He who loses money, loses much; He who loses a friend, loses much more; He who loses faith, loses all. — Eleanor Roosevelt. Matanya menatap nanar gedung perkantoran yang menjulang tinggi di depannya lewat jendela kaca. Tangannya memegang erat roda kemudi menuju tempat parkir. Mulutnya menghembuskan napas kasar dan meraih kacamata hitam dari atas dashboard, kemudian melangkah keluar dari mobil dengan percaya diri. Tangannya menenteng sebuah tas kulit, diiringi tatapan awas dua orang petugas yang diutus oleh pihak bank untuk memastikan keamanannya terjamin sampai di tempat tujuan. “Permisi,” sapa Lio pada resepsionis di lantai dasar. “Saya mau bertemu Bapak Hendrick.” Dalam hati ia bergidik jijik harus memanggil Hendrick dengan sebutan Bapak. Kalau bukan demi menjaga agar orang-orang ti

