bc

The Perfect Women

book_age18+
7
FOLLOW
1K
READ
revenge
powerful
drama
tragedy
city
office/work place
small town
betrayal
weak to strong
tortured
like
intro-logo
Blurb

Kontes Menulis Innovel II - The Girl Power

Perjuangan seorang wanita yang melawan kerasnya kehidupan karna permasalahan yang bertubi-tubi datang menghampirinya.

Mulai dari diceraikan oleh suaminya sendiri dan juga dimanfaatkan dengan mengambil seluruh harta yang dimilikinya. Lalu, kedua orangtuanya yang tiba-tiba saja mengasingkan Erika di sebuah kota kecil.

Itu semua terjadi karna dirinya mengalami kecelakaan dan mengakibatkan salah satu kakinya menjadi lumpuh. Serta dengan wajahnya yang penuh goresan luka.

Mengapa mereka semua melakukan hal itu?? Apa karna Erika yang sudah tidak cantik dan cacat. Bukankah dulu mereka sangat mengelu-elukan dirinya.

Apalagi orangtuanya yang selalu saja mengatur kehidupan Erika sampai-sampai ia meninggalkan Edgar, kekasihnya. Hanya untuk menikah dengan lelaki biadap.

chap-preview
Free preview
01. DICERAIKAN
"Aku ceraikan kamu sekarang juga!!!!" Suara yang keras lantang dan menggema di seluruh ruangan. Dengan raut wajah yang memerah. Kedua bola matanya melotot lebar serta dengan dadanya yang kembang kempis. Erika yang mendengar hal itu, terkejut bukan main. Air matanya berjatuhan secara berlomba-lomba membasahi kedua pipinya. "Mas. Kamu apa-apaan sih!!!" melirihkan kalimat akhirnya. Dengan kepala yang ikut tertunduk. Tubuhnya melemas. Dadanya yang sesak dipenuhi oleh udara. Dan Isak tangis yang semakin menggebu. Lalu Erika mengangkat kepalanya secara perlahan. Menatap manik mata yang memang bergelimang sedikit di air matanya juga. "Kamu tadi bilang apa??!" tanyanya untuk memastikan bahwa telinganya ini tidak salah mendengar. "Aku ceraikan kamu sekarang juga." Mengulanginya dengan mengenakan semua kalimatnya. Membuat dadanya semakin sakit seperti dihujami jarum-jarum besar. "Kenapa?? Kenapa kamu ceraikan aku??" Mengigit bibir bawahnya secara kuat-kuat. "Bukankah dulu ini yang kamu mau?" Menaikkan salah satu alisnya. Dan Erika membulatkan kedua bola matanya lebar. "Hah!" Menghela napasnya. "Apa itu semua masih berlaku. Setelah kita berdua saling mencintai satu sama lain?" "Cinta?" ucapnya dengan melangkahkan kakinya ke arah Erika yang sedang terduduk di kursi roda. Baru saja ia pulang dari rumah sakit. Dan tanpa ada angin dan hujan badai. Suaminya mendadak menceraikannya begitu saja. Dan Erika sendiri tidak tahu apa alasan suaminya ini bisa berkata seperti itu. "Sejak kapan aku pernah cinta sama kamu?" Dahi Erika mengerut menatapnya secara lamat. "Kamu ngomong apa sih??!" "Waktu kita dijodohin dulu sama orangtuamu yang super posesif itu. Aku gak pernah sama sekali cinta sama kamu." "Dan.... Aku menikahimu itu karna....." Menggantungkan kalimatnya dengan tangan yang tiba-tiba saja meraih rahang Erika dan diangkatnya tinggi-tinggi. Erika terkejut ketika mendapatkan perlakuan mendadak yang dilakukan oleh Andre. Dan ia langsung saja berontak. "Lepas!!! Lepasin gak!!" Berusaha untuk melepaskan tangan Andre yang mencengkram rahangnya. Tetapi itu tidak berhasil. Apalagi kekuatannya yang cukup besar. Dan itu malah membuat rahang dirinya sendiri semakin sakit. "Kenapa berhenti?" tanyanya dengan menyunggingkan sudut bibir kanannya. "Andre, please.... Kamu mau ngapain?" Nada yang sedikit bergetar. Dan jujur Erika takut melihat raut wajahnya yang tiba-tiba saja berubah menjadi sangat menyeramkan menurutnya. "Aku gak akan ngapain-ngapain sayang. Hanya ingin kasih tahu kamu satu hal saja." "Ya! Tapi jangan seperti ini. Sak-" Erika memberhentikan ucapannya. Ketika Andre malah menekannya kembali. "Kenapa? Kalau seperti ini? Kamu takut?" Menurunkan badannya agar sejajar dengan wajah Erika. Dengan cepat Erika menganggukkan kepalanya. "Please.... Ku mohon. Kita bicarakan baik-baik." Wajah yang memelas. "Kenapa kamu tiba-tiba ceraikan aku tadi. Kamu tahu gak. Aku baru saja pulang dari rumah sakit." Merendahkan suaranya. Karna siapa tahu Andre mau menuruti permintaannya tadi. "Tapi ada syaratnya." jawabnya yang masih saja belum melepaskan cengkramannya itu. Awalnya Erika bingung. Mengapa Andre berkata seperti itu. Tetapi sudahlah yang terpenting Andre nanti tidak macam-macam dengannya. "Apa. Apa syaratnya." Mendadak Andre tersenyum tipis. Erika tidak tahu apa arti senyum tersebut. Dan entah kenapa perasaannya tiba-tiba menjadi tidak enak. Ia juga yakin ada maksudnya pasti. "Kamu nanti hanya perlu tanda tangan surat perceraian kita saja." Alis Erika berkerut. Menatapnya secara lekat dan juga berpikir. Ia juga tak lupa mencari cela dari gerak-gerik yang Andre. Siapa tahu saja ia bisa menebaknya terlebih dahulu sebelum terjerumus ke lubang yang salah. Lalu, Andre melepaskan cengkramannya dan ia langsung saja membalikkan badannya melangkah pergi ke arah kamar. "Sebenarnya dia maunya apa sih? Kenapa tingkahnya aneh banget hari ini." Melirikkan matanya sebelum Erika menjalankan kursi rodanya untuk mendekat ke arah sofa. "Terus lagi. Kenapa coba dia gak ke rumah sakit sama sekali. Untuk jenguk atau jemput aku sekarang ini." "Mama, Papa juga. Gak ada yang datang ke sana. Mereka sibuk banget perasan." "Sampai-sampai anaknya kecelakaan aja gak ada yang khawatir." gerutunya raut wajah yang kesal. Ia kira, setidaknya mereka tidak menjemputnya di rumah sakit. Di rumah ini akan ramai penuh dengan kejutan untuk menyambut dan juga memberikan semangatnya. Apalagi tahu salah satu kakinya ini lumpuh dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Awalnya Erika sangat shock sekali. Mendapatkan kabar buruk seperti itu. Dan baru saja dirinya terbangun dari koma, sudah langsung diberikan kenyataan pahit yang memang harus diterimanya dengan lapang d**a. Tetapi tidak semudah itu. Dan Erika masih sampai sekarang. Belum bisa untuk menerimanya. Jika saja ada dukungan yang kuat dari kedua orangtuanya. Atau juga suaminya sendiri. Sudah pasti Erika bisa untuk menerimanya dan juga menjalankannya nanti. Tetapi ini apa. Mereka semua malah tidak peduli. Dan Erika sendiri bingung dengan kedua orangtuanya yang malah tidak khawatir kepadanya. Padahal, biasanya orangtuanya ini yang paling cemas jika dirinya apa masalah hal apapun. Tetapi sekarang??? Masih jadi pertanyaan besar di benaknya. Dan bukan hanya itu saja yang jadi pertanyaan. Untuk sekarang ini juga Erika masih belum mengerti apa maksud suaminya yang menceraikannya. Tiba-tiba saja Erika jadi kepikiran dengan ucapan Andre barusan yang kayanya tidak pernah mencintainya. Lalu, apa arti dari hubungannya ini yang sudah berjalan hingga satu tahun lebih bersamanya. Dan juga seluruh kenangan serta permalasahan yang ada sebelumnya pernah dilewati bersama. Bukannya juga, perjanjian itu sudah dimusnahkan ketika baru saja pernikahannya berjalan dua bulan. Itu pun Andre sendiri yang memutuskan perjanjian tersebut. Dan mau berusaha untuk menerima permintaan orangtuanya. Lalu sekarang?? Mengapa dia bisa berkata seenaknya begitu saja. Erika tidak terima. Karna memang ia juga sudah mulai mencintainya seiring berjalannya waktu. "Tanda tangan." Menaruh amplop coklat dan pulpennya di atas meja secara kasar. Erika langsung saja mendelik. "Kenapa malah liatin kaya gitu??" Menajamkan penglihatannya. "Jelasin dulu kenapa kamu tiba-tiba menceraikan aku kaya gini." "Tanda tangan dulu." Menyodorkan amplopnya ke arah Erika. "Gak. Gak mau. Kamu harus jelasin dulu." "Aku cinta sama kamu. Dan aku gak mau kita berpisah." Menggelengkan kepalanya dengan meraih tangan Andre juga. "Kamu tahukan kondisi aku sekarang lagi begini. Dan seharusnya kamu sebagai suami itu. Support aku." "Bukan malah ninggalin aku kaya!!" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku butuh kamu. Aku butuh kamu sayang...." "Tolong. Tolong jangan lakuin hal ini. Memangnya salah aku apa?" "Aku punya salah apa sama kamu? Aku minta maaf. Aku minta maaf sebesar-besarnya." Erika memohon. Dan ini benar-benar tulus dari hatinya. Karna memang ia butuh sosok pendamping kedepannya dengan kondisi yang seperti ini. "Kalau aku masih belum jadi istri yang baik untuk kamu. Istri yang sempurna." "Istri...." Menggantungkan kalimatnya. Dengan kepala yang menunduk. Ketika tahu keinginan Andre masih saja belum terpenuhi sampai sekarang. Dan ia juga sudah berusaha sekuat tenaga mungkin. Tetapi apa jadinya jika memang Tuhan belum berkehendak. "Istri yang sempurna. Karna...." "Karna..... Masih belum bisa kasih kamu keturunan juga." Melirihkan kalimatnya yang diikuti dengan linangan air mata. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.8K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.5K
bc

Pesona Mantan Istri Presdir

read
14.3K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.6K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.8K
bc

KUBELI KESOMBONGAN IPARKU

read
46.2K
bc

Pengganti

read
301.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook