Tiga

484 Words
Deni duduk di tepi kolam, menenggelamkan sebagian kakinya ke dalam kolam. Kedua tangannya memainkan air malas. Sudah hampir satu jam dia menunggu di kolam renang tapi Alex belum muncul juga. Masih terbayang dalam benak Deni badan Alex yang begitu atletis. Pemuda itu menelan salivanya sendiri. "Den, kamu lagi nungguin aku ya?" Alex tiba-tiba sudah ada di belakang Deni. Pemuda itu itu terkesiap kaget mengetahui Alex sudah ada di dekatnya dengan hanya mengenakan celana renang sport. "Eh, anu mas--," Deni berubah gugup tak karuan. Matanya menjelajahi setiap jengkal tubuh Alex. "Ayo renang, kamu kok diem aja gitu." BYUR Alex langsung melompat ke dalam kolam renang. Berenang kesana kemari dengan sigapnya. Deni menatap nanar cowok ganteng di depannya itu. Pikirannya kembali melayang-layang, membayangkan dia berenang bersama Alex. "Den, ayo nyebur. Kok kamu diem disana aja? Ayo buruan!" "Anu bang, kolamnya dalem banget. Aku rada-rada takut. Soalnya belum jago bener renangnya." "Nggak apa-apa, ada aku kok," Alex menghampiri Deni. "Nggak usah takut, ntar aku jagain kamu. Kamu mesti belajar berenang, Den. Masak anak laki-laki ga bisa renang," Alex mengutas senyum di wajah tampannya. "I--iya bang. Aku coba ya," ucap Deni malu-malu dengan pipi bersemburat merah. Pelan-pelan Deni menceburkan diri ke dalam kolam. Dia berenang di sekitaran pinggir kolam sambil sesekali berpegangan pada bibir kolam. Alex tersenyum melihat adik Wanda itu. "Ayo ke tengah sini, Den. Ada Mas kok. Nggak usah takut. Ayo sini!" "Iya Mas, tungguin Deni disana ya. Awas jangan kemana-mana. Deni mau belajar nih soalnya." "Iya--iya. Mas pasti tungguin kamu!" Perlahan Deni berenang ke tengah kolam dimana Alex berada. d**a pemuda 17 tahun itu berdegup kencang. Matanya menatap nanar Alex yang sudah tersenyum padanya. "Aduh mas, aduh tol--!" Alex kehilangan keseimbangan, tubuhnya oleng, seperti ada yang menariknya ke dalam atau itu hanya khayalan dia saja. Tubuhnya tenggelam, tangan Deni menggapai-gapai. Refleks Alex langsung menyelam dan menangkap tubuh Deni. Kini Deni sudah ada dalam dekapan erat Alex. Deni kelagapan, antara jantungnya yang berdegup lebih cepat dan juga ia sempat menelan air kolam karena ia baruan tenggelam barusan. "Kamu nggak apa-apa, Den? tanya Alex dengan nada khawatir. "Aku nggak apa-apa mas. Untung ada mas Alex," Deni menggunakan kesempatan itu memeluk tubuh Alex. Tubuh Alex langsung memberi kehangatan pada Deni. Jantungnya makin berdetak kencang. Aroma wangi Alex menyeruak masuk melalui lubang hidungnya. Dan napas Alex yang terdengar begitu maskulin membuat Deni seperti mabuk kepayang. Mereka lalu berenang ke pinggir kolam, lalu Deni duduk dan mengelap tubuhnya dengan handuk. "Maaf mas, kayaknya aku masih takut." "Nggak apa-apa, kapan-kapan dicoba lagi ya." "Iya mas, kapan-kapan aku coba lagi, musti ngumpulin nyali dulu nih," ucap Deni sembari menutup bagian pinggangnya dengan handuk. Dia tahu ada sesuatu yang mengeras disana dan Deni tak mau kalau Alex mengetahuinya. "Ya udah, kalau gitu mas masuk dulu ya. Jangan lama-lama di pinggir kolam sendirian. Ntar kesurupan loh!" kelakar Alex lalu berjalan menjauh meninggalkan Deni yang mencetak senyum miring. "Kamu pikir aku nggak bisa berenang apa, tenang saja mas Alex bentar lagi aku bakalan bisa mendapatkan tubuhmu. Kamu belum tahu siapa Deni," desis Deni dengan netra menyorot tajam penuh misteri
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD