Bab 7

1070 Words
Shayna terburu buru turun dari kereta, ia masih penasaran dengan Samchon Shayna mendongak sambil celingukan mencari pria itu, sampai menabrak orang orang. Dari kejauhan Shayna dapat melihat sosok pria tampan itu Tampak Samchon masuk kedalam kereta dengan tujuan lain. Shayna mengerutkan dahinya lalu ia pun mengikuti, Shayna juga naik ke kereta itu. Shayna melangkah perlahan di dalam gerbong, ia mengangkat tasnya untuk menutupi wajah agar tidak terlihat oleh Samchon Shayna mengendap endap seperti seorang penguntit. Ia meluruskan pandangannya mencari sosok Samchon sambil berpindah pindah pegangan handgrip Kemudian Shayna menghentikan langkahnya, tangannya kini berpegangan pada besi. " hhhuuufffttt" Shayna menghembuskan nafas lalu menoleh ke kiri dan... " itu...dia..." Shayna terkejut hingga nafasnya tercekat di tenggorokan, spontan ia kembali menatap lurus ke depan Sementara Samchon bersandar pada kereta tanpa berpegangan, tampak tenang dan datar. Ia belum menyadari keberadaan Shayna. ketika Shayna hendak bergerak melangkah ke depan, Samchon mengalihkan pandangannya ke arah Shayna, dan barulah ia mengetahui jika Shayna ada disana " hei..." panggil Samchon menegakkan tubuh sambil mengangkat tangan ke udara, memejamkan matanya sejenak mengingat nama Shayna. Kemudian ia menghampiri Shayna " hei, kau!" tegur pria itu karena posisi Shayna yang memunggunginya " kau, Shayna kan?" tanya Samchon memastikan Shayna tengah menebalkan riasan di bibirnya dengan lipstik pun menoleh pelan Shayna terbelalak mendapati Samchon sudah berdiri tepat di belakangnya Shayna tersenyum yang dipaksakan " oh, hai...aku hampir saja tidak mengenalimu" ujar Samchon sambil tersenyum lebar *** Shayna dan Samchon berjalan beriringan menuruni anak tangga setelah turun dari kereta " kau mau kemana?" tanya Samchon " mau ke mall" jawab Shayna " lalu kau sendiri, mau kemana?" " aku mau kerja. Kantorku di gedung itu..." tunjuk Samchon Shayna menghentikan langkah, ia merogoh tas dan juga paperbag nya tengah mencari sesuatu otomatis Samchon juga ikut berhenti " sebentar ya" " ini dia" Shayna mengeluarkan kartu dari dalam tasnya. Namun kartu tipis itu terjatuh. Shayna yang menggunakan rok mini itu berjongkok berusaha mengambil kartu tersebut, tapi ia seperti kesulitan. Seharusnya Shayna bisa mengambilnya dengan mudah, tapi karena gugup, ia menjadi kesulitan meraih benda tipis itu di lantai " ish, sulit sekali. ck..." " biar aku bantu" ucap Samchon sambil berjongkok, namun kacamatanya malah lolos dari saku kemeja dan jatuh ke lantai. " oh, tidak!" Samchon memungut kacamatanya lantas berdiri, memeriksa apakah kacamatanya ada yang pecah atau tidak Sejurus kemudian Shayna berhasil mengambil kartunya " dapat!" teriak Shayna senang Dan ketika Shayna berdiri, tepat di atas kepalanya ia menyundul kacamata yang sedang di pegang Samchon, sehingga kacamata itu terlempar ke atas dan terpental sampai ke lantai dasar Mata Samchon dan Shayna mengikuti arah kacamata itu terlempar, mata keduanya berhenti di lantai bawah Terlihat di sana kacamata Samchon sudah hancur terlindas motor yang melintas Shayna terkejut sampai menutup mulutnya yang menganga. Ia menyatukan kedua telapak tangan dan diletakkan di depan d**a, ia berbalik menghadap Samchon sambil memejamkan mata erat " maafkan aku..." ucap Shayna Samchon melongok ke bawah melihat lagi kacamatanya yang hancur " tidak apa apa, itu ketidak sengajaan" jawab pria tampan itu *** Shayna melangkah gontai menuju rumahnya Tampak Nuy, tetangganya, Tengah berbicara dengan seorang pria " aku melihatnya. Hei, kau tidak mendengar ucapanku?, kenapa kau masih saja mengelak?!, sial!" " apa yang kau lihat?! siapa bilang aku selingkuh?!, apa kau tidak bisa berpikir positif? mengapa selalu menggunakan perasaan?!" pria itu menyangkal " aku melihat dengan jelas, kenapa kau masih saja bersikeras mengelak?!" " kenapa kau bodoh sekali?! tidak menghampiriku ketika kau melihatku" " apa?! bagaimana kau menyebutku bodoh?! kau sedang berciuman dengan jalang itu! apa aku juga harus menghampirimu?!" Pria itu tampak tidak bisa berkata apa-apa lagi " ah, sudahlah!" pria itu menghempaskan tangannya kemudian pergi meninggalkan Nuy " hei, tunggu! masalah kita belum selesai! apa apaan kau ini?!" teriak Nuy Namun pria itu terus pergi tidak menoleh ke belakang lagi. Shayna memperhatikan kedua pasangan kekasih itu. Nuy tampak menghentakkan kakinya kesal " Nuy, ada apa?" Shayna menyapa dengan pertanyaan Nuy yang tengah membuka bungkus permen menoleh pada Shayna " hai, tak ada apa apa," jawab Nuy lalu menghembuskan nafas sambil menunduk " kemana semua pria baik? apa mereka semua mati?!" Nuy bertanya sarkas Shayna bersedekap memeluk tasnya " ada apa sebenarnya, Nuy? pertanyaanmu sungguh aneh" " kau tau Shayna?, aku memergokinya secara langsung sedang bersama wanita lain..." Nuy menjeda kalimatnya karena seorang pria lewat dengan mengendarai motornya yang bising. Pria itu berhenti tak jauh dari Shayna dan Nuy berdiri. Pria itu merapikan rambutnya di kaca spion " siapa itu? apa kau mengenalnya, Nuy?" tanya Shayna memicingkan mata " oh, tentu saja aku mengenalnya. Itu Justin, kami baru bertemu kemarin, dia memesan stiker di toko ku" " emm, bagaimana awal caramu berkenalan dengan pria itu?" tanya Shayna ingin tau " mudah saja, dia kuberi bonus stiker dan kutuliskan nomor ponselku di belakang stikernya. Dan dia langsung meneleponku malam harinya" jawab Nuy tersenyum lebar Belum sampai lima menit yang lalu ia tampak muram, dan kini Nuy terlihat ceria kembali. Nuy memang gadis yang cukup berani dengan seorang pria. Ia bisa dengan mudahnya mendapatkan pria yang ia sukai Shayna merasa harus belajar banyak dari Nuy. Padahal usia Shayna dan Nuy terpaut cukup jauh " benarkah secepat itu?" Nuy mengangguk mantap, lalu ia menoleh ke arah pria itu lantas melambaikan tangan Pria itu membalas lambaian tangan Nuy, tapi ia juga melambaikan tangan ke arah Shayna Pria itu hendak turun dari motor, namun kakinya tampak sulit di gerakkan " Nuy, kenapa kakinya mengkang seperti itu?'' " Biarkan saja, celananya terlalu ketat bahkan sampai di bagian s**********n, membuat dia sulit turun dari motor" Nuy memberitau " tapi dia tampak keren, kan, dengan celana itu?" Nuy tersenyum lebar " kenapa dia tidak memakai celana legging saja, yang bahannya lebih elastis?" " kau gila, Shayna. Kau pikir dia itu wanita memakai legging?!" Shayna menutup mulut menahan tawa " Nuy, ngomong ngomong...apa kau selalu semudah itu memberikan nomor ponselmu pada pria?" " ayolah, Shayna...itu hanya nomor ponsel, kenapa harus dipersulit?! seperti memberikan jawaban ujian masuk kuliah saja..." Shayna tersenyum sambil mengangguk mengerti " baiklah, aku paham" Setelah bersusah payah, akhirnya pria itu bisa juga turun dari motornya. Ia bermaksud menghampiri kedua gadis itu, ia ingin berkenalan dengan Shayna. Namun Nuy segera berpamitan pada Shayna " baiklah, aku pergi dulu...sampai nanti Shayna. Kau cepatlah masuk kerumah, kau tidak ingin dimarahi lagi oleh ayah dan ibumu, kan? kau tau suara mereka sangat kencang sampai terdengar ke rumahku" " oke," Shaynaengangguk sambil tersenyum tipis. Nuy berlari kecil menghampiri pria barunya setelah melambaikan tangan pada Shayna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD