bc

Pesona Istri Kontrak Idaman

book_age18+
1.0K
FOLLOW
10.6K
READ
stepfather
like
intro-logo
Blurb

Himpitan ekonomi yang Fira (28) alami membuatnya nyaris putus asa dan tidak ada harapan. Gadis itu harus membayar sisa hutang milik ayahnya yang koma dan banting tulang untuk membayar biaya rumah sakit yang terus berjalan juga biaya hidup sehari-hari. Tapi ternyata, tubuhnya tidak sekuat itu hingga dia jatuh sakit dan kehilangan pekerjaan. Hidup memang penuh misteri, setelah dia lelah memohon bantuan pada atasannya untuk bisa bekerja kembali dan tetap ditolak, tanpa dia sangka di rumah sakit yang sama, dia bertemu Kenan Raharja (28) sahabat baiknya dimasa sekolah. Keduanya pun hanyut dalam nostalgia kisah lama, sejenak melupakan beban masing-masing. Cerita yang mengalir dari mulut Kenan tentang masalah rumah tangga yang tengah laki-laki itu hadapi membuat Fira menawarkan bantuan, Fira tidak yakin dengan apa yang dia katakan, tapi dia sedang butuh uang dan tidak ada yang bisa memberinya pekerjaan sekarang, apalagi dengan gaji besar. Dalam kesepakatan tersebut, Kenan akan menikahi Fira hanya untuk mendapatkan keturunan, tidak ada cinta yang mereka libatkan sampai anak itu lahir dan keduanya berpisah karena Kenan akan membesarkan anak itu bersama sang istri pertama. Namun, seiring berjalan waktu, hati Fira mengkhianati dirinya sendiri, dia jatuh cinta pada Kenan dan mulai ada rasa tidak ingin melepaskan anak yang tengah dia kandung ataupun meninggalkannya nanti, tapi dia telah berjanji untuk memberikan anak itu dan pergi setelahnya. Kebimbangan pun mulai mendera hati Fira, jalan apa yang akan dipilihnya nanti?***Cover by canva

chap-preview
Free preview
Bab 1. Terpaksa Menjadi Istri Kedua
"200 juta, da-darimana aku bisa dapat uang sebanyak itu?" Seorang wanita bernama Fira tampak tercengang saat mendengar perkataan itu. Dia merasa sangat gugup sampai menggigit jarinya. Wanita itu sama sekali tak bisa membayangkan bagaimana dia bisa mendapatkan uang dengan nominal sebanyak itu, sementara dia baru saja dipecat dan sudah tidak mendapatkan gaji sama sekali, meskipun dia telah bekerja setengah bulan sebelum jatuh sakit dan terpaksa izin lama hingga berakhir dipecat. "Saya tunggu sampe besok lusa, kalau kamu nggak membayar itu, kamu harus membayar dengan tubuhmu, jadi pelayan kami!" Setelah mengatakan ancamannya, dua orang bertubuh kekar itu pergi begitu saja. Meninggalkan Fira yang tengah dilanda dilema. Kalau uang tabungannya dia berikan pada para penagih utang, bisa-bisa pihak rumah sakit akan mencabut semua alat medis yang menunjang kehidupan ayahnya karena dia masih harus mengangsur biaya rumah sakit yang setiap harinya terus bertambah. Wanita itu pun kini hanya bisa memejamkan mata, kedua kakinya tampak gemetar, dia hanya punya waktu dua hari atau dia harus menyerahkan diri sebagai gantinya. Entah utang apa dan untuk apa, Fira tidak tahu, semua itu baru diketahuinya setelah ayahnya kecelakaan dan koma. "Sekarang bagaimana ini? Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Kalaupun aku bekerja, apa dua hari bisa membayar semua utang-utang itu?" batin Fira mulai merasakan sesak di bagian dadanya. Napasnya seperti terhimpit, membuat wanita itu kesulitan bernapas. Dari kejauhan, tepatnya di ujung lorong rumah sakit yang sama dengan tempat di mana Fira bertemu dua orang penagih utang, seorang pria sejak tadi tampak memperhatikannya. "Dia bukannya … kayanya aku kenal deh." Pria bernama Kenan itu memutuskan untuk menghampiri. Namun, langkahnya kian bertambah cepat saat dia mengetahui jika sosok wanita yang dilihatnya seperti akan tak sadarkan diri. "Mbak, Mbak, kenapa?" Kenan berhasil meraih tubuh Fira tepat di saat nyaris terjatuh. Pria itu pun dengan perlahan menempatkan tubuh Fira di atas pangkuan. Kedua matanya seketika membulat sempurna saat wanita yang sejak tadi dilihatnya ternyata memang seperti dugaannya. "Fira … kamu kenapa?" Kenan tampak cemas. Menatap Fira dengan rasa penasaran tentang apa yang membuat wanita itu sampai tak sadarkan diri. *** Beberapa menit kemudian setelah Fira sadar. Wanita itu masih terlihat mengedipkan matanya berulang kali seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bertemu Kenan yang dia kenal baik, benar-benar sebuah kejutan tak terduga untuknya. Terlebih pria yang sudah dianggap sahabatnya itu baru saja menceritakan alasannya ada di rumah sakit, yaitu untuk mencari seorang wanita yang bisa dia tawari sebuah kontrak pernikahan. Fira selama ini berpikir, dengan kesuksesan yang Kenan raih bisa membuat pria itu hidup bahagia. Namun, nyatanya dia salah. Saat ini, mereka sama-sama seperti sedang berada di kubangan masalah yang penuh dilema. Persahabatan di antara mereka memang tidak diragukan lagi, sebab bila Kenan tidak meneruskan sekolah ke luar negeri, tentu separuh usia bisa mereka habiskan bersama. Ya, memang sedekat itu hubungan antara Fira dengan Kenan karena dulu keduanya memang selalu bersama. "Aku turut prihatin sama masalah kamu, Ken. Emang nggak mudah, tapi aku—" Fira menghentikan ucapannya, dia baru sadar akan keberadaannya saat ini. Ya, ternyata Kenan membawa Fira ke ruang inap kelas VIP, bukan ruang rawat kelas biasa seperti tempat di mana ayahnya dirawat. Dua suster yang masuk kembali memeriksa tekanan darahnya hingga membuat Fira ingat masalah yang tengah dia hadapi. "Jangan, Sus! Aku nggak punya uang lagi buat bayar perawatan ini!" katanya mengiba, jangan sampai rumah sakit memberikan dia pilihan yang lebih menyakitkan seperti sebelumnya saat salah satu petugas administrasi menyarankannya untuk menyerah dan mengikhlaskan ayahnya yang koma. "Ra, tenang dulu! Aku yang bayar, tenang!" kata Kenan meminta Fira duduk lagi, tatapan mereka pun bertemu, saling menyelami satu sama lain. Setelah suster melakukan pemeriksaan, mereka pun pamit dan keluar dari ruangan. "Ken, makasih, ya. Makasih karena kamu udah mau nolongin aku." "Ah, kamu ini kaya ama siapa aja. Nggak usah pakai makasih segala. Lagi pula udah tugas aku juga buat bantuin sahabat aku. Malah aku beruntung lho, bisa ketemu sama kamu. Jadi, aku bisa minta tolong kamu soal yang tadi aku ceritain." "Soal apa?" tanya Fira coba memastikan. "Seperti yang aku katakan tadi, aku tuh butuh perempuan yang mau aku nikahi dan hamil anak aku, Ra. Setelah melahirkan, dia bisa kembali bebas. Aku hanya membutuhkan waktu itu untuk mengandung dan melahirkan anakku saja. Aku nggak peduli berapa yang harus aku bayar, aku udah mengiyakan permintaan Anggun untuk hal ini, tapi sampai sekarang, kami masih juga belum menemukan perempuan yang cocok. Kalaupun ada, kami banyak pertimbangan karena Anggun keberatan kalau anak itu lahir dari perempuan nggak bener, Ra. Aku nggak tau lagi harus cari perempuan itu di mana," ungkap Kenan menceritakan secara detail. Fira mencengkram kuat lengan Kenan. Entah kenapa, setelah cukup lama mendengar semua cerita Kenan, wanita itu baru sadar kalau sejak tadi sebenarnya dia sudah menemukan solusi dari semua masalahnya. "Aku mau, Ken …." Suara penuh keraguan itu keluar dari mulut Fira. Terdengar samar di telinga Kenan. "Kamu ngomong apa, Ra?" Kenan melihat seberkas keraguan dan titik pedih di mata Fira. Sama seperti dirinya, Fira juga pasti melakukannya dengan terpaksa. Ya, alasan Kenan mengiyakan permintaan Anggun adalah untuk bisa mempertahankan pernikahannya dari tuntutan keluarga. Tuntutan di mana anak menjadi tolak ukur kebahagian dalam sebuah pernikahan. "Aku saja yang jadi perempuan itu, Ken." "Tapi, Ra … ini bukan masalah sepele loh!" Kenan masih tak percaya dengan apa yang didengarnya. Tentu saja, sulit rasanya mendengar semua itu dari Fira, wanita yang selama ini sudah dianggapnya sebagai sahabat yang begitu dekat. Fira menggelengkan kepalanya, sebagai tanda bahwa tidak masalah sekalipun itu berat, dia tetap akan menjalaninya. "A-ku … aku mau, Ken. Aku mau bantu kamu untuk jadi istri kontrakmu!" Ya, saat ini dia memang sangat membutuhkan uang, apalagi lusa dia sudah harus membayarnya dan Fira meyakini jika Kenan bisa memberikan uang itu dengan cepat sesuai nominal yang dia butuhkan. Tak hanya menahan air matanya agar tak menetes, wanita itu juga terus menahan kuat-kuat gemuruh di dadanya. Dia sadar betul jika hal itu tidak bisa dibenarkan, tetapi mau bagaimanapun, dia lebih memilih membantu Kenan daripada harus merelakan tubuhnya untuk para penagih hutang. "K-ken, aku bersedia nikah sementara dan hamil anak kamu! Aku mau melakukan semua itu!" Fira kembali mengulang jawabannya sekali lagi, bahkan cengkramannya terasa semakin kuat di lengan Kenan. "Maafin Fira, Yah! Maaf karena Fira nggak punya pilihan lain, tapi asal ayah tahu, Fira melakukan semua ini hanya demi ayah. Fira masih mau ayah hidup. Fira masih ingin bersama ayah," batinnya. Kali ini, wanita itu tak dapat lagi membendung kesedihannya, air mata pun terus menetes, menghujani wajah pucat Fira yang tampak yakin dengan pilihan yang baru saja dia putuskan. Pilihan di mana dia tahu jika itu bisa saja membuat hidupnya semakin tertekan, tapi Fira sadar betul, tak ada jalan lain. Apa yang dihadapi saat ini, seperti jalan satu arah yang tak lagi ada pilihan untuk bisa kembali. "Ra, apa kamu serius?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
54.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook