bc

The Man Beyond The Door

book_age12+
1.1K
FOLLOW
10.2K
READ
love-triangle
friends to lovers
drama
sweet
coming of age
first love
friendship
lonely
like
intro-logo
Blurb

Faika Rahayu adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang kehilangan beasiswa akibat tidak dapat menyelesaikan masa studi tepat waktu. Dia pun mencari pekerjaan lepas yang dapat memberinya uang untuk membiayai kuliahnya sambil terus berusaha menyelesaikan skripsinya.

Suatu hari sebuah tawaran pekerjaan datang kepadanya, yaitu memasak dan mengantarkan makanan untuk Riyad Emir Putra. Lelaki yang menurut desas-desus memiliki gangguan dari makhluk halus dan telah mengurung diri di kamarnya selama tujuh tahun. Ibu dari lelaki itu bersedia memberikan gaji yang cukup besar asalkan Faika bersedia melakukan tugasnya.

Faika pun bersedia, demi masa depan kuliahnya. Dia melangkah masuk dan mengetuk pintu yang seolah menjadi pemisah antara dua dunia, realita kehidupannya dan sarang aman milik lelaki di belakang pintu. Siapakah sebenarnya lelaki itu? Apa yang disimpannya selama ini?

--

Cover by minkybee

chap-preview
Free preview
Prolog
Riyad berguling ke kanan dan ke kiri. Dia menggaruk tangan kanannya yang gatal. Sepertinya semalam seekor nyamuk betina ganas menggigit kulitnya yang pucat. Riyad meraba bentol yang terasa menonjol di permukaan kulitnya. Pelan-pelan, dia membuka mata. Benar saja, bentol itu berwarna kemerahan. Ada bekas ruam lainnya di beberapa tempat di sekitar tangannya. Kemudian Riyad menoleh ke arah jendela kamar. Gorden yang menutupi jendela itu hampir tidak pernah dibuka selama tujuh tahun lamanya. Walaupun kadang dia mencoba membersihkan gorden itu, atau ibunya berupaya mengganti gordennya, tapi jejak-jejak debu tetap terlihat. Di samping jendela, sebuah jam dinding tergantung di sana. Jarum-jarumnya menunjukkan pukul dua siang. Pantas saja Riyad merasa kelaparan. “Ibu ke mana sih?” tanya Riyad sambil bangkit dari kasur dan berjalan ke arah mejanya yang dipenuhi tumpukan komik, beberapa alat tulis, bungkus camilan yang sudah kosong, dan beberapa action figure dari karakter anime favoritnya. Riyad tiba-tiba merasa sangat pusing. Pandangannya kabur dan berwarna kekuningan. Dia pun duduk kembali di tepi kasur sambil memijat kepalanya. “Bu!” teriak Riyad memanggil ibunya. Tetapi tidak ada jawaban apapun. Setelah pusingnya berkurang, Riyad berdiri lagi dan berjalan ke arah pintu kamarnya. Dia mengangkat tangannya dengan ragu, kemudian mengepalkannya sebelum menggedor pintu kamarnya sendiri. “Ibu!” Bahkan setelah bermenit-menit Riyad menggedor pintu itu dan berteriak memanggil ibunya, tidak ada balasan yang dia dapatkan. Ibunya tidak menjawab. Entah ke mana satu-satunya manusia yang masih berinteraksi dengannya itu. Perut Riyad berbunyi, dengan iringan perih karena belum makan sejak pagi. Oh tidak, Riyad baru saja ingat bahwa terakhir kali dia makan adalah siang kemarin. Itu artinya, sudah lewat dari dua puluh empat jam perutnya tak diisi. Biasanya sekitar jam tujuh malam ibunya akan mengetuk pintu dan menawarinya makanan. Tapi semalam tadi pun, sepertinya ibunya tidak datang. Satu minggu yang lalu, ibunya memang mengatakan bahwa ayahnya sakit. Tapi beliau tidak menjelaskan sakit apa. Ibu minta izin untuk tidak mengantarkan makanan dan tugas itu diberikan kepada Bi Tinah, asisten rumah tangga yang selama ini membantu ibunya dengan urusan rumah, kecuali yang berhubungan dengan Riyad. Tapi masakan Bi Tinah sangat tidak enak dan dia selalu salah meletakkan piring, terlalu dekat dengan pintu kamar sehingga seringkali hampir terbentur pintu. Riyad menjadi sangat kesal dan meneriaki perempuan itu. Setelah insiden itu, Bi Tinah tidak pernah datang lagi mengantar makanan dan ibunya pun kembali lagi. Riyad pikir mungkin ayahnya sudah sehat dan hanya merasa sedikit kurang enak badan. Tapi sekarang ibunya tidak datang. Bi Tinah itu juga tidak. Riyad bertanya-tanya apa yang terjadi. Apakah ayahnya sakit lagi? Atau kali ini ibunya yang sakit? Atau ayahnya pura-pura sakit agar ibunya berhenti memberi perhatian kepada Riyad? Pasalnya, ayah Riyad pernah melakukan hal itu beberapa tahun lalu. Atau jangan-jangan, akhirnya ayahnya berhasil membujuk ibunya untuk tidak lagi datang dan Riyad akan diacuhkan begitu saja sampai mati kelaparan? Tidak! Riyad menggeleng-gelengkan kepalanya. Ibunya tidak akan tega. Dia adalah satu-satunya anak yang berhasil keluar dari rahim wanita lemah lembut itu. Ibunya tidak akan melakukan hal sejahat itu. Setelah lelah berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar, Riyad kembali lagi ke kasurnya dan berbaring. Dia menendang selimutnya ke pinggir kasur. Kakinya mulai kegerahan dan perutnya terasa perih lagi. “Bu!” panggil Riyad lagi dengan setengah meratap. Masih tidak ada jawaban. Riyad mendesah dan duduk di atas kasurnya. Dia mencari-cari remote AC yang seharusnya ada di meja kecil di samping tempat tidurya. Tapi dia malah menemukan jam tangannya yang sudah tak bergerak. Mesin jam itu sudah lama sekali mati. Riyad memungut jam tangan itu dan melemparkannya ke tempat sampah kecil di sudut kamar. Setelah itu dia mencari-cari remote AC lagi. Udara mulai terasa pengap. Setelah lima menit mencari dan tidak menemukan benda itu, Riyad bangun dan meninggalkan tempat tidurnya. Dia berjalan lagi menuju ke pintu. Dia meraih kunci yang tergantung di paku di samping pintu kamarnya. Pelan-pelan, Riyad memasukkan kunci ke dalam lubang di pintu dan memutar benda itu dua kali. Kunci itu berhasil membuka pintu dengan mudah. Tiba-tiba semilir angin berhembus menyentuh wajah Riyad. Rambutnya yang panjang sebahu ikut bergerak bersama angin. Dia terkejut dengan kehadiran angin yang lembut itu. Dia menunduk dan melihat kakinya yang ternyata hampir melewati batas antara kamar tidur dengan koridor di depannya. Riyad cepat-cepat mundur hingga ke sudur kamarnya, jauh dari pintu itu. Baginya, dunia di depan garis batas itu adalah rimba terlarang. Rimba yang mulai dia bentuk sendiri sejak tujuh tahun yang lalu. Riyad mengambil gagang sapu dan berjalan pelan-pelan mendekati pintu yang terbuka lebar. Dengan gagang sapu itu, dia berhasil membanting pintu hingga menutup kembali dengan sempurna. Kemudian dia segera mengunci kembali pintu kamarnya dan meletakkan kursi dengan tumpukan komik di atasnya ke depan pintu kamar itu. Setelah memastikan urusan dengan pintu itu beres, Riyad berbaring miring menghadap ke kanan. Dia menjepit bantal di antara pangkal paha dan perutnya. Agar perih itu tak terlalu terasa di perutnya yang sepertinya mulai cekung. Lama bertahan dalam posisi itu, tangan Riyad mulai kesemutan. Dia membalikkan tubuhnya dan menaruh bantal di atas perut. Perih itu datang lagi. Riyad mencoba masa bodoh, tapi perutnya terasa semakin perih. Riyad semakin masa bodoh. Amat sangat perih. Riyad tidak tahan lagi. Dia berteriak. Namun tiba-tiba, Riyad seperti mendengar sebuah suara dari luar kamar. Dia menghentikan teriakannya dan panik karena suara itu terdengar seperti mendekat. Itu adalah suara yang tidak pernah dia kenali sebelumnya. Suara itu sepertinya berasal dari lantai bawah dan merayap masuk dengan cepat menuju lantai dua tempat kamarnya berada. Suara itu berupa derap langkah yang tergesa-gesa, bahkan mungkin setengah berlari. Riyad segera mengenali bahwa itu bukan langkah ibunya. Berat badan ibu Riyad membuatnya tak mungkin memiliki langkah tergesa-gesa yang ringan seperti itu. Itu juga bukan langkah Bi Tinah, apalagi ayahnya. Ayah Riyad sudah lama sekali tidak pernah datang ke kamarnya. Saat Riyad masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, tiba-tiba suara langkah itu terhenti tepat di depan pintu kamarnya. Riyad merasakan jantungnya seperti mengeras dan dadanya bergemuruh bagai dilanda gempa bumi. Dan tiba-tiba terdengar suara lagi. Sebuah ketukan. Satu ketuk, dua ketuk, dan berulang menjadi beberapa ketukan lagi. Riyad membeku di sudut kamarnya. “Mas Riyad?” tanya sebuah suara dari balik pintu. Riyad merasakan nyawanya seperti melayang pergi. Suara lembut itu, langkah ringan yang tergesa itu. Sekarang Riyad tahu makhluk macam apa yang tengah berada di balik pintu kamarnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.2K
bc

Perfect Marriage Partner

read
810.4K
bc

T E A R S

read
312.8K
bc

Mas DokterKu

read
238.9K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
16.3K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
55.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook