Sudah Satu Minggu

1787 Words
Sudah beberapa hari lamanya Bevrlyne sakit, padahal awalnya ia ingin bersandiwara pada ibu mereka pura-pura sakit, tapi dikarenakan kejadian itu mendadak kondisi Bevrlyne menjadi semakin turun dan memburuk sehingga ia sakit sungguhan selama beberapa hari. Pada hari kedua dan hari ketiga setelah Bevrlyne sakit, Velgard tidak melakukan apa-apa, hanya belajar dan latihan saja bersama tim footballnya. Selama itu juga tidak ada kejadian aneh yang terjadi di sekolah. Perbuatan yang dirinya dan Bevrlyne lakukan seolah sudah dilupakan begitu saja, keadaan Morgana High School tampak seperti hari-hari biasanya. Bevrlyne marah pada Velgard ketika malam itu di kamar, pasalnya Bevrlyne merasa bahwa berdiam diri dan menunggu pengguna kekuatan itu terlalu lama, apalagi ia mulai mengalami mimpi lain, lebih tepatnya mimpi yang bertambah lengkap dan bertambah banyak. Bukan hanya memimpikan soal kota yang dibombardir saja, kali ini ia mulai melihat orang-orang yang menjadi korban hancurnya kota, bahkan melihat monster-monster yang serupa dengan monster yang terkahir kali menyerangnya. Velgard dibuat pusing lagi karena Bevrlyne malah kembali mengalami gangguan tidur. Untuk masalah pengguna kekuatan, Velgard berusaha menjelaskan bahwa mereka tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu dengan sabar. Karena ia selalu yakin bahwa pengguna kekuatan itulah yang akan mencari mereka, bukan sebaliknya. Bevrlyne menyerah menyuruh Velgard melakukan pencarian, ia berusaha lebih sabar lagi. Tapi nyatanya mimpi yang ia alami malah terulang lagi dan lagi membuat ia tidak bisa tidur saat malam hari, tentu saja Velgard yang ikut bangun jadi tak bisa tidur juga. Hasilnya adalah, hari keempat sampai hari keenam, Velgard menghabiskan waktu tambahan untuk tidur setelah pelajaran usai, lebih tepatnya setelah latihan football. Bevrlyne sendiri belum tampak memperlihatkan adanya perubahan atau peningkatan. Caitlin sudah beberapa kali membujuk putrinya itu untuk mau dibawa ke rumah sakit saja. Tentu Bevrlyne masih menolak keras, Velgard juga membantunya dengan mengatakan bahwa penyakit yang Bevrlyne derita hanya demam, dokter tidak bisa melakukan apa-apa selain memberi resep obat yang harus dibeli. Apa bedanya dengan obat yang mereka sediakan? Velgard memang merawat dan memperlakukan adiknya itu dengan baik. Setiap harinya Velgard akan membawakan sarapan pada Bevrlyne sebelum ia berangkat sekolah, tentu saja ia tidak akan melewatkan lelucon untuk memghibur adiknya yang sudah terlalu lama berada di kamar tanpa tahu keadaan di luar seperti apa. Ada hal yang aneh terjadi selama enam hari berlalu. Selain Velgard yang menjalani kehidupannya seperti biasa meski tanpa kehadiran Bevrlyne, hal yang tidak pernah terjadi adalah kekuatannya yang seharusnya muncul malah tidak menampakkan diri. Kekuatan itu seolah berhibernasi setelah apa yang dilakukan olehnya dengan Bevrlyne seminggu lalu ketika dini hari. Sejak mereka melihat keadaan sebuah kota yang Indah itu, entah Bevrlyne maupun Velgard tidak pernah mengalami keluarnya kekuatan secara tak sengaja di mana memang kekuatan itu datang dengan sendirinya. Jangankan mengalami kejadian di mana kekuatan itu kembali datang, Bevrlyne dan Velgard bahkan sama sekali tidak bisa merasakan adanya kekuatan pada tubuh mereka. Velgard merasa bersyukur karena kekuatan itu tidak muncul seeenaknya lagi. Meski ia merasa lega, ada juga kebingungan yang dirasakan, pasalnya sebelum kejadian itu, mereka hampir setiap hari mendapat kekuatan baru yang selalu muncul dengan sendirinya. Hari ini sudah hari ketujuh bagi Velgard untuk berangkat sekolah sendirian. Dan ini adalah hari pertandingan football yang minggu lalu sempat diundur. Saat ini jam memunjukkan jam empat pagi, Velgard dan Bevrlyne sendiri tidak tertidur akibat mimpi menyebalkan yang mengganggu. Anehnya, mimpi yang Bevrlyne alami hanya terjadi ketika malam hari saja, sementara ketika Bevrlyne tidur siang, tidak ada mimpi aneh yang dirinya rasakan sama sekali. Bevrlyne sudah bercerita soal ini sehingga ia akan terus mengobrol sepanjang malam dengan Velgard untuk mengusir rasa kantuk, meski nyatanya usaha itu tetap gagal dikarenakan setelah melawati tengah malam, keduanya tetap mengantuk dan akhirnya langsung tertidur. Velgard sudah tidak mengantuk lagi, ia mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk pertandingan hari ini. “Kau masih belum merasa lebih baik? Hari ini adalah pertandinganku, seharusnya kau ada di sana untuk menontonku.” Velgard bertolak pinggang di hadapan ranjang di mana Bevrlyne masih terbujur. Bevrlyne angkat bahu. Ia sendiri merasa bahwa kondisinya tidak memiliki suatu kemajuan yang diharapkan. “Yah, aku merasa kondisiku tidak berangsur lebih baik dari sebelumnya. Maaf aku tidak bisa datang.” Ia membalas mengatakan secara jujur tentang bagaimana keadaannya saat ini. Velgard menggelengkan kepala lemah, tentu ia agak kecewa dan sedih dikarenakan kondisi adiknya yang seperti itu. Tapi apa yang bisa dirinya lakukan? Kesembuhan Bevrlyne bukan sesuatu yang bisa dirinya usahakan. Terlebih, selama beberapa hari ini, tidak ada kekuatan yang tiba-tiba muncul seperti seminggu yang lalu, apalagi kekuatan yang bisa menyembuhkan Bevrlyne di mana itu sangat Velgard harapkan. “Aku tak mengerti, bagaimana bisa kejadian itu membuat tubuhmu menjadi seburuk ini.” Velgard tiba-tiba bergumam seperti kembali mengingat kejadian kala itu. “Aku juga tak tahu.” Bevrlyne menimpali. “Dari pada banyak mengoceh, sebaiknya kau segera pergi sana, kau bisa terlambat!” Ia langsung mengusir Velgard karena ia merasa tidak memerlukan kakaknya itu berada lebih lama lagi di sana. “Bahkan langit belum terang.” Velgard menyanggah, ia secara tak langsung mengatakan bahwa dirinya mustahil terlambat, hari masih terlalu pagi dan ia masih memiliki lebih dari cukup waktu. “Maka dari itu mandi sana. Kau harus bergegas!” Bevrlyne kembali mengusirnya. Melihat bahwa adiknya seperti sedang ingin sendirian, maka Velgard menyerah, ia lebih baik meninggalkan kamar. “Ya sudah, aku akan membawa sarapan untukmu.” Sambil mengatakan itu, ia berjalan meninggalkan kamar. **** Velgard sudah berangkat sekolah, sementara Caitlin yang sudah menyelesaikan sarapannya segera pergi menuju kamar di mana Bevrlyne berada. Setiap hari ia datang sebelum berangkat sekolah. Tujuannya adalah untuk memeriksa sejauh mana perkembangan kesehatan putrinya itu. Selain memeriksa kondisi Bevrlyne, Caitlin juga memeriksa apakah Bevrlyne dirawat dengan baik oleh Velgard atau tidak, apakah makanannya dihabiskan atau tidak, dan yang terpenting adalah apakah Bevrlyne sudah meminum obatnya atau belum. Hari ini setelah memeriksa semuanya, Caitlin mengambil alat makan yang sudah tidak ada isinya. Entah piring atau gelas. “Kau mau ke toilet dulu? Aku akan membantumu.” Caitlin menawarkan. Bevrlyne memang hanya menderita demam saja, tapi nyatanya itu tidak seringan seperti yang terdengar. Bevrlyne memiliki masalah ketika ia mau turun dari ranjang, ia perlu bantuan apabila memerlukan apa-apa, salah satunya adalah pergi ke toilet. Bevrlyne tersenyum lalu menggeleng pelan. “Aku sudah ke toilet tadi, Velgard membantuku.” “Kalau begitu aku akan pergi. Sebaiknya kau jangan banyak bergerak, jangan memaksakan diri.” Caitlin berpesan, Bevrlyne mengangguk sambil tersenyum. Saat Caitlin hendak berjalan meninggalkan kamar, tiba-tiba saja Bevrlyne memiliki keinginan untuk pergi dari sana, maka dari itu ia segera meminta izin.“Mom, bolehkah aku pergi ke sekolah?” Caitlin menghentikan langkah lalu menoleh pada Bevrlyne. “Tentu, setelah kondisimu sudah jauh lebih baik. Untuk sekarang aku melarang keras kau meninggalkan kamar, suhu tubuhmu masih tinggi.” “Tapi hari ini Velgard bertanding, aku harus menontonnya agar dia bisa lebih semangat.” Bevrlyne langsung mengutarakan alasan utama mengapa ia ingin pergi hari ini. Caitlin akhirnya berbalik badan agar bisa bertatap muka dengan Bevrlyne. Caitlin tak menyangka akan alasan ini, sepertinya putrinya ini begitu memedulikan saudaranya, ia sampai memaksakan diri harus ada di bangku penonton untuk mendukung Velgard saat bertanding. Caitlin tahu bahwa pertandingan football hari ini sangat penting bagi Velgard, maka dari itu ia butuh dukungan dari orang-orang dekatnya. Sampai detik ini, Velgard tidak memiliki pacar, teman dekatnya bermain bersama sebagai anggota tim. Hanya ada dirinya sebagai ibu dan Bevrlyne yang merupakan saudarinya saja tersisa, pastinya Bevrlyne juga memikirkan hal itu sehingga ia memilih memaksakan diri untuk pergi. Ekspresi wajah Caitlin menghangat, ia menaruh kembali alat makan yang hendak ia bawa lalu kembali duduk di samping ranjang. Ia membelai putrinya sambil tersenyum. “Sayang, aku tahu bahwa kau ingin mendukungnya, pertandingan ini sangat penting baginya, tapi kau juga tak boleh memaksakan diri.” “Tapi aku masih bisa ....” Caitlin langsung menggeleng. “Tidak boleh. Aku akan mengatakannya bahwa kau menonton melalui kamera, itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya semangat daripada kau memaksakan pergi.” “Tapi itu berbeda. Aku harus melihatnya secara langsung.” Bevrlyne masih bersikukuh ingin menonton. “Sayang, mengertilah, ini demi dirimu juga. Aku sebenarnya tidak ingin mengekang dirimu.” Caitlin membalas, ia berusaha memberi pengertian pada putrinya. “Huh.” Bevrlyne cemberut, ia tidak senang mendengar perkataan itu, sayang sekali apa yang ibunya katakan itu adalah kebenarannya, ia tidak boleh memaksakan diri. Caitlin mengecup pipi Bevrlyne. “Kau hanya perlu sembuh, saudaramu akan mengerti. Dia akan tetap bertanding sekuat tenaga.” “Aku tahu. Dia memang seperti itu.” Bevrlyne menjawab agak ketus. Merasa putrinya bisa diyakinkan, Caitlin kembali berdiri sambil membawa alat makan yang sebelumnya ia taruh. Baru saja Caitlin hendak pergi, tiba-tiba saja ia menerima panggilan dari telepon rumah, suaranya terdengar cukup jelas sampai ke kamar ini. “Ada yang menelepon rumah, aku harus mengangkatnya.” Bevrlyne hanya mengangguk sebagai tanda bahwa ia mempersilakan ibunya pergi. Caitlin segera berjalan meninggalkan kamar. Setelah kepergian Caitlin, Bevrlyne merasa kesal karena demamnya belum juga mengalami perkembangan, ia masih sama seperti hari pertama jatuh demam. Ia tidak mungkin nekat lalu pergi menuju sekolah sendirian, kepalanya akan terasa sakit dan terasa pusing luar biasa ketika ka berusaha bergerak, itu akan benar-benar menyiksa dirinya. Terlebih tubuhnya yang lemah butuh seseorang untuk menahannya. Tak berselang lama, Caitlin kembali ke kamar. Bevrlyne menatap ibunya agak bingung. “Ada apa? Apa ada yang ingin kau katakan lagi?” tanya Bevrlyne heran. “Sepertinya kau memang harus pergi ke sekolah.” Caitlin tiba-tiba mengatakan itu membuat Bevrlyne agak bingung. Kenapa bisa ibunya berubah pikiran setelah menerima telepon? Ini aneh. “Eh?” “Belverick mengatakan bahwa dia tahu cara menghilangkan demam yang kau alami dia sudah membawa dokter yang berpengalaman untuk membantumu.” Caitlin langsung memberi alasan mengapa ia berubah pikiran dengan memutuskan akan membawa Bevrlyne ke sekolah. Perlu diketahui, Belverick adalah nama dari kepala sekolah Morgana High School yang juga merupakan teman Caitlin, maka dari itu Caitlin jarang memanggil Kepala sekolah dengan panggilan kehormatan, seringnya memanggil dengan nama sapaannya. “Kenapa aku harus pergi? Bukannya lebih baik dokter itu saja yang datang ke rumah?” tanya Bevrlyne yang merasa heran dengan apa yang ibunya katakan. Ia berpikir kalau lebih baik dan lebih umum apabila seorang dokter yang akan mendatangi pasien ke rumah “Dia tidak menjelaskan lebih detail, tapi katanya dia memang ingin berbicara dengan kita sambil mengurus demam yang kau derita. Dokter ini juga ingin secepatnya bertemu denganmu dan Velgard.” Caitlin lanjut memberi tahu apa yang sebelumnya dibahas. “Katanya mereka akan menjelaskan semuanya ketika kita sudah ada di sekolah.” “Ini membingungkan.” Bevrlyne berumam. “Apalagi aku, pokonya kita bergegas karena ini sudah jam sibuk, aku bisa datang terlambat.” “Aku pergi.” Meski ia masih agak heran dan bingung dengan apa yang kepala sekolah inginkan, tapi dikarenakan ia memang sangat ingin pergi ke sekolah, maka ini bisa menjadi kesempatan yang bagus untuknya bisa berangkat. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD