Pagi itu rumah Shayna terasa lebih sepi dari biasanya. Matahari baru naik setengah, menyinari ruang tamu dengan cahaya hangat yang tidak terlalu terang. Shayna baru tiba di rumah hampir tengah malam setelah sebelumnya mengantarkan Billy pulang. Suasana hati penghuni dalam rumah jelas jauh dari hangat. Sudah seminggu ini Tania terlihat murung, pucat, dan lebih banyak berdiam di kamarnya. Setiap pagi, ia selalu mual. Shayna sering mengetuk pintu, menanyakan kondisi adik tirinya, tapi Tania hanya menjawab pelan, “Aku hanya kelelahan, Kak… aku mau tidur lagi.” Dan di tengah situasi itu, Joan hilang tanpa kabar. Lenyap begitu saja setelah semua masalah terjadi. Shayna menarik napas panjang di meja makan, mengaduk-aduk teh tanpa niat meminumnya. Matanya masih mengantuk, tubuhnya masih ingin

