Part 6

1123 Words
Setelah percekcokan nya tadi, Fanya pun kembali duduk di bangku nya. "Ciee, kayanya lagi ada yang pdkt an nih." Ucap Nada pada Fanya. "Gila." Balas Fanya. "Terus kenapa lo bisa disamperin Ka Devan? Padahal lo kan anak baru." Tanya Nada menyelidik.  Fanya hanya diam tidak menggubris pertanyaan Nada. "Btw, tadi ka Devan ngomong apa aja ke lo?" Tanya Nada penasaran. "Pasti minta id line lo ya?" "Atau ngajak pulang bareng?" Tanya Nada tiada henti. Fanya menatap Nada kesal "Lo nanya ke siapa?"  "Ke setan. Ya ke lo lah." Balas Nada kesal. "Biasa aja, gausah ngegas."  "Jawab pertanyaan gue tadi." Pinta Nada. "Gimana gue mau jawab, dari tadi lo nyerocos aja"  Dengan tampang tak berdosa Nada terkekeh "Iyadeh maaf, yaudah pliss ceritain ke gue tadi ka Devan ngomong apa aja ke lo?" Pinta Nada lagi. Flasback part 5 "Gitu Nad cerita nya." Jelas Fanya panjang lebar. Mendengar cerita tadi, Nada hanya ber oh dan mengangguk-anggukan kepalanya saja. "Nada, kok lo cuma ngangguk-ngangguk doang? Nyesel gue cerita sama lo." Ucap Fanya kesal sembari memalingkan wajahnya. Nada mulai membuka suaranya. "Mmm... lo ngerasa ga si ini tuh kaya trik nya ka Devan aja buat deketin lo?" Ucap Nada serius. "Gue gatau, dan gue gamau tau. Yang terpenting sekarang itu jaket bisa gue dapetin." "Fanya, coba lo pikirin dulu deh ucapan gue yang tadi." Saran Nada lagi. "Tuh kan, bukannya ngebantu malah bikin gue pusing." ucap Fanya mendengus kesal. "Iya iyaa, tadi gue cuma bercanda" "Terus sekarang lo mau nyari jaket yang sama persis kaya jaket nya ka Devan?" Tanya Nada. "Yagitu, plis bantu gue ya?" Pinta Fanya memelas, sembari menggenggam kedua tangan Nada. "Lo tenang aja gue pasti bantu lo, pulang sekolah ini kita ubek semua mall di Jakarta, kalo perlu setiap pasar kita datengin buat nyari jaket nya ka Devan." Balasnya dengan suara berani. Fanya terkekeh, padahal Nada adalah teman yag baru ia kenal, tapi rasanya sudah seperti sahabat saja yang bisa membuat dirinya tersenyum kembali. "Makasih Nad." Ucapnya sembari memeluk Nada. "Udah-udah jangan meluk gue mulu, nanti disangka lesbian lagi. Terus nanti gaada yang mau sama gue." ucap Nada menyudahi pelukan Fanya, yang dibalas dengan cubitan kecil yang diberikan oleh Fanya. Jam pelajaran pun berakhir. "Fanya, lo sekarang naik mobil gue aja ya." Pinta Nada. "Iya iya" Balas nya. Mereka berdua pun berjalan menuju parkiran, dan langsung menaiki mobil  berwarna putih dengan plat mobil leter B. Nada pun langsung menancapkan gas mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi agar dapat sampai menuju rumah Fanya. Sesampainya di rumah yang cukup besar dan mewah, Fanya dan Nada langsung memasuki rumah itu dan bergegas menaiki anak tangga untuk ke kamar Fanya. "Fanya, coba gue liat jaket ka Devan." Pinta Nada. "Bentar ya." Balas Fanya, sembari mencari jaket Devan di tempat cuciannya.  "Nih." Fanya menyodorkan jaket berwarna hitam itu kepada Nada. Nada mengambil jaket yang diberikan oleh Fanya tadi, kemudian mengamati nya dengan seksama. "Fanya, gue tau tempat yang ngejual jaket ini." Ucap Nada "Hah, lo serius Nad?" Tanyanya tak percaya. "Iya serius, sekarang kita berangkat." Ajak Nada "Kemana?" Tanyanya. "Central Park." Balas Nada. "Ayo" Balasnya semangat. Nada pun sesegera mungkin melajukan mobilnya agar ia sampai di Mall Central Park yang akan mereka datangi. Sesampainya ditempat tujuan, Nada dan Fanya berjalan mencari setiap toko yang menjual jaket lalu menghampiri toko tersebut untuk membeli jaket yang sama seperti jaket Devan. Namun apa yang di pikirkan tidak sesuai dengan harapan nya, karena sudah hampir 3 jam lebih mereka mencari tidak ada satupun toko yang menjual nya. Dengan alasan habis lah, tidak menjual jaket itu lah, sudah ada yang beli lah, dan alasan yang lainnya yang membuat Fanya kesal. "Fanya gue cape, laper pengen makan." Rengek Nada pada Fanya. Fanya tahu Nada sangat lelah karena dia harus ikut dengannya mencari jaket itu. Tapi mau bagaimana lagi, hanya Nada yang bisa mengerti keadaan dirinya sekarang. "Yaudah kita makan disitu aja ya." Ajak Fanya sambil menunjuk tempat makanan yang bertuliskan L&L Hawaiian Barbecue, karena sekarang mereka berada di lantai 3. Nada mengangguk tanda setuju. "Fanya lo mau pesen apa?" Tanya Nada sambil melihat-lihat daftar menu makanan yang ia pegang. "Samain aja kaya lo" balasnya. "Mbak, saya pesen ramen burgernya dua, sama matcha shaved ice nya juga dua ya." Pesan Nada pada waiters. "Baik, tunggu sebentar ya." Balas waiters itu dengan ramah. "Fanya, lo jangan ngelamun gitu dong?" Ucap Nada membuyarkan lamunan Fanya. "Ah, gue gak ngelamun ko." Balasnya berbohong. Nada tahu Fanya berbohong, tapi Nada berusaha untuk membuat Fanya tidak lagi melamunkan perihal jaket itu. "Fanya, lo tenang aja disini masih ada gue, jadi lo gausah khawatir." Ucap Nada menenangkan Fanya. "Mmm... Thanks ya." Balas Fanya sambil memperlihatkan deretan gigi putih nya. "Buat temen, apa si yang engga" goda Nada. Makanan pun akhirnya datang, mereka pun langsung memakan pesanannya dengan sangat lahap. "Mmm, delicious food." Kata Nada. "Ini enak banget tau Fanya, terakhir gue makan ini tuh pas kelas 9 semester terakhir." Cerocos Nada dengan mulut yang dipenuhi makanan. "Mendingan lo makan dulu deh, habis itu boleh deh lo ngomong kalo perlu teriak-teriakan di sini." Balasnya. Nada mendengus kesal, tapi ia tetap menikmati makanan nya dengan sangat lahap, mungkin saking capeknya Nada berjalan. 20 menit sudah mereka menghabiskan makanan nya. "Fan, kita mau nyari kemana lagi?" "Ini udah jam setengah tujuh Nad, nanti Lo dimarahin nyokap lo." Balas Fanya sambil melihat jam tangannya itu. "Nyokap bokap gue lagi gaada dirumah." "Oh, gimana kalo lo nginep di rumah gue aja?" Saran Fanya "Seriusan Lo?" Fanya mengangguk "Yaudah iya." Balas Nada setuju. Mereka pun melanjutkan perjalanan, untuk menyusuri mall di Jakarta yang menjual Jaket sama seperti Devan. Usaha mereka tidak membuahkan hasil yang di inginkan, sudah hampir jam 10 malam mereka tidak menemui jaket yang dimaksud tersebut. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang kerumah. ***** "Huft." mereka membuang napas kasarnya sembari membaringkan tubuhnya dia atas spring bed milik Fanya. "Gimana ini." Fanya mengacak rambutnya frustasi. Setelah itu, mereka berdua pun langsung melakukan aktivitas nya. Fanya yang sedang membersihkan tubuhnya di kamar mandi, dan Nada yang sedang mengganti baju nya. Tak terasa kini mereka sudah terbaring tidur dengan posisi bertolak belakang sambil sesekali mereka tarik menarik selimut yang mereka pakai itu. Kringggggggggg Fanya berusaha membuka matanya, karena jam alarm sudah membangun kannya. "Nad, bangun Nad sekolah." Ucap Fanya. Nada hanya membalas dengan anggukan saja. Fanya pun lalu turun dari tempat tidur nya yang menurutnya sangat nyaman untuk bersiap-siap sekolah. "Woii bangun woiiiii udh siang nih" teriak Fanya langsung dekat dengan telinga Nada. "Bangun, tuh liat jam" Ucap nya lagi. "Astaga, gue kesiangan." Ucap Nada kaget, ia pun buru-buru untuk bersiap-siap sekolah. "Cepetan, gue tinggalin tau rasa lo." Teriak Fanya sambil terkekeh. "Bacot." Sahut Nada.   ******* Setelah sampai di parkiran sekolah, Fanya dan Nada pun keluar dari mobilnya dan langsung berjalan menuju kelasnya. Tiba-tiba seseorang dengan penampilan rapi dan tampan menghampiri mereka berdua. "Gue mau ngomong sama lo." Ucap Devan pada Fanya. Mendengar itu, Nada merasa tersindir akhirnya Nada pun berjalan meninggalkan Devan dan Fanya berdua. Devan menggenggam tangan kanan Fanya dan membawa nya ke belakang taman sekolah nya itu. "Aww, lo bisa ga si gausah kasar sama cewek?" Fanya meringis sambil memegang tangannya. "Gimana, sekarang lo udah bisa dapetin jaket baru buat gue?" Tanya nya. Seketika itu, Fanya merasakan badannya sudah mulai melemas, rasanya kaki Fanya sudah tidak kokoh lagi untuk berdiri dengan tegak dan  sekarang dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang untuk menghadapi Devan. "Gue..." 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD