Bulan demi bulan berlalu semenjak liburan di Eropa. Usaha yang dirintis Alfaraz berkembang pesat. Semakin hari ia semakin sibuk. Sampai-sampai, kenangan berkesan di benua biru itu terlupakan, atau lebih tepatnya tersepelekan. Al kembali ke rutinitasnya bekerja sebagai arsitek. Berjuang dari tender ke tender, berkutat dari gambar ke gambar, maket ke maket dan proyek ke proyek. Sampai saat ini, ia masih menunggu kepastian kabar dari Jean setelah berjibaku seminggu penuh mencari jejak pria itu di Jerman, dan ia malah menemukannya di sudut kota Dublin. Hanya Jean satu-satunya saksi kunci bagaimana ia berjuang mencari keberadaan si gadis Siprus. Itupun, ia harus menebalkan telinga menerima ejekan sadis dari Jean yang menuduhnya gagal move on. Ah, andai saja Jean tahu. Kadang-kadang, terber

