Her Choice

1726 Words
Elena menelan salivanya. Matanya mengetjap cepat melihat wanita yang menatapnya dengan tatapan angkuh dan merendahkan. "Apa hubungan kamu sama Nicholas?" Wanita dihadapannya tanpa basa basi langsung bertanya. "Sa..saya.. saya..", bibir Elena terbata, dia tidak tahu harus mengatakan apa, tapi kemudian tiba-tiba tangannya ditarik berdiri. "That's not your business, Cath!" Suara Nicholas membuat Elena terlonjak, dan gadis itu langsung merasa lega sekaligus cemas. Nicholas langsung menarik Elena berjalan menjauh. Tapi Catherine menahan lengan pria itu hingga mereka berdua berhenti dan menoleh padanya. "Kenapa kamu menghindar? Apa karena gadis ini? Jadi ini Arline?" Wanita itu tetap memegang erat lengan Nicholas sambil menatap Elena garang. Nicholas memegang tangan Catherine dilengannya dan melepaskan diri dari wanita itu. "Apa maumu?" "Aku hanya ingin berbicara sebentar sama kamu Nick. Tapi kamu terus menghindar." Wajah wanita itu berubah memelas. Rahang Nicholas mengeras. "Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Nicholas kembali berjalan sambil menggenggam tangan Elena, mengabaikan panggilan wanita itu. Pria itu membukakan pintu untuk Elena kemudian berputar ke pintu satunya. Elena diam, tidak berani melihat apalagi bertanya. Sedari tadi wajah Nicholas berubah tegang dan gusar. Gadis itu bertanya dalam hati ada apa sebenarnya dengan atasan dan wanita tadi. Tapi pikiran Elena teralihkan dengan kondisi Mamanya saat Ethan kembali menghubunginya dan bertanya dia sudah sampai dimana. Sesampainya dirumah sakit Elena langsung memeluk Mamanya saat masuk ke ruang rawat. "Elena, maaf mama buat kamu susah." ucap wanita paruh baya itu dengan nada suara masih lemah. Elena menggeleng. "Gak Ma, aku ga mau Mama kenapa-kenapa." Gadis itu terisak. "Tapi darimana kamu.." "Tante, jangan khawatir ya. Semua sudah beres. Sekarang konsentrasi untuk kesembuhan Tante." Nicholas tersenyum sambil memotong pertanyaan Mama Elena. "Siapa dia El?" Mama Elena memandang takjub pada pria yang berdiri disamping anaknya. "Beliau atasan ku Ma.." "Tapi..." "Jangan berpikir terlalu banyak ya Tante. Perusahaan kami memiliki dana yang dapat dipinjam oleh karyawannya. Jadi tenang saja". Elena menatap Nicholas. Memangnya ada? Tatapan melotot pria itu menjelaskan, nanti saja bicaranya, jadi Elena mengangguk pada Mamanya. "Saya beri Elena ijin satu minggu untuk menemani Tante. Nanti kalau Tante sudah pulang Elena bisa kembali bekerja dengan nyaman. Saya tidak mau Elena bekerja dengan pikiran bercabang. Tugasnya sangat berat dalam membantu saya." Elena memandang Nicholas tidak percaya. Gadis itu sedari tadi berpikir bagaimana caranya meminta ijin untuk tetap tinggal di Bandung. Tapi ternyata bosnya terlebih dahulu memberi ijin. Elena melihat sisi Nicholas yang lain. Dan sangat berterima kasih pada pria itu, matanya berkaca-kaca dan Nicholas hanya mengangguk seolah mengerti. Elena mengantar pria itu ke mobil sembari mengambil kopernya. "Terima kasih Pak. Saya pasti akan mengganti uang yang saya pinjam." "Nanti kita bicara setelah kamu kembali dari sini. Jaga baik-baik ibumu." Elena mengangguk. Gadis itu kembali ke dalam gedung rumah sakit setelah mobil Nicholas hilang dari pandangannya. ^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^* Selama satu minggu di Bandung mengurus Mamanya, Elena tetap membantu Nicholas. Untung saat hendak berangkat gadis itu menyimpan beberapa file penting di emailnya. Jadi Elena dapat dengan mudah memberikan file yang diminta atasannya dengan bantuan Chika, staff magang dikantor. Elena mengatakan akan kembali hari sabtu siang ke Jakarta. Hari kamis sebelumnya Mama Elena sudah boleh pulang kerumah. Elena berbelanja keperluan rumahnya dan memesankan catering untuk Mama dan Ethan. Elena juga menyiapkan uang pegangan jika obat Mamanya habis dan harus ditebus lagi. Samuel pun pernah datang menjenguk Mamanya. Sabtu pagi Elena tengah bersiap setelah sarapan pagi dengan keluarganya. Lalu terdengar suara klakson dari depan rumah. Elena tercengang saat melihat atasannya ada didepan rumah. Gadis itu mengucek matanya tidak percaya. "What? Kamu melihat hantu memangnya?" Sahut Nicholas. Elena menggeleng sambil menelan salivanya. "Pak, ngapain..." kalimat gadis itu hilang. "Saya jemput kamu." Ethan melongok keluar dan melambaikan tangan pada Nicholas membuat Elena heran, sejak kapan adiknya akrab dengan atasannya itu? Ethan berjalan ke arah luar dan membantu Nicholas mengangkat buah-buahan dan makanan lainnya kedalam rumah. Sedangkan Elena masih mematung ditempatnya. Nicholas menggeleng dan beranjak masuk ke dalam rumah untuk menyapa Mama Elena. Setelah setengah jam ngobrol Nicholas dan Elena pamit untuk kembali ke Jakarta. Elena mengatakan akan segera kembali ke Bandung jika pekerjaannya tidak terlalu banyak. Nicholas pun mengatakan akan datang bersama Elena yang membuat gadis itu kembali terkejut. Adiknya terkekeh melihat raut Elena. Lalu mereka mulai berangkat. Di sepanjang jalan Elena berpikir, mengapa atasannya itu menjemputnya, tanpa supir? Tidak berhenti membuat Elena terkejut dengan tindakannya yang tidak terduga. apa memang atasannya itu sebaik ini? "Ada yang harus kita bicarakan. Makanya saya jemput kamu" ujar Nicholas seolah dapat membaca pikiran Elena. Jauh-jauh ke Bandung? Kenapa aja ga tunggu aku balik ke Jakarta... Mereka berhenti direst area. Nicholas membukakan pintu saat mereka masuk disebuah restoran untuk makan siang. Setelah memesan makanan Elena memandang atasannya. Banyak pertanyaan yang ingin di ucapkan. "Tanya saja!" Kembali Nicholas berucap seolah tahu pikiran gadis itu. Elena berdehem. "Saya... mau bilang terima kasih sama Bapak. Sudah mau pinjamin uang untuk operasi Mama saya. Saya ga tau kalau ga ada bapak gimana saya bisa selamatkan Mama saya". Gadis itu tertunduk, menghalau ingatannya saat Mamanya jatuh sakit. Elena menarik napas dalam. Lalu tersenyum, "Saya akan menyicil dari gaji saya untuk mengganti uang itu pak." Nicholas bergeming menatap gadis itu. Lalu pria itu mencondongkan tubuhnya ke meja. "Saya tidak membutuhkan kamu untuk menggantikan uang itu. Saya menginginkan kamu melakukan sesuatu." Elena mengerjap cepat, oh, dia tiba-tiba teringat dengan film drama yang menampilkan adegan seperti ini. "Ba..bapak mau a..apa dari saya?" Gadis itu tergagap saat Nicholas menatapnya intens sambil menarik senyum di sudut mulutnya. "Kamu.. harus jadi pacar saya, Elena.." Elena membelalakan matanya. Otaknya loading. Seolah tidak mengerti perkataan atasannya itu. "Tap..tapi..." "Wait, saya jelasin dulu. Setelah selesai baru kamu boleh comment." Elena mengangguk. Makanan mereka datang. Nicholas mempersilahkan Elena mendengarkan penjelasannya sambil makan. "Saya meminta bantuan kamu untuk jadi pacar saya. Bukan pacar sungguhan. Hanya untuk case-case tertentu seperti kemarin contohnya. Saya mau jelasin sama kamu tapi belum sempat. Ada beberapa waktu dimana saya membutuhkan seseorang untuk membantu saya terlepas dari situasi yang kurang nyaman like yesterday. Kamu hanya jadi pacar saya saat diminta. Bukan menjalankan seperti pacaran sungguhan. Sejauh ini paham?" Elena mencerna perkataan Nicholas sambil mengunyah makanannya. Pria itu melanjutkan berbicara setelah Elena mengangguk. "Hubungan kita gak perlu ada yang tahu. Saya juga mau kamu bersikap biasa saja saat di kantor atau kemana kita pergi bersama. Saya hanya akan memperlakukan kamu secara spesial diwaktu-waktu yang saya perlu." Elena menggigit bibirnya, membuat Nicholas mengalihkan pandangannya ke bibir gadis itu. Lalu pria itu berdehem untuk menyilahkan Elena bicara. "Tapi, kenapa saya pak?" Gadis itu bertanya ragu. "Saya suka kamu bersikap professional saat bekerja, selain itu saya melihat kamu bukan tipe yang selalu ingin tahu. Buktinya hingga detik ini kamu tidak penasaran siapa wanita yang bertemu kita di Bandung kemarin itu." Siapa bilang? Batin Elena. "Dan jujur, saya tidak tertarik sama kamu secara pribadi sehingga bisa dipastikan tidak ada perasaan yang terlibat saat kita bersandiwara." Elena membasahi bibirnya sambil berpikir. "Saya kasih kamu waktu satu minggu. Kalau kamu oke lupakan utang kamu. Jadi pacar saya sampai waktu yang saya mau. Tapi kalau kamu ga mau, saya kasih kamu waktu satu bulan untuk ganti uang itu" Elena memucat. Licik. Darimana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu satu bulan. Nicholas kembali makan. Membiarkan Elena berpikir. Pria itu kembali tidak banyak bicara hingga mereka sampai di apartemen. Elena terdiam disisi ranjangnya. Memikirkan tawaran atasannya itu. Gadis itu tidak terlalu khawatir dengan resikonya. Yang dia khawatirkan hanya terlena dengan perlakuan Nicholas seperti saat pria itu menciumnya kemarin. Entah apakah Elena sanggup mengusir debaran di hatinya jika nanti Nicholas akan sering berakting mesra padanya? ^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^* Elena sudah kembali normal bekerja. Sudah 5 hari sejak pembicaraannya dengan Nicholas, tapi gadis itu belum memberi jawaban. Nicholas pun tidak pernah menyinggung masalah itu. Sebenarnya Elena sudah pasti memilih menjadi pacar bohongan Nicholas, tapi gadis itu selalu berpikir lagi dan lagi. Sampai akhirnya Elena memutuskan untuk menerima tawaran bosnya itu dan akan dia beritahu hari senin besok. Seperti biasa hari sabtu itu Elena menyiapkan berkas-berkas yang akan di tanda tangan Nicholas. Gadis itu bergegas membawa tumpukan map menuju apartemen pria itu. Elena sedikit heran saat melihat pintu apartemen Nicholas terbuka sedikit. Gadis itu melongok kedalam dan tidak melihat ada siapapun. Gadis itu meletakan map di meja dekat pintu, disamping lemari sepatu Nicholas. Lalu terdengar suara benda jatuh dan pecah. Elena terpekik kaget dan menutup mulutnya. Tidak lama terdengar suara wanita dan pria sedang berdebat. Elena melangkahkan kakinya ke ruang tengah dan melihat wanita itu, Catherine sedang menangis sambil memeluk Nicholas dari belakang. Elena menganga. Nicholas tidak mengenakan baju atasan. Apa yang sedang mereka lakukan? Sudut mata Nicholas menangkap gerakan Elena. Pria itu menoleh. Elena terkesiap saat melihat Nicholas memandangnya. Gadis itu membalik tubuhnya tapi terhenti saat Nicholas memanggilnya. "Len!" Elena membalik tubuhnya perlahan. Gadis itu menangkap tatapan penuh arti dari Nicholas. Elena berpikir sesaat lalu menghampiri mereka. Catherine berhenti terisak saat melihat Elena. Pelukannya sedikit terurai. Jantung Elena berdetak cepat, entah bagaimana dia seolah menemukan kalimat yang tepat untuk situasi seperti ini. Elena menelan salivanya berkali-kali sebelum berkata. "Nick.. apa ini?" lirihnya sambil menatap mereka berdua bergantian. Nicholas mematung sesaat. Lalu mengerti bahwa sandiwara mereka baru saja dimulai. Pria itu melepaskan diri dari Catherine lalu menghampiri Elena. Entah apa yang mengampiri pikiran gadis itu, Elena mengayunkan tangannya ke pipi Nicholas. Plakk!! Pria itu terhenyak sambil mengelus pipinya yang terasa perih, tidak menyangka akan mendapat tamparan yang cukup kuat dari tangan kecil Elena. Pria itu melotot melihat Elena mulai berkaca-kaca dan berbalik. Tapi dengan segera Nicholas menahan tubuh Elena dengan memeluknya dari belakang. Gadis itu berdebar, antara takut dimarahi tapi juga ingin tahu reaksi Nicholas. "Please jangan salah paham." Nicholas berbisik lembut ditelinga Elena, tapi dapat cukup terdengar oleh Catherine. Pria itu menoleh ke wanita yang terpaku melihat sikap tak terduga Nicholas "Lebih baik kamu pergi. Kamu merusak weekend kami!" Ucap pria itu tajam. Catherine tercengang melihat Nicholas tetap memeluk Elena saat mereka berjalan masuk ke dalam kamarnya. Nicholas menutup pintu. Pria itu bersandar pada pintu sementara Elena masih menyandarkan kepalanya di dada Nicholas. Mereka terdiam, mendengarkan gerakan dibalik pintu. Sampai suara pintu depan tertutup baru mereka berdua bernapas lega. Nicholas masih memeluk Elena. Lengannya melingkar satu di bahu dan satu lagi di pinggang gadis itu. Elena pun tidak sadar sudah meletakan tangannya di pinggang pria itu. Elena mendongak, melihat manik mata Nicholas yang memandangnya intens ke dalam matanya, lalu pandangannya turun ke bibir Elena yang sedikit terbuka. ^*^*^*^*^*^*^*^*^CUT^*^*^*^*^*^*^*^*^* Saya membayangkan sosok Nicholas Park itu actor ganteng Daniel Henney dari Korea. aaah, lope..lope.. :)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD