Hadiah

430 Words
Sementara itu di luar ruangan ini, Zanko dan Yasashi bertemu dengan ayah dan ibu. Mereka membicarakan Zhi Zhe. “Bagaimana? Apa dia menyukai hadiah kalian?” tanya ibu pada kedua putranya. Zanko dan Yasashi yang menaruh tampang kesal itu hanya bisa menggelengkan kepala sebagai bahasa isyarat kalau Zhi Zhe tidak menyukai hadiah mereka berdua. “Oh, begitu. Memang apa yang kalian berikan padanya?” tanya ibu penasaran. Kedua putranya pun memperlihatkan hadiahnya, seketika itu lah ibunya langsung menaruh wajah kesal dan langsung memukul kedaua putranya. “Aaawww! Ampun!” ucap Yasashi. “Aww... sakit, ibu! Memang ada yang salah dengan hadiah kami?” tanya Zanko sembari menahan rasa sakit. Dua benjolan pun telah terlihat di atas kepala dua anak laki- laki remaja itu. Mereka berdua seperti orang tidak tahu keadaan orang yang akan diberi hadiah itu. “Apa katamu? Ya ampun! Ibu tidak pernah mengatakan kalau kalian harus memberinya hadiah yang seperti ini! Ibu cuman katakan pada kalian berdua kalau ingin memberinya hadiah itu hadiah yang di sukai anak perempuan. Bukan yang seperti ini!” Yasashi menenteng boneka besarnya hingga dirinya pun tak terlihat, ia berucap “Boneka ini juga di sukai oleh perempuan kan? Aku menanyakannya ke pemilik toko, dia bilang ya!” “Ya, benar. Tapi dia sedang sakit, Yasashi. Mana mungkin dia bisa menerima boneka itu. Dia sendiri saja tidak akan bisa mengangkat dirinya untuk berdiri apa lagi mengangkat boneka besar itu! Seharusnya kamu memberinya boneka yang kecil saja!” ucap ibunya kesal. “Ibu, lalu salahku dimana?” tanya Zanko meminta di koreksi dirinya. “Hah, anak ibu! Kamu itu tidak polos kan? Ibu tahu, kamu itu anak yang usil. Mengapa kamu memberinya bunga duka cita?” teriak ibunya hingga mengisi ruang tamu itu. Ibu Zanko pun langsung memukul Zanko hingga kepalanya kembali muncul benjolan yang semakin besar dari sebelumnya. “Ampun, ibu. Zanko tidak tahu apa yang disukai anak perempuan, Zanko bertanya sama teman Zanko. Dia bilang bunga ini lah yang cocok untuk anak perempuan!” “Apa? Hah, lalu kamu percaya bunga ini yang di sukai anak perempuan? Kamu ingin Zhi Zhe mati ya? Ibu tidak akan membiarkan itu terjadi Zanko, dia itu bagian dari keluarga kita sekarang. Zanko! Sekarang buang bunga itu!” ucap ibu Zanko penuh emosi. Zanko pun bergegas membuang bunga duka citanya, dia tidak menyangka hadiahnya adalah hadiah yang terburuk dari pada Yasashi. Ia berharap Zhi Zhe tidak membencinya setelah kejadian ini. Zanko sangat malu dan selalu menanyakan dirinya sendiri, mengapa ia harus percaya pada ucapan anak perempuan yang bukan sama sekali teman dekatnya, dan hanya dianggap sebagai teman biasa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD