Chrissy mengintip penuh was-was melalui celah-celah lemarinya. Aram masih memanggil namanya seraya berjalan menuju pintu kamar mandi, lalu mulai mengetuk. Chrissy mendengar derit pintu kamar mandi yang terbuka pelan, disusul desah napas Aram yang terdengar kecewa karena tidak menemukan dirinya di mana pun. “Aku yakin aku mendengar suaranya,” ujar Aram, mendekati lemari tempat Chrissy dan Ben bersembunyi. “Rasanya aku belum terlalu tua untuk mengalami yang namanya ‘salah dengar’,” lanjutnya lagi, menggelengkan kepala seraya menarik punggungnya dari bersandar di pintu lemari. “Seharusnya kau tidak menarikku juga ke sini!” bisik Chrissy, menoleh ke belakang. Mendongak memandang sinis ke arah Ben yang hanya menarik sudut kiri bibir ke atas, bersamaan d

