Keributan Dibalik Keributan

748 Words
Dipaksa Jadi TKW Part.2 #Keributan_Dibalik_Keributan Suamiku ini, lancang sekali dia menggambil keputusan tanpa tanya pendapatku. Jahaaaatttt.....kamu jahat mas....rutuku dalam hati. "Berkas nya sudah di siapkan gas? "Belum mas, apa saja ya berkasnya? "Nanti aku sms aja ya gas. "Iya ,iya mas. "Kalau gitu aku permisi dulu gas ,masih ada urusan. "Iya mas Guntur terimakasih. "Assalamualaikum... "Waalaikumussalam... Mas Bagas menghampiri ku di kamar,dia memanggil ku tapi tak ku sahuti panggilan nya aku malas menghargai orang yang tidak pernah menghargai ku. "Esiihhhh....di panggil suami bukanya nyaut malah diem aja mana rasa hormat mu kepada suami? "Hormat? apa mas pernah mengormati ku selama ini? bahkan menganggap ku pun tak pernah, seolah aku tak pernah ada mas! " Ga usah mulai lagi deh,kamu nurut aja kenapa susah banget sih? "Apa yang tidak pernah ku turuti untuk mu mas? Semua kehendak mu selalu ku turuti tapi bagaimana dengan mas? pernah kah kau menuruti keinginan ku mas? Bertanya apa yang ku inginkan pun tidak!! "Kamu egois mas...egoiisss..! Plaa... "Assalamualaikum... "Waalaikumussalam... Nyaris saja tangan panas itu menyambar pipiku lagi, beruntung ada yang datang mengucap salam, sehingga tangan itu hanya mengambang di udara. Meri pulang rupanya.... "Apalagi sih nih ribut-ribut? pulang ke rumah yang ada hanya keributan,kayak Tom Jerry cakar-cakaran terus (gerutu Meri) "Kamu ga usah ikut campur mer,bocah ingusan tau apa (bentak suami ku) "Ganti baju mu terus makan mer. (kataku) "Meri sudah makan bakso mba,tadi di traktir temen. "Yaudah istirahat sana. "Gimana mau istirahat kalau rumah ada gempa gini. "Cukup Meri,kalau kamu ga betah di rumah maen lagi aja sana ,ga usah pulang sekalian ( bentak suami ku) "Oh...jadi mas Bagas mengusir ku? emang nya ini rumah mu mas? Ini rumah ayah ku kalau kau lupa ( bantah Meri) Ya , rumah yang kami tempati ini memang rumah ayah nya Meri dan Nina, bukan rumah mas Bagas, karena dia saudara seibu dengan kedua adiknya.Orang tua mereka yakni mertua ku, mereka merantau ke kota sehingga suami ku jadi kepala keluarga di rumah ini. Nina yang sedari tadi diam di kamar pun keluar karena terganggu. "Yaa Allah...kenapa rame banget sih....? Nina dan Meri memiliki sifat yang berbeda,Nina lembut sedangkan Meri agak meledak-ledak seperti suamiku.Dia berani melawan kakaknya sehingga jika mereka berdebat bisa di pastikan durasinya lama. Oee....oee ..oee... Lengkap sudah keriuhan rumah ini, bayi ku tidak bisa deep sleep...ku angkat bayi ku ke cek popoknya ternyata penuh.Ku ganti popok nya lalu ku beri ASI. Ku biarkan adik kakak yang sedang adu mulut itu biar mereka puas menumpahkan sampah di d**a mereka.Kunikmati waktuku bersama bayi mungil nan menggemaskan di gendongan ku ini,aku khawatir sewaktu-waktu aku jauh dari nya. Malam harinya.... "Esih,,, coba dengar kataku. Sleeeerrr... darah ku berdesir, mulai lagi mas Bagas. " Kamu dengar kan pa kata Meri tadi sore, dia bilang ini rumah ayah nya.itu artinya sewaktu waktu mereka bisa mengusir kita,mau kemana kita kalau diusir dari sini? "Kerumah orangtuaku mas ( jawabku) " Tidak mungkin sih, orang tuamu tidak menyukai ku. "Itu karena sikap mu sendiri mas. " Itu karena aku miskin sih! " Mas aku Mohon lihat lah bayi kita ini mas,apa mas tega memisahkan kami mas?( Isak ku) " Bukan tega ga tega sih, tapi ini demi masa depan dia,demi masa depan kita! Suaranya Mulai meninggi " Mas bisa ke Jakarta lagi,bisa narik bajaj lagi,aku disini bisa buka warung kecil-kecilan akan ku pinjam modal dari orang tua ku. Pllaaaaakkkkk..... Lagi....pipiku di tampar nya,,,perih sekali tapi hatiku jauh lebih perih... ingin rasanya ku balas menamparnya tapi apalah daya ku. Ku benamkan wajahku di bantal untuk meredam tangisku, meski sangat ingin ku meraung-raung menumpahkan tangisku agar dadaku sedikit lega karena rasanya sesak,sangat sesak.... " Kamu mau aku merendahkan diri di depan keluarga mu haaah?? Aku tidak Sudi! " Tapi kenapa kamu Sudi meminta dariku mas? " Kamu itu istri ku sih,milikmu milik ku ,milik ku milik mu, kita harus berjuang bersama untuk masa depan kita (bentak nya) Suaranya menggelegar bak genderang mau perang.Tangisku makin pecah tapi dia tidak perduli. " Baik mas,aku mau pergi ke Saudi,tapi nanti ya tunggu Saheer genap setahun " Kalau umur segitu susah di tinggal, lebih baik sekarang dia belum faham apa-apa " Tapi aku ingin melihat nya bisa jalan dulu mas. "Sudah lah esih aku malas debat dengan mu. Braaaakkkkk.... Pintu kamar di banting dengan keras , untung Saheer tidak terbangun. Ku dengar suara mesin motor di panasi rupanya dia mau pergi.... Syukurlah, setidaknya aku bisa bernafas lega dari tadi nafas ku sesak Ku bangkit dari ranjang dan ku ambil minum di meja kamar,ku teguk pelan- pelan hingga tandas.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD