Bab 1
Namaku adalah Annisa, aku mencarikan suamiku istri kedua, karena aku di vonis oleh dokter tidak bisa memberikan suamiku keturunan.
Inilah kisah ku..!!
Dua tahun yang lalu..
Jakarta
Di rumah Andi,
Di kamar Andi dan Annisa..
"Alhamdulillah mas, aku hamil", kata Annisa.
"Alhamdulillah dik, kamu jaga baik-baik calon anak kita ya, oh ya saya besok tidak di rumah, saya besok dinas keluar kota, kamu tidak apa kan sendiri di rumah dik ?", tanya Andi.
"Iya mas tidak apa", jawab Annisa.
Keesokan harinya..
Di rumah Andi,
Di meja makan..
"Saya berangkat ya dik, assalamu'alaikum", Andi memberikan salam pada Annisa.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati ya mas", Annisa menjawab salam dari Andi.
"Iya", kata Andi.
"Mas Andi sudah berangkat, saya mau ke, aw.., kenapa perutku sakit sekali ya allah, aw..", sambung Annisa yang kesakitan sambil memegangi perutnya.
"Ya allah darah, kenapa dan ada apa ini ya allah, aku telepon mas Andi saja", kata Annisa.
Maaf nomer yang anda hubungi sedang berada diluar jangkauan silahkan hubungi beberapa saat lagi. Andi tidak bisa di hubungi.
Masih di meja makan..
"Haduh.., aw.., mas Andi gak bisa di hubungi lalu saya menghubungi siapa lagi, saya coba telepon mbak Sinta", kata Annisa.
Maaf nomer yang anda hubungi sedang sibuk silahkan hubungi beberapa saat lagi. Sinta tidak bisa di hubungi.
Masih di meja makan..
"Aw.., sama saja tidak bisa di hubungi, lalu saya bagaimana, saya harus keluar rumah dan mencari pertolongan", kata Annisa.
Di mobil Rangga..
"Di hati-hati ya nyetir mobilnya, jangan ngebut", kata Winda.
"Oke siap", sambung Rangga.
"Ngga, ngga, berhenti deh", kata Winda lagi.
"Loh kenapa dik ?", tanya Rangga.
"Sudah berhenti saja dulu", jawab Winda.
"Oke", kata Rangga.
"Oke sekarang mundurin mobilnya", sambung Winda.
"Oh oke..", kata Rangga lagi.
"Loh dik, kamu mau kemana ?", tanya Rangga lagi.
Gang mawar lima..
"Assalamu'alaikum, mbak, mbak nya kenapa, ya allah mbak nya mengeluarkan darah banyak sekali, ikut saya ke mobil dan saya akan membawa mbak nya ke rumah sakit, jangan takut ya mbak, saya akan menolong mbak nya, kebetulan sepupu saya seorang dokter kok", kata Winda.
"Iya mbak, tolong saya, saya sudah tidak kuat, aw mbak..", sambung Annisa.
"Mbak, pingsan, ngga, Rangga bantuin dong tolong", kata Winda.
"Iya dik", sambung Rangga.
Di mobil Rangga lagi..
"Sekarang kita putar balik, kita cari rumah sakit terdekat, kasihan mbak nya mengeluarkan banyak sekali darah", kata Winda.
"Aaaaaasiiiiappp.. Adikku..!!", seru Rangga.
Di rumah sakit,
Di lobby rumah sakit..
"Sus, tolong ya", kata Winda.
"Baik mbak", sambung perawat rumah sakit.
Di ruang inap Annisa..
"Emm..", kata Annisa yang sudah siuman.
"Dokter, pasien sudah siuman dok", sambung perawat rumah sakit.
"Oh iya sus, maaf sus biar saya periksa dulu pasiennya", kata Titah.
"Baik dok", sambung perawat rumah sakit lagi.
"Emm, dokter, saya dimana ya ?", tanya Annisa.
"Ibu di rumah sakit, karena tadi ibu mengeluarkan banyak sekali darah", jawab Titah.
"Lalu siapa yang membawa saya ke rumah sakit ya dok, dan yang membawa saya ke rumah sakit sudah pergi atau belum ya dok ?", tanya Annisa lagi.
"Masih ada kok bu, di depan ruang inap ibu, dia sepupu saya", jawab Titah lagi.
"Sepupu dokter ?", tanya Annisa lagi.
"Iya bu, oh ya sudah ibu istirahat saja ya, jangan banyak bergerak", jawab Titah lagi.
"Baik dok", kata Annisa.
"Oh iya saya ingin meminta nomer telepon keluarga ibu yang bisa di hubungi boleh ?", tanya Titah.
"Boleh dok", jawab Annisa.
"Oke, berapa ya nomernya ibu ?", tanya Titah lagi.
"0858xxxxxx", jawab Annisa lagi.
"Oke, selamat beristirahat ya ibu", kata Titah.
"Iya dok..", sambung Annisa.
Ternyata Winda yang menolongku dan mengantar ku ke rumah sakit.
Dokter pun menghubungi Sinta (kakak iparku), Sinta pun datang ke rumah sakit dan dokter memintanya untuk ke ruangannya, ternyata dokter ingin memberitahu Sinta, kalau saya sudah tidak bisa hamil lagi dan penyebab lainnya adalah karena kerusakan pada rahimku, dan itulah mengapa rahimku diangkat yang menyebabkan saya mengalami keguguran.
Tanpa dokter dan Sinta sadari saya mendengar semua percakapan mereka, saya sudah ikhlas apa yang menimpa saya sekarang, Andi suamiku yang mengetahui itu langsung mengcancel semua pekerjaannya di luar kota dan kembali pulang.
Andi dan saya hanya bisa ikhlas dan pasrah dengan semua yang diberikan pada allah untuk kami.
Hingga pada suatu hari mertuaku datang ke rumah, dia menyindir saya perempuan tidak berguna, perempuan mandul, perempuan tidak sempurna, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dan pada akhirnya aku mengambil sebuah keputusan yaitu merelakan suamiku menikah lagi dengan perempuan lain, dengan syarat saya yang akan mencarikan istri untuk suamiku.
Suamiku dan keluarga nya setuju dengan persyaratan yang ku berikan, saya pun teringat oleh dokter yang menolong dan juga merawat ku waktu di rumah sakit.
Aku pun datang ke rumah sakit itu untuk menemuinya, ternyata hari ini Titah tidak masuk untuk bekerja, lalu aku meminta alamat rumahnya.
Masih di ruang inap Annisa..
"Assalamu'alaikum", Sinta memberikan salam pada Annisa.
"Wa'alaikumussalam", Annisa menjawab salam dari Sinta.
"Annisa, apa yang terjadi ?", tanya Sinta.
"Permisi, anda yang bernama Sinta, dokter meminta anda untuk menemuinya, mari ikut dengan saya", kata perawat rumah sakit.
"Kamu diam di sini dulu ya Annisa, baik sus", sambung Sinta.
Di ruangan Titah..
"Permisi, dok", kata perawat rumah sakit.
"Iya masuk", sambung Titah.
"Maaf sebelumnya dok, ini ada tamu namanya Sinta", kata perawat rumah sakit lagi.
"Oh ya masuk saja suster", sambung Titah lagi.
"Baik dok, silahkan mbak, dokter sudah menunggu", kata perawat rumah sakit lagi.
"Baik sus, terimakasih", sambung Sinta.
"Assalamu'alaikum", Sinta memberikan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Sinta.
"Silahkan masuk", kata Titah.
"Iya dok", sambung Sinta.
"Baik, langsung saja saya jelaskan ya mbak, jadi seperti ini..", kata Titah lagi dengan menjelaskan semuanya pada Sinta kondisi dari Annisa.
Di luar ruangan Titah..
"Apa, jadi saya tidak bisa memberikan mas Andi keturunan, ya allah, insyaallah ku terima semuanya dengan ikhlas", kata Annisa yang mendengar percakapan antara Titah dan Sinta.
Di ruangan Titah lagi..
"Apa!!, jadi seperti itu ya dok, ada kerusakan pada rahim adik ipar saya ?", tanya Sinta.
"Iya benar mbak", jawab Titah.
"Untuk sementara ini mbak Annisa di rawat dulu ya mbak di rumah sakit dan insyaallah lusa atau seminggu lagi sudah bisa di bawa pulang mbak Annisa nya", kata Titah.
"Oh iya dok, saya mengucapkan terimakasih pada dokter yang telah menyelamatkan adik ipar saya", sambung Sinta.
"Iya mbak, saya menjalankan kewajiban sebagai dokter, dan yang membawa mbak Annisa ke rumah sakit adalah adik sepupu saya", kata Titah lagi.
"Saya juga ucapkan terimakasih dan salam dari saya untuk sepupu dokter, karena sudah membawa adik ipar saya ke rumah sakit", sambung Sinta.
"Wa'alaikumussalam, baik mbak, nanti akan saya sampaikan kedua-duanya pada sepupu saya", kata Titah lagi.
"Baik dok, kalau begitu saya kembali keruangan adik ipar saya, permisi, assalamu'alaikum", sambung Sinta lagi.
"Iya wa'alaikumussalam", kata Titah lagi.