bc

Never Stay Never

book_age18+
336
FOLLOW
1K
READ
family
time-travel
fated
second chance
submissive
sweet
bxg
humorous
sisters
like
intro-logo
Blurb

Innovel Writing Contest-- The Big Name

#MaleLead

#MaleLeadContest

Kepergian Mega Paramita membuat Wildan jungkir balik mengejar cinta Mutiara. Gadis yang menerima donor kornea dari Mega.

Perjuangan Wildan tidak semudah yang dia bayangkan walaupun dia pria yang kaya, tampan, dan mapan. Mutiara adalah tipe wanita setia yang hanya hidup pada satu hati saja.

Wildan tentulah tidak menyerah begitu saja. Ada rahasia besar yang mengharuskan dirinya bisa bersanding dengan Mutiara. Sebuah rahasia yang akan dia pendam selamanya.

Dan ketika Mutiara mulai luluh, saat itu pula fakta besar yang Wildan simpan terbongkar. Menguar ke permukaan tanpa perduli bagaimana nanti di masa depan.

Lalu, akankah Mutiara tetap bertahan di saat fakta yang terungkap itu sangat menyakitkan?

chap-preview
Free preview
Prolog
Mutiara duduk tenang di atas ranjang rumah sakit. Dadanya berdegup kencang. Seorang dokter dengan perlahan membuka perban dan pelindung mata yang sudah satu minggu membungkus matanya. Dia baru saja melakukan operasi kornea mata seminggu yang lalu. Dan kini, tibalah hari di mana dia akan bisa melihat lagi. “Nah, sekarang coba pelan-pelan buka matanya, Nona Mutia,” ucap sang dokter dengan nada penuh pengharapan. Berharap operasi kornea mata yang dia membawa hasil yang tidak mengecewakan. Bulu mata lentik itu bergerak-gerak dan kelopak matanya seolah bersiap untuk terbuka lalu kemudian melihat dunia. Ada seorang suster yang setia berdiri di sisi dokter Bianca. Membantu sang dokter adalah tugasnya. “Pelan-pelan, jangan terlalu di paksakan agar otot-ototnya tidak menegang, Nona,” ucap Dokter Bianca lembut. Perlahan Mutiara membuka matanya. Dengan sangat pelan mengikuti interupsi Dokter Bianca. Bayangan ruangan yang mengabur samar-samar terlihat semakin nyata. Ruangan yang begitu terang dan elegan. Ada jendela kaca yang gordennya di sibak sampai ke ujung, membuat ruang rawat inap yang selama ini gelap gulita menjadi terang baginya. Mutia diam. Dia mengedarkan pandang. Melihat suster dan dokter yang berdiri di sisi ranjangnya. Lalu, mencoba melihat objek-objek lain yang di bisa tangkap oleh retina matanya. “Nona Mutia bisa melihat saya?” Sang dokter melambai di depan wajah Mutia. Gadis itu hanya diam mengedarkan pandang dengan tatapan kosong. Seolah tidak memberi respon berarti sejak kelopak matanya terbuka tadi. Tidak berteriak euforia atau reaksi bahagia pasien yang bisa melihat lagi. Dia sudah banyak menangani operasi tlanspalansi kornea. Tapi, reaksi Mutia jauh dari kata bahagia. Apakah kornea mata Mega tidak berfungsi dengan baik di sana? Batin sang Dokter. Beberapa saat kemudian, Mutia menatap Dokter Optalmologis tersebut. Dokter spesialis mata yang merawat dirinya sejak kebutaan 8 bulan lalu akibat terpercik kembang api. “Nona Mutia,” panggil Dokter Bianca sekali lagi. “Dokter Bi lebih cantik dari yang aku bayangkan,” jawab Mutia lalu tersenyum penuh haru. Dokter Bianca dan susternya menghela napas lega. Operasi kornea mata seminggu yang lalu mengalami sedikit kendala. Dan ternyata, kornea mata Mega yang tak lain adalah kakak kandung dari Mutia, bisa bekerja dengan baik di sana. “Syukurlah,” gumam Dokter Bi. “Sus, beri obat tetes mata untuk mengurangi rasa gatal,” titahnya pada sang suster yang segera di laksanakan. “Terima kasih, Dokter Bi,” ucap Mutia. “Sama-sama,” jawabnya dengan senyum tulus. Mutia tidak tahu harus bahagia atau sedih. Dia bisa melihat dunia tapi kehilangan kakaknya untuk selamanya. Hidup terkadang tidak selalu adil, memang! ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook