Langit sore tampak berwarna tembaga muda, seolah matahari yang hampir tenggelam sedang mencair menjadi cairan emas yang menetes pelan di cakrawala. Cahaya lembut itu menyelimuti halaman belakang rumah Josephine, menciptakan garis-garis bayangan panjang yang menari di antara batang pohon dan permukaan tanah yang ditutupi rumput hijau. Suara burung kecil sesekali terdengar, lalu menghilang ketika angin datang, mengayunkan dedaunan seperti bisikan halus. Di bawah pohon besar yang sudah ada sejak dua generasi sebelum Josephine lahir, Elizah duduk bersila. Wajahnya cemberut, kedua pipinya mengembung seperti roti kukus panas, membuat Tony dan Tanya yang duduk tak jauh darinya berusaha keras menahan tawa. Cahaya tembaga sore memantul di rambut mereka yang bergerak ringan tertiup angin. "Sudah k

