bc

When The Rain

book_age16+
1.9K
FOLLOW
20.3K
READ
love after marriage
fated
arrogant
manipulative
CEO
drama
tragedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Sawita Tungga Dewi... gadis cantik pecinta hujan... hidupnya berubah ketika ia terjebak pernikahan konyol dengan lelaki angkuh, sombong yang hanya memanfaatkan pernikahan itu untuk keuntungannya sendiri. Pernikahan bagi Sawita merupakan hubungan yang sakral dan indah. Menikah haruslah dengan pria yang ia cintai.

Lalu, bagaimana jika pernikahan impiannya harus terjadi karena perjodohan?

Apalagi, lelaki yang dinikahinya hanya memanfaatkan dirinya sebagai kunci untuk mendapatkan harta warisan keluarga.

Bisakah wita mencintai suaminya?

dan bagaimana kehidupan pernikahan mereka.....

chap-preview
Free preview
Jodoh Tiba-Tiba
                                                                                                            Bab 1                                                                                                     Jodoh tiba-tiba                                                                                                                     °°°                                   Wita menatap nanar wajah sang suami. Lelaki angkuh dengan segala kuasanya. Lelaki yang menghancurkan masa mudanya. Bagaimana tidak? Di saat gadis remaja lain tengah asyik menikmati masa kebebasannya setelah lulus kuliah, ia malah terjebak status pernikahan dengan Om-Om di sebelahnya ini. Ya, lelaki yang dinikahinya, usianya terpaut cukup jauh. 20 vs 30. "Bagaimana para saksi, sah?" "Sah ...." Suara para tamu menggema ke penjuru ruangan, memekakkan telinga. Kali ini Wita benar-benar pasrah, tak merajuk atau memohon belas kasihan seperti beberapa minggu lalu. Apalagi yang mesti dilakukan selain menerima takdir.  Tugasnya untuk membahagiakan orang tua sudah tertunaikan dengan baik.  [Satu bulan sebelumnya] "Jangan bercanda, Ma?! Wita masih muda, tidak ... Wita tidak mau menikah," protes Wita, saat kedua orang tuanya menjelaskan maksud dan keinginan mereka. "Ini demi kebaikanmu Wita, coba kau lihat? bisnis Papa sedang meroket. Jika kau menerima perjodohan ini, bisnis Papa akan semakin maju pesat," bujuk Mama susah payah. "Kenapa bisnis menjadi penyebab pernikahanku? Aku ingin menikah dengan laki-laki yang kusukai, Ma." Wita terus saja menolak. Mau sekaya apa pun lelaki yang akan dijodohkan dengannya, bagi Wita, uang tak akan mampu membeli kebahagiaan. Kali ini Papa Wita mulai tak suka dengan penolakan demi penolakan yang dilontarkan putri semata wayangnya. Geram, ia meletakan cangkir kopi ke atas meja. Sorot matanya mengintimidasi, ia menekan Wita agar menurut. Wita diam, meringsut takut. Ia tak mampu melawan atau protes ketika sang Papa sudah mengultimatum. "Tidak ada orang tua yang menjerumuskan anaknya." Suara Papa datar dan tegas. "Papa tidak akan menerima perjodohan ini jika calonnya tidak masuk kriteria yang Papa mau." "Tapi, Pa?" Wita  melirik sang Papa, mencoba menumbuhkan sedikit keberanian untuk menolak. "Kami merawatmu sejak kecil, memberimu pendidikan tinggi, apa sedikit saja kau tidak ingin membahagiakan kami?"  Perkataan yang menohok, memukul telak ego Wita. Ah, ia tak mau terjuluki sebagai anak durhaka. "Kami hanya ingin kau menikah dengan laki laki yang baik dan mapan, sayang," timpal Mama. Wita makin tersudut. Lemas dan putus asa, wita mendongakkan kepala, biji matanya tegak lurus menatap kedua orang tuanya dengan tekat bulat. "Baiklah." Persetujuan singkat yang melegakan hati kedua orang tuanya. Wita menerima perjodohan itu, perjodohan yang nantinya akan menghasilkan babak baru perjalanan kisah cintanya.                             *** Wita melepas satu persatu tusuk konde yang terpasang di rambutnya, sedang lelaki menyebalkan itu larut dalam ponselnya. "Bisakah kau keluar sebentar? Aku ingin mengganti pakaianku." pinta wita halus. "Tidak bisakah aku tetap di sini? aku sangat lelah, ingin berbaring." Itan menegakan badan, memutar bahunya ke kanan dan ke kiri, menimbulkan suara tulang beradu cukup keras. Wita memutar tubuhnya, menatap skeptis laki laki di hadapannya ini. "Abritan Kusumo Dewa? Dengarkan baik-baik, ini kamarku, teritorialku. Ingat perjanjian kita? Tidak boleh saling mengganggu daerah teritorial masing-masing." Nada suara Wita meninggi. "Sawita Tungga Dewi, apakah kau tidak melihat aku lelah? Jika kau ingin mengganti pakaianmu, kenapa kau tidak pergi saja ke kamar mandi?" sahut Itan lebih garang. Wita merajuk, ia tak akan bisa menang dari lelaki keras kepala ini. Kesal, ia melangkah keluar. Kekehan penuh kemenangan terdengar nyaring dari mulut Itan. Perang dimulai, dia atau aku yang akan bertahan dengan pernikahan konyol ini. Aku harus mencari cara agar perempuan itu bertahan sampai perusahaan ayah berhasil aku miliki, ujar itan dalam hati. Wita melirik ke kanan dan ke kiri, berharap tak berpapasan dengan orang tua atau mertuanya. Langkah kakinya cepat menuju kamar mandi. "Wita?" sapa seseorang, membuat Wita berhenti, lantas membalikkan badan. "Ibu!" Nada suara Wita terdengar gugup. "Mau ke mana? Di mana Itan?" "Itan ... eh, Mas Itan ada di kamar. Wita mau ke kamar mandi, mengganti pakaian." "Loh, Kenapa tidak mengganti pakaian di kamar saja?" Wita mulai gusar, ibu mertua menyuruhnya berganti pakaian di kamar. Secara, ia dan Itan sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Kenapa mesti malu berganti pakaian di depan sang suami? Wita memutar otak, mencari alibi kuat. "Wita sekalian mau mengganti pembalut." "Oh, cepat sana. Setelah itu segeralah istirahat. Saat resepsi nanti malam, Wita harus terlihat cantik dan segar." Bagus, kebohongannya berhasil. Wita mengembuskan napas lega, dan bergegas masuk ke kamar mandi.                           ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PATAH

read
515.8K
bc

Cici BenCi Uncle (Benar-benar Cinta)

read
200.4K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

Billionaire's Baby

read
280.4K
bc

T E A R S

read
312.8K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook