50. Udara dingin yang Membakar (21+)

1230 Words

Hujan sudah reda sejak dari 30 menit yang lalu setelah sebelumnya sempat turun deras membasahi bumi. Tapi bahkan Emily masih saja berdiam diri di bangku taman yang masih setia ia duduki. Matanya menatap nanar di tengah pikirannya yang berkecamuk. Tidak peduli malam semakin larut, yang jelas Emily masih saja membanjiri kedua belah pipinya oleh air mata yang tak henti bercucuran. Kenyataan tentang Amira yang adalah kekasih dari pria yang ia cintai rupanya masih menyiksa relung hatinya. Seakan tidak bisa dihilangkan begitu saja, hatinya teramat sakit ia rasa. Pertanyaan masih sama, Kenapa harus Amira yang menjadi kekasih Raga? Kenapa bukan wanita lain saja agar Emily tidak merasa sesak seperti ini. "Kalo aja cewek lain dan bukan Amira yang menjadi kekasihnya, mungkin rasanya gak akan sepe

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD