang terjadi pada Velgard dan Bevrlyne.
Loria dan manusia memiliki perawakan dan jenis kehidupan yang sama, DNA loria bahkan mirip dengan manusia, hanya saja jika terjadi hubungan antar mereka, gen loria akan kalah sehingga keturunan yang lahir akan memiliki identitas sebagai manusia.
Namun hal ini berbeda, Velgard dan Bevrlyne adalah murid terbaik dalam angkatan mereka. Keduanya memiliki kecerdasan di atas rata-rata sehingga mereka berhasil menjadi murid teladan, keduanya juga memiliki fisik yang lebih baik dari anak seusia mereka yang rata-rata. Jelas jika kecerdasan mereka bukan milik manusia, bagaimana bisa dia baru menyadarinya? Sejak awal, si kembar memang sudah menampakkan ciri-ciri keturunan dari loria.
Di tengah kegundahan itu, tiba-tiba sepotong memori muncul dari dalam pikirannya. Dia ingat mengenai beberapa hal penting dari para tetua yang pernah mengatakan bahwa beberapa loria langka adalah katalis. Mereka dapat mengaktifkan kekuatan pada loria lain. Tapi apa mungkin manusia memiliki kemampuan yang sama? Entahlah, mungkin itu mesti dipikirkan untuk nanti. Saat ini, dia membutuhkan bantuan untuk berurusan dengan anak-anak ini.
Untungnya, ada loria lain di dekatnya yang bahkan lebih kuat dari dia. Ya, Mr. Schneider adalah ras makhluk dari luar planet bumi atau biasa manusia sebut sebagai alien.
Sudah sejak lama loria turun ke bumi untuk melalukan beberapa pekerjaan yang ditugaskan oleh golongan tertentu. Tentu saja pekerjaan itu bukan sesuatu yang negatif seperti melakukan invasi atau semacamnya, tidak seperti itu.
Loria memiliki perawakan yang hampir 100% seperti manusia, hanya saja mereka memiliki kekuatan yang disebut dengan pusaka. Biasanya beberapa loria memiliki lebih dari satu jenis kekuatan yang dimiliki.
Mr. Schneider sudah berada di dalam ruangan kerja Caitlin untuk menunggu kedatangannya. Ia mondar-mandir tampak tak tenang, berbagai pemikiran terlintas di dalam benaknya mengenai keadaan yang saat ini terjadi.
Seharusnya Caitlin sudah berada di dalam ruangannya menunggu hasil dari apa yang dibahas, tapi ketika ia datang, wanita yang bekerja di dalam ruangan itu malah tidak ada. Merasa tidak akan pergi terlalu lama, Mr. Schneider tidak melakukan pencarian, ia memutuskan untuk menunggu di sana.
Mengingat kemungkinan sesuatu yang akan dihadapi dirinya berada di luar kemampuan yang ia miliki, maka Mr. Schneider perlu mencari bantuan pada loria lain. Hanya ada satu loria yang cukup dekat dengan tempatnya berada dan merupakan ahlinya dalam urusan ini.
Mr. Schneider segera melakukan kontak dengan rekan lorianya yang tinggal tak jauh dari sini. Ia adalah loria yang memiliki pekerjaan sebagai seorang dokter di kota tersebut. Maka Mr. Schneider segera mengeluarkan sebuah batu berwarna biru, benda ini memiliki fungsi untuk melakukan telepati dalam radius puluham bahkan sampai ratusan kilometer jaraknya, tergantung seberapa besar kekuatan si pengguna miliki, bahkan apabila loria tingkat atas yang menggunakannnya, mereka bisa sampai ber telepati antar planet. Bisa dikatakan benda itu adalah solusi dari batasan radius telepati yang bisa dilakukan oleh para loria.
Batu biru seukuran ibu jari itu mulai menyala menerangi keadaan di ruangan sana. Ia kemudian menempelkannya pada kening, kedua matanya terpejam dengan penuh konsentrasi. Hanya perlu waktu yang singkat sampai mereka terhubung. Si penerima tidak memerlukan benda yang sama karena yang melakukan kontak yang mengambil alih semuanya.
“Xhillorus, aku butuh bantuanmu di sini. Ada sesuatu yang penting dan sangat mendesak. Ini berada di luar kendaliku.” Mr. Schneider berucap dalam benaknya. Batu biru itu sepertinya berfungsi sebagai alat komunikasi telepati dengan makhluk sesama jenis atau mereka yang juga memegang batu yang sama.
“Aku akan ke sana dalam dua sepuluh menit, mungkin lebih cepat dari itu.” Si penerima pesan telepati itu membalas.
“Aku menunggumu. Kuharap kau datang lebih cepat.”
Xhillorus, si penerima pesan telepati tak banyak bicara, bahkan sama sekali tak bertanya apa-apa mengenai alasan Mr. Schneider yang memanggil dan meminta bantuan padanya.
Ini pasti adalah sesuatu yang sangat penting, sesuatu yang berhubungan dengan ras mereka. Biasanya Mr. Schneider akan menghubunginya menggunakan telepon rumah dan memanggil nama manusianya. Kenyataan Mr. Schneider yang melakukan komunikasi melalui alat rahasia merekaーterlebih memanggilnya dengan nama asli, jelas ada sesuatu yang sangat penting dan mendesak, nada bicaranya membuktikan akan hal itu.
Komunikasi terputus saat Mr. Schneider melepaskan batu biru yang menyala itu, bahkan pendaran cahayanya memudar setelah batu terlepas dari kening.
Mr. Schneider membuka mata lalu memandang ke arah gorden. Semua perlahan terbuka lagi dengan sendirinya. Ia menghela napas.
Baru saja komunikasi terputus, tak selang beberapa menit kemudian, suara sepatu hak berbenturan dengan lantai berbunyi, suara itu terdengar seperti langkah-langkah kaki yang tergesa. Mr. Schneider sudah menduga siapa pemilik suara langkah kaki tersebut, jelas dia adalah orang yang menempati ruangan tersebut, sang wakil kepala sekolah.
Tak lama kemudian, Caitlin masuk ke dalam ruangannya, ia memandang sosok pria yang dikenalnya berada di dalam ruang kerja miliknya. Ekspresinya tampak sangat khawatir dan seperti sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuknya.
“Belverick, akhirnya kau datang, apa yang terjadi pada anak-anakku?” tanya wanita itu sambil menutup pintu lalu tatapannya terarah pada pria itu.
“Kita bisa bicarakan baik-baik, duduk dulu, Caitlin. Kau tampak lelah.” Mr. Schneider berbicara pelan-pelan ketika meminta wanita itu untuk tak tegang. “Caitlin, kau tidak akan percaya hal ini, tapi aku harus menceritakan semuanya dari awal agar lebih jelas.”
“Aku oke, bagaimana dengan Bevrlyne dan Velgard?” tanyanya langsung pada anak-anaknya. Terakhir kali ia meninggalkan mereka, keduanya masih terlibat dalam masalah, ia tak mau jika ada masalah lain yang menimpa mereka. Bagaimana mungkin Caitlin tidak merasa khawatir dengan keadaan mereka? Ia benar-benar tidak habis pikir dengan perubahan tingkah laku anak-anaknya yang sedemikian rupa.
Yang paling Caitlin takutkan adalah kedua anaknya itu mulai mengonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman keras yang tidak sesuai dengan usia mereka. Semua orang tahu bahwa obat-obatan bisa mengubah karakter dan kepribadian seseorang yang menggunakan atau mengonsumsi nya.