Penggemar Rahasia itu Reon?

1831 Words
Hampir seharian Reon dan Nalen tidak saling bicara, sebagaimana mereka berdua duduk sebangku pun. Dan Kevin yang melihat hal itu cukup jengah rasanya, karena seumur-umur di antara mereka bertiga. Tidak ada yang bercekcok ria atau saling diam seperti ini. Jujur ia pun sedikit kurang paham dengan Reon yang akhir-akhir ini tampak berbeda dari biasanya, bisa di bilang laki-laki itu terlihat lebih sensitif. Terutama jika berhubungan dengan Sisil. Sedangkan Nalen yang juga tidak nyaman dengan situasi mereka berdua yang seperti ini membuat ia menghela nafas lelah. Dan di saat dirinya berniat untuk meminta maaf, terkadang timingnya pun selalu tidak pas dan itu membuat Nalen semakin mengurungkan niatnya untuk berbasa-basi secara cuma-cuma kepada Reon. Seperti sekarang ini, di saar ia berniat untuk membuka obrolan, bel istirahat berbunyi dan Reon langsung bangkit dari duduknya. Meninggalkan Nalen dengan mulut yang sudah menganga lebar. Melihat Reon yang sudah hilang dari pandangannya, laki-laki itu mengacak-ngacak rambutnya kesal. “b*****t! b*****t! b*****t!” Omel Nalen. Kevin yang duduk tepat belakang mereka berdua akhirnya pindah ke sebelah tubuhnya, “Masih belum mau ngajak lo ngobrol?” Tanya Kevin. Nalen mengangguk lemas, kepalanya ia taruh di atas meja. Rasa pening yang menjalar di area kepalanya semakin terasa sakit baginya. Gimana gak makin sakit? Pagi-pagi udah ulangan harian matematika dadakan, terus Reon diemin dia kaya bocah, belum lagi Jeje dari kemarin gak bisa di hubungi. Kan Nalen makin merana rasanya pak! Kevin menyenderkan tubuhnya, “Coba lo minta maaf sambil turutin apa mau dia deh Len, biar kelar,” Ucap Kevin agar masalah kecil nan simple ini agar cepat selesai. Nalen yang tahu Kevin akan menyuruhnya seperti itu hanya berdecak kesal, “Perasaan gak bisa di paksakan kali Vin,” Ngelesnya, padahal jelas-jelas di sini Nalen juga tertarik dengan Sisil. Kevin tertawa remeh, “I know you liar Len,” Nalen menoleh ke arah Kevin malas, laki-laki itu menatap sahabatnya pasrah karena bagaimana pun berbohong di hadapan Kevin rasanya tidak mungkin. Karena ia tidak sebodoh itu. “Ck! Banyak hal yang harus gue pikirin biar nurutin maunya Reon,” Jelas Nalen sambil menegakkan tubuhnya kembali. “Sebagaimana gue juga sedikit tertarik sama pesona tuh cewek,” Kevin mengangguk mengerti, “Jadi butuh berapa lama lo harus berpikir? Lo tahu kan? Selama lo memutuskan, selama itu juga lo gak akan ngobrol sama Reon, right?” Yap! Itu benar, bagaimana pun yang Reon inginkan sekarang Nalen menuruti kemauan laki-laki itu. “Hubungan gue sama Jeje belum selesai yang kalian berdua pikirin,” Jelas Nalen galau. “Lagian napa sih tuh anak jadi kek bocah gitu? Kesel gue!” Nalen kembali mengomel sebari maki-maki tidak jelas dan entah ke siapa, yang jelas ia tidak ingin melakukan kesalahan untuk dirinya bahlan orang-orang di sekitarnya. Sedangkan di sisi lain, Reon yang sadar dengan kelakuannya sejak pagi itu masih ia pertahankan. Ada satu hal alasan kenapa Reon melakukan ini yang terkesan seperti memaksakan Nalen sebenarnya, tapi satu tujuan yang sudah Reon tetapkan masih ingin ia wujudkan sebagaimana harus mengorbankan perasaannya sendiri. Lorong kelas sebelas masih sepi, dan Reon berdiri tepat di depan loker milik Sisil, membaca balasan yang gadis taruh di sana. Lekukan bibir itu terangkat, ada rasa ragu saat Sisil memintannya untuk bertemu. Namun di sisi lain, sepertinya Reon juga tidak bisa terus-terusan bersembunyi setiap harinya seperti ini. Karena bagaimana pun banyak hal yang telah ia rencanakan untuk kebahagiaan Sisil. Reon tahu ia hanya orang lain untuk gadis itu, tidak ada salahnya bukan jika Reon mengutamakan kebahagiaan orang lain seperti ini? Kita kesampingkan kebahagiaan Reon, karena bagaimana pun melihat Sisil bahagia saja itu sudah lebih dari cukup baginya. Ia benar-benar mencintai Sisil sebegitu tulusnya. •••••••••••••• Jam pelajaran terakhir yaitu pelajaran fisika yang membuat semua murid di kelas Sisil mengantuk mendengar penjelasannya, sudah berapa kali bilang kalau mereka benci pelajaran menghitung. Tiba-tiba Sisil mengingat tentang pesan yang ada di lokernya tersebur, tanpa pikir panjang Sisil menyuruh David untuk sedikit bergeser supaya ada cela untuk dia keluar dan berpamit kepada guru Fisika untuk pergi ke kamar mandi. Setelah pamit, bukannya berniat pergi ke kamar mandi melainkan langkahnya menuju ke loker, kalian tahu kan tujuan Sisil sebenernya kemana dan untuk apa? Jadi biarkan saja dia maunya apa. Boleh =) tapi jangan kabur ya hahahah.... Gue tunggu pulang sekolah di taman belakang. Iya sama-sama Cengil ( Cewek Tengil ) hahahah Sisil tertawa membaca balasannya, sedikit merasa tertarik dengan penggemar rahasianya itu, yang dua hari sudah berhasil menyita perhatian Sisil. •••••••••••••• Bel sudah berbunyi, dengan cepat Sisil membereskan buku-buku dan tempat pensil yang ada di atas meja ia masukan ke dalam tas miliknya, David tadi sempat mengajaknya untuk pulang bareng sore ini. Tapi akhirnya Sisil tolak karena hari ini tengah membawa mobil sendiri dan David mau tidak mau sedikit merasa kesal harus pulang sendirian, alhasil ia berpamitan kepada Sisil sambil mengacak-ngacak rambut gadis itu. "Hati-hati di jalan, kalau bawa mobil jangan ngebut," Ucapnya yang di balas dengan anggukan semangat dan senyum sumringah dari Sisil. Tidak tau kenapa perasaan Sisil sangat senang sekarang saat ia tahu bahwa sekarang juga ia akan bertemu dengan penggemar rahasianya. Deg-degan, nervous, salting... aaah semuanya deh! Ia sedang tidak bisa mendeskripsikan perasaannya sendiri. Terkadang ia juga sedikit aneh, padahal Sisil bukan tipe cewek yang gampang jadi primadona, cantik juga gak cantik-cantik banget. Di tambah lagi Sisil adalah tipe ceqek yang kurang percaya diri, definisi gampang insecure. Tapi kok bisa sih dapet penggemar rahasia begini? Bikin ngerepotin rasanya. Dengan dirinya yang sedang bernalan di koridor sambil mengecek ponselnya, dan ada banyak notif masuk, lebih tepatnya dari aplikasi intagram yang sekarang lagi trend itu. Memang, tadi sewaktu istirahat, ia mengajak David untuk selfie bersama lalu David pun menyuruh Sisil mempostingnya di ** Sisil karena David juga akan melakukan hal yang sama juga. Dari situ banyak sekali notif yang masuk dari like, komentar dan yang mengikuti akun dirinya. Oh kalian sudah tahu kalau David sekarang termasuk cowok popular di sekolah ini karena ketampanannya itu? Nah sekarang David jadi penerus 3 sejoli kakak kelasnya, yaitu si Nalen, Reon dan Kevin. Mereka kan sekitar satu tahun lagi bakal keluar atau lulus dari sini, jadi ya kayaknya penerusnya si David. Menurut Sisil gitu bahkan sekarang Sisil juga menjadi sorotan karena dia yang lebih dekat dengan David apalagi kejadian tempo hari dimana Reon mengajaknya ngobrol dan mengacak-ngacak rambut cewek yang pertama kalinya di sekolah! Sisil duduk di bangku taman masih dengan meng-cek akun instagramnya, banyak komentar – komentar tidak jelas dari fansnya David. Ada yang iri lah, ada yang bilang mereka berdua jadian lah, apa lah intinya sih kepo banget! Tapi satu komentar yang menyita perhatian Sisil, yaitu dari akun @BellaGP. Sisil sedikit mengerutkan keningnya bingung dengan komentar itu. Komentar yang seakan-akan menandakan bahwa cewek itu tidak rela kalau David foto dengannya. "Cepet banget move onnya (:" Tanpa Sisil sadari, ada seseorang pria yang sudah duduk di samping dengan jarak yang agak berjauhan. Cowok itu tersenyum simpul melihat Sisil yang sibuk mengotak-atik hpnya tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Pria itu kembali menatap ke arah depan "Sibuk banget kayaknya," ucapnya yang terdengar sedikit tertawa. Sisil menoleh dan mengeruttkan keningnya, merasa heran kenapa malah dia yang ada di sini. "Kak Reon?" Sisil diam sesaat memikirkan janji yang ia buat dengan penggemar rahasianya itu. Dan Sisil pun yakin, kalau penggemar rahasianya bukan dia. Bukan! Jelas bukan Reon teman dekat Nalen kan? Mantan gebetannya! Reon menoleh dan tertawa melihatt ekpresi shock Sisil. "Di bilangin jangan kaget,“ Ucap Reon gemas. Sisil diam, ia Benar-benar shock apa yang baru saja dirinya alami sekarang. Dan tidak menyangka karena cowok yang kagum kepadanya selama dua tahun ini adalah Reon, cowok popular di sekolahnya. Sialan! Kenapa hatinya sekarang malah deg-deg an kalau dekat dengan Reon sih? Seperti tempo hari saat mereka bertemu dan saling ngobrol. "Kok bisa?" Tanya Sisil menatap lurus ke depan dengan tampang shocknya. Reon memperhatikan wajah Sisil lantas tertawa yang membuat Sisil kembali menoleh sambil menunggu jawaban dari Reon. "Salahin ke perasaan gue aja,” kata Reon enteng dengan nada yang sedikit ada tawanya. "Kenapa bisa kagum banget sama lo selama itu,” Sambungnya lagi, Sisil diam tidak tahu harus bersikap seperti apa dan dia merasa canggung dengan situasi sekarang ini. Malu sekaligus tidak menyangka, tapi di sisi lain perasaannya senang dan bahagia, bahagia sekali! "Boleh gak nih?" Tanya Reon selang beberapa menit mereka saling diam, Reon membuka suara. Sisil menoleh, menatap balik Reon. Sisil hampir nahan nafas karena jarak wajahnya dengan wajah Reon sekarangat sangat dekat, malah dekat banget! Karena Reon merapatkan duduknya dengan Sisil tadi. detak jantung yang dari tadi berdegup sekarang malah berdegup tidak karuan. Demi tuhan! Dia lebih tampan 3 kali lipat dari Nalen! " Boleh apaan?" Tanya Sisil bingung "Kagum sama lo,” Jawab Reon dengan sorot kedua matanya menatap kedua manik mata indah milik Sisil. Sisil hanya diam terpaku saat kedua pandangan merek beradu. "Suka sama lo," “Sayang sama lo,” "Cinta sama lo," “Gue tahu mungkin lo sedikit heran dan shock dengan pengakuan ini,“ Jelas Reon. Sedangkan Sisil hanha diam seribu bahasa dengan tatapan yang di kunci oleh Reon. Sisil bingung, ia benar-benar bingung harus jawab apa " Tapi..." Reon diam sejenak dan masih menatap Sisil lekat " ... Gue emang pengen deket sama lo," DAR! Ucapan Reon membuat badannya lemas! Dia tidak menyangka! Benar-benar tidak menyangka! Ya tuhan mimpi apa Ia semalam! Kenapa rasanya bisa sebahagia ini waktu Reon mengucapkan kata-kata itu. Batin Sisil. Sisil menghela nafas panjang, sedikit menetralkan dirinya yang sudah tidak karuan, “Bukannya lo tahu gue kagum sama temen lo?“ Sial! Kenapa Sisil malah mengalihkan pembicaraan dengan pembahasan sepertti itu sih! Sisil bersumpah sebenarnya dia tidak ingin berkata seperti yang baru ia ucapkan. "Gue tahu semuanya tentang elo..." Reon menghembuskan nafasnya, " .... Gue juga tahu elo suka sama Nalen, itu salah satu alasan gue buat ngedeketin lo gue undur dulu dan mungkin sekarang,” Sisil diam, mengalihkan pandangannya dari Reon "Lo kagum sama dia, gue tau itu. Dan buat deketin elo waktu itu gue harus mikir dua kali," sambung Reon tersenyum, Sisil kembali menoleh ke arah Reon yang tersenyum manis ke arahnya. “Bahkan untuk sekarang aja gue juga harus berfikir dua kali buat bikin lo jatuh cinta sama gue Sil, karena gue gak mau bikin lo kecewa,“ Ucap Reom, sedangkan Sisik yang tidak paham dengan maksud laki-laki itu hanya menatap Reon tidak mengerti. Setelah pembicaraan tersebut, tidak ada lagi obrolan semenjak Reon berbicara seperti itu. Mereka diam dengan pikiran masing-masing. "Pulang yuk udah sore, gue anterin gimana?“ Reon membuka suara membuat Sisil kembali menatapnya. "Gue bawa mobil sendiri kok,” "Yaudah gue anterin pake mobil lo aja, biar gue yang nyetir," "Loh bukannya lo bawa kendaraan sendiri juga? " "Biar Kevin yang ngurus," ucap Reon tersenyum, sambil beranjak dari duduknya "Yuk, mana kunci mobilnya?”" Sisil berdiri dan merogoh tasnya untuk mengambil kunci setelah itu memberikan kepada Reon. •••••••••••••••
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD