Semua yang Sedang Ada di Tangan

1570 Words
Keesokan harinya di Minggu pagi yang dingin dan gerimis, Jackie masih berkutat dengan pelajarannya. Tekadnya untuk cepat beradaptasi dengan kehidupan Leona Seymour memang tidak main-main. Hari ini Mr. Gaudin-lah yang berkunjung, yang akan melanjutkan tentang penjelasannya pekan lalu tentang ketentuan bisnis internasional mengingat penerbangan Seymour tak hanya penerbangan domestik tapi juga ke banyak negara lain. Mr. Gaudin juga menjelaskan hukum dan ketentuan yang mesti dipatuhi dalam perdagangan skala Eropa. “Peraturan perdagangan ini mungkin belum terlalu berguna bagimu saat ini,” kata Mr. Gaudin di tengah-tengah pembelajaran, “Tapi ini adalah dasar yang patut diketahui oleh pengusaha manapun. Siapa tahu suatu saat nanti kau akan mengakuisisi usaha luar dan harus berhadapan dengan perdagangan wilayah Eropa bahkan internasional. Yah, meskipun sekarang sudah diterapkan Europe free trade area –wilayah perdagangan bebas Eropa, dimana tak ada pajak tambahan atau biaya cukai—tapi tetap ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi.” Jackie mengiyakan pertimbangan Mr. Gaudin. Di pagi Minggu itu, ia tidak ditemani Tom tapi hanya Anna, istri Tom. Angin berhembus-hembus melalui jendela yang memang dibuka sedikit. Anna yang peka segera menutup jendela itu, meski cuaca dingin masih menggigilkan. “Apa Nona ingin memakai jaket? Saya membawakannya sebelum berangkat tadi mengingat cuaca mendung sejak subuh tadi.” “Boleh. Terimakasih, Anna,” ucap Jackie seraya menerima bantuan Anna yang memakaikannya jaket. Ia menghirup aroma wangi yang entah kenapa bagi Jackie terkesan aneh. “Wangi apa ini?” tanya Jackie seraya mengendus-endus pakaian tebal itu. “Kau menyemprotkan wewangian, Ann?” Anna bingung. “Ini wewangian favorit Nona Leona, ‘kan, seperti biasa? Aroma sakura dengan sedikit sandalwood.” “Aku tiba-tiba kurang suka aroma ini. Wanginya juga terlalu pekat,” kilah Jackie menjawab kebingungan Anna. “Lain kali, tolong gunakan wewangian ringan saja. Aku juga lebih menyukai aroma mawar daripada sakura dan sandalwood. Jadi tolong, ya?” Anna masih keheranan dengan perubahan preferensi Nonanya, namun tetap setuju untuk rencana mengganti wewangian tersebut. Mungkin memang amnesia itu mempengaruhi keseluruhan diri Nona Leona, begitu pikir Anna. *** Di pagi yang sama, Roger tengah menghitung-hitung pengeluaran dan pemasukannya dengan kalkulator di apartemen. Ia masih mengenakan piyama dan jubah tidur dengan segelas kopi di atas meja, sementara tangan kirinya berkali-kali menyugar rambut yang sudah kusut masai itu. Roger mengomel sendiri. Pengeluarannya, gara-gara orang itu, bertambah jadi dua kali lipat. Di tengah kekesalan, belnya berbunyi. Roger beranjak dari duduk lalu memencet interkom. “Ya?” “Saya kurir, Pak. Saya ingin mengantarkan paket.” “Saya tidak memesan paket. Kau salah orang.” “Tapi saya sudah menanyakan resepsionis di lantai dasar, katanya memang Anda penerimanya. Anda Roger Wright, kan?” Roger mengintip lubang kamera yang terpasang di pintunya. Di depan, tampak si kurir kebingungan. Roger pun membukakan pintu. “Nah Anda tanda tangan di sini,” ujarnya. Setelah semuanya selesai dan Roger kembali masuk ke dalam ruang tengah. Ia menyadari keganjilan bawah pengirimnya tak tercantum di situ, namun ia mengabaikan itu lantas membukanya. Sebuah kotak kardus berisi beberapa kotak makanan bayi. Roger terkesiap sedikit. Ia agak sentimen dengan isi kardus itu mengingat apa yang terjadi pada bayi kembarnya. “Siapa orang iseng yang melakukan ini??” ia berseru sembari membuang keseluruhan kardus beserta isinya ke tong sampah. Dia kira dia bisa menakut-nakutiku dengan mengirimi kotak-kotak ini? Akan tetapi, saat Roger berpikir kembali, dia bahkan tidak bisa memikirkan siapa “dia”, si pengirim kardus ini. Satu-satunya kemungkinan adalah Jackie –tentunya untuk membuat dirinya merasa bersalah –namun mantan istrinya itu sudah meninggal, ‘kan? Tidak mungkin. Si pemerasnya? Juga tidak mungkin. Ia tak akan menghabiskan waktu dengan sia-sia melakukan hal begini. Angin bertiup melalui ventilasi-ventilasi apartemen itu, membuat Roger sedikit menggigil. Sejak pagi memang sudah mendung dan berangin. Roger merapatkan jubah tidurnya di atas piyama. Tiba-tiba… Klotak! Terdengar suara sesuatu yang jatuh dari arah kaamr mandi. Roger merepet tak jelas, mempertanyakan apa kiranya yang telah mengganggunya pagi ini setelah paket barusan. Begitu ia mengecek kamar mandi, matanya tertuju pada bathtub. Di pinggirnya yang melandai dan basah, ada kotak makanan bayi yang tergeletak, menjatuhkan bungkusan makanan di dalamnya. Roger mendekat, bungkus itu rupanya sudah tergunting, sehingga bubuk-bubuk makanan berserakan di dasar bathtub. Roger menoleh ke kiri dan kanan. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa? Siapa yang bisa memasuki apartemennya? Terlebih, semalam saat ia berendam sepulang kantor, kotak itu belum ada. Ia juga bangun pagi sekali, dengan si kurir sebagai satu-satunya tamu pagi ini. Hanya ada dia di dalam apartemen, dan tak seorang pun yang memiliki kuncinya selain dirinya. Bulu roma Roger terasa berdiri. “Siapa yang berbuat begini?” teriaknya pada kekosongan. “Apa tujuan kau menakut-nakutiku? Dulu tawa bocah, sekarang paket tanpa nama dan makanan bayi di bathtub?” teriaknya lantang. “Kau kira aku akan takut? Aku bukan pengecut!!” Roger membuang kotak di bathtub itu juga ke tong sampahnya, mengabaikan isinya yang masih berceceran kotor di dasar bathtub. Semua urusan ini memuakkannya, ditambah kondisi keuangannya yang buruk. Kepala Roger mendadak memunculkan ide: mungkin ia bisa menelepon Tom tentang apakah ia sudah bisa mengunjungi Leona atau tidak. Sekarang sudah hampir tiga minggu sejak kecelakaan, mestinya Leona bisa pulang segera sekarang –atau setidaknya bisa ia luluhkan kembali. Setidaknya dengan menjadi dekat dengan gadis itu, keuangannya akan terbantu dan dia tidak perlu kembali ke apartemen képarat ini. Siapapun orang yang berniat mengganggunya, takkan bisa melewati keamanan penjagaan kediaman Seymour. Roger mendial nomor Tom Ruskin. *** Siang di hari Minggu itu, Tom bergegas ke rumah sakit, bergantian dengan Anna untuk menemani Jackie (atau Nona Leona bagi mereka). Ia juga sekaligus membawa kabar tentang telepon Roger pagi ini. “Nona,” katanya begitu Anna sudah pamit pulang, “Tadi Mr. Roger Wright…eh, kekasih Nona yang Nona usir pada kunjungan dua minggu lalu, menelepon saya pagi tadi. Dia bertanya apakah Nona sudah bersedia untuk dikunjungi hari ini.” Mengingat hubungan Leona dan Roger, Jackie menyadari bahwa cepat atau lambat ia akan bertemu lagi dengan Roger, namun sebagai seseorang yang berbeda: sebagai Leona Seymour. “Baiklah,” sahut Jackie. “Orang bernama Roger ini bisa berkunjung ke sini pukul tujuh malam besok, hanya sampai pukul sembilan, tidak lebih dari itu. Tapi bila aku sudah keletihan atau tak nyaman, aku mungkin akan beristirahat lebih cepat dari durasi itu. Ingat, besok ya, bukan sekarang.” “Baik, Nona. Akan saya sampaikan. Apakah Nona… masih belum bisa mengingatnya?” Jackie menggeleng, dan respon itu disambut Tom dengan sopan tanpa komentar apapun, lantas ia melangkah keluar ruangan untuk menghubungi Roger tentang izin itu. Jackie sudah meyiapkan hati. Namun ada hal lain yang perlu ia siapkan. “Tom,” panggilnya tepat ketika lelaki tua itu berada di bingkai pintu, “Setelah menelepon Roger, tolong bawakan aku pulpen dan kertas, ya?” Jawaban Tom tak begitu diperhatikan Jackie sebab wanita itu sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia perlu menuliskan apa saja yang ia butuhkan dan langkah yang ia lakukan untuk membalas orang-orang yang menyakitinya. Bukankah itu tujuan Leona bertukar tempat dengannya? *** Esoknya di hari Senin, ketika Ross baru memarkirkan mobilnya di area parkir markas pusat, ia mendengar suara bising –bunyi truk, mobil derek, teriakan serta bincangan beberapa orang. Ross langsung keluar untuk melihat dan mendapati halaman samping markas yang dijadikan tempat penyimpanan kendaraan sitaan ramai dipenuhi beberapa polisi dari Divisi Lalu Lintas. Di depan mereka, mobil derek menyeret sebuah mobil yang ringsek, membawanya mendekati truk pengangkut. Begitu sampai di belakang truk, beberapa orang dengan tergesa-gesa menaruh lapisan besi sebagai jalur landai untuk menaikkan mobil ringsek itu ke truk. “Apa itu sisa kecelakaan?” tanya Ross pada salah satu polisi lalu lintas di dekatnya. Polisi itu terkejut karena disapa seorang Inspektur Kepala Senior, lalu berdiri dengan lebih tegap dan hormat. “Ya, Sir! Ini dari kecelakaan beberapa minggu lalu.” “Kecelakaan dimana itu, tepatnya?” “Di dekat Lockheed Street. Apa Anda ingat? Pengemudinya masih muda, dan sempat dilarikan ke rumah sakit, keadaannya cukup parah. Untungnya, setelah diberikan pertolongan, ia dapat bertahan. Begitu kata pengacara keluarganya.” Frasa ‘Lockheed Street’ mengingatkan Ross pada sesuatu. “Kalau kejadiannya sudah beberapa minggu lalu, kenapa baru diangkut ke tempat pembuangan sampah sekarang?” “Si pemilik adalah orang kaya, Sir, dan pengacara ini mengurusi dokumen-dokumen serta mengurusi laporan untuk kepolisian. Katanya untuk pernyataan mengurus klaim asuransi kecelakaan. Karena ini mobil mewah impor, pengurusannya cukup lama. Sebuah Bentley, Sir! Saya bahkan merinding membayangkan harganya. Nah, karena pihak asuransi sudah mengecek keadaan mobil ini ke sini dan asuransinya dalam proses klaim, pengacara itu bilang anggota keluarga sudah setuju untuk membuang sisa kendaraan ini saja.” Polisi itu bergumam takjub lagi, “Sebuah Bentley dengan seri mahal, luar biasa.” Kini konsep ‘mobil mewah Bentley’ ikut membantu Ross menghubungkannya dengan Lockheed Street. “Hei, boleh saya melihat data kendaraan ini dan pengendaranya?” “Tentu boleh, Sir.” Polisi itu berteriak memanggil salah satu temannya, memintakan dokumen yang tak lama kemudian sudah ia serahkan pada Ross. Data pengendara itu cukup membuat Ross membelalak. Namanya Leona Seymour. Sulit untuk menganggap ini kebetulan, batin Ross. Catatan Jacqueline menyatakan bahwa selingkuhan Roger bernama Leona, meski nama belakangnya tidak diketahui. Wanita yang kecelakaan ini bernama Leona Seymour, wanita muda dengan mobil mewah. Tetangga Jacqueline tadi bilang bahwa beberapa minggu lalu seorang wanita muda dengan mobil mewah mendatangi kontrakan Jacqueline. Bagaimana jika wanita yang kecelakaan adalah selingkuhan Roger sekaligus yang berkunjung ke kontrakan itu? Sama-sama Leona Seymour. Ross menyunggingkan senyum penuh semangat lalu mendial nomor Ben di ponselnya. Begitu panggilannya diangkat, Ross berkata, “Ben, aku punya sesuatu yang menarik untukmu.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD