Chapter 8 - Full Day With You

2518 Words
Chapter 8 - Full Day With You Perusahan Multi Fashion Grup adalah perusahaan yang bergerak di bidang fashion. Setiap bulannya selalu meluncurkan baju-baju dan busana lainnya yang selalu menjadi trans center. Dari mulai busana anak sampai dewasa. Karena Multi Fashion Grup banyak bekerja sama dengan desainer-desainer terkenal. Seperti Mevita Aurora, Clarisa Andria Molefatho, Michelle Oktatarina Andara dan masih banyak lagi. Selain desainer ternama, banyak juga yang dari kalangan artis yang mendesain baju untuk mereka kenakan. Baik untuk pakaian sehari-hari, untuk shooting, fashion show, show dan acara lainnya. Tidak heran klien dan costemer bertambah banyak. Saat tahu Nicholas Alfred Walker anak tunggal dari perusaan Multi Fashion Grup yang juga CEO perusahaan tersebut. Mengadakan sayembara untuk mencari calon istri. Banyak sekali yang mencalonkan diri. Namun, tidak ada satupun yang menarik perhatian Nicho. Nicho menginginkan sosok ibunya. Kim Hana, yang selalu hangat dan perhatian, juga pekerja keras. Nicho mencari sosok yang sempurna. Maka dari itu tidak ada yang cocok satupun dari yang mencalonkan. Sekarang Nicho di minta Kim Hana untuk mengadakan sayembara lagi. Nicho seperti Casanova tahun dua ribu dua puluh satu. Padahal nyatanya, mungkin sebagian orang menganggap Nicho tidak laku. Dan lebih suka pada lelaki. Seperti manager Park Wo Bin. Padahal manager Park Wo Bin adalah asisten sekaligus sepupu Nicho. Manager Park Wo Bin adalah anak dari adiknya Kim Hana. Satu-satunya orang Korea keturuan Kim Hana yang juga ikut tinggal di Indonesia. Hari ini Nicho ada meeting di luar kota. Sampai harus menginap karena dua hari berturut-turut ada meeting di Bandung. Nicho tidak sendiri. Dia di temani oleh manager Park Wo Bin dan sekretarisnya Nadira. Karena semua jadwal Nadira yang mengaturnya. Dan manager Park Wo Bin juga ikut dalam event yang bulan depan akan diselenggarakan. "Jadi yang saya akan jelaskan adalah busana yang moderen namun tetap sopan. Tidak terlalu banyak model yang terbuka, tapi tetap membuat kesan elegan dan sangat cantik. Seperti gambar yang ada di depan saya. Saya yakin costemer akan menyukai baju ini. Karena kesannya tampil cantik, tapi tidak terlalu seksi. Warnanya juga saya buat ada empat warna. Yaitu warna hitam, merah, biru dan pink. Warna itu sudah saya survei yang lebih banyak di minati di pasaran," jelas Nadira pada klien Multi Fashion Grup di Bandung. Nicho dan manager Park Wo Bin sampai tidak berkedip melihat persentasi yang Nadira tampilkan. Semua desain yang Nadira persentasikan, itu semua hasil Nadira. Ternyata Nadira sangat berbakat dalam mendesain sebuah busana. Tidak kalah hebat dengan desainer lainnya. Saat di beri tahu Nicho, Nadira harus persentasi di Bandung. Nadira berpikir keras setiap hari. Kata Nicho persentasinya harus yang sangat fresh karena akan menjadi launcing di grand opening outlet di Bandung. Kliennya kali ini adalah seorang model yang akan menjadi ambasador di Multi Fashion Grup. Makanya Nadira sampai begadang membuat konsep tersebut. Berkali-kali Nadira meminta revisi dari Nicho. Namun, Nicho tidak menggubrisnya. Malah asik sendiri mengerjakan pekerjaan lain. Makanya Nadira selalu meminta pendapat dari manager Park Wo Bin. Manager Park Wo Bin selalu memuji konsep yang Nadira bawakan. Dan betul saja saat persentasi, hasilnya juga sangat memuaskan seperti konsep yang Nadira buat. "Saya suka busananya, kamu sangat hebat mendesainnya. Kamu desainer terkenal kah?" Tanya Veronica Namanjo model terkenal di tahun dua ribu dua puluh. Namanya bersinar karena ia memenangkan juara pertama di sebuah kompetisi model ternama di Indonesia. "Saya ini..." "Bukan, Nadira ini sekretaris saya. Dia hanya membantu kami dalam mempersentasikan produk busana kami yang akan kami produksi untuk di launchingkan," potong Nicho. Apa tadi? Membantu? Sialan Nicho ini. Orang ini semua hasil kerja kerasnya gue kok! Rutuk Nadira dalam hati. Nadira sedikit kecewa dengan ucapan Nicho. Rasanya kerja kerasnya seakan menjadi butiran debu. Tidak ada apa-apa bagi Nicho. Harusnya Nicho berterimakasih karena kliennya menyukai konsep yang Nadira persentasikan. "Oh saya kira kamu itu desainer terkenal. Seperti Clarisa Andria Molefatho atau Mevita Aurora. Ternyata hanya sekretaris pak Nicho. Padahal bagus-bagus loh busananya. Terlihat cantik, elegan dan anggun. Saya suka," puji Veronica, tapi bagi Nadira kesannya seperti menyindir. "Iya, mbak saya hanya sekretarisnya pak Nicho. Ya sudah, persentasinya sudah selesai. Saya pamit duluan, selanjutnya biar pak Nicho dan manager Park Wo Bin saja yang jelaskan," pamit Nadira, dia langsung pergi meninggalkan meeting tanpa pamit dulu pada Nicho. Entah kenapa hatinya terasa sakit. Sejak tadi ia menahan air matanya. Maka dari itu Nadira buru-buru mengakhiri persentasi. Agar ia bisa menangis di tempat lagi. Saat ini Nadira seperti sampah yang tidak berguna. Sudah dibuatkan konsep yang bagus malah dibilang membantu. Kan tidak menghargai hasil karya orang namanya. Nicho dengan santai menjelaskan kembali acara bulan depan, yang akan di selenggarakan di garam opening outlet pada Veronica. Sekalian tanda tangan kontrak dengan Veronica sebagai ambasador outlet Multi Fashion Grup yang di Bandung. Setelah di rasa sudah selesai. Manager Park Wo Bin pamit pada Nicho dan Veronica. Manager Park Wo Bin celingukan di sekitar hotel tempat dia menginap. Seperti sedang mencari seseorang. Dia berlari kesana kemari. Dan akhirnya mata manager Park Wo Bin menangkap seseorang yang ia cari. "Ternyata kamu di sini," ucap manager Park Wo Bin. Nadira buru-buru menghapus air matanya yang berlinang. Nadira pura-pura ceria kembali di depan manager Park Wo Bin. "Kalau mau nangis, nangis aja. Jangan malu di depan saya. Saya tahu kok, kamu kecewa sama Nicho," ucap Nadira. Uuuhh ternyata manager Park Wo Bin perhatian juga pada Nadira. "Saya enggak apa-apa kok, pak," bohong Nadira. Padahal ia masih ingin menangis. Manager Park Wo Bin duduk di kursi tepat di samping Nadira. Hal itu justru membuat Nadira jadi salah tingkah. "Nicho itu sebetulnya orang baik. Hanya saja, dia terlalu cuek sama perempuan. Karena dia didik sangat keras untuk belajar oleh ayahnya. Nanti saya tegur dia. Dia harus menghargai hasil kerja keras kamu," ucapan manager Park Wo Bin membuat Nadira terharu. Nadira hanya bisa diam tanpa berkata. Nadira tidak mau menangis di depan manager Park Wo Bin. Takutnya di bilang cengeng. Karena begitu saja menangis. Bukan hal yang besar di tangiskan. Padahal bagi Nadira, hal ini justru hal yang besar. Karena ini persentasi sekaligus konsep pertama yang ia buat. Malah tidak di hargai di depan klien. "Ayahnya Nicho koma sudah setahun ini. Semua itu membuat Nicho harus bekerja keras menggantikan ayahnya. Nicho harus mempertahan Multi Fashion Grup. Agar tetap berjaya di dunia fashion. Nicho juga ingin membuktikan ada ibunya. Kalau dia bisa menjalankan perusahaan dengan baik." Manager Park Wo Bin malah bercerita tentang Nicho tanpa Nadira minta. Nadira juga pernah mendengar. Kalau direktur utama Multi Fashion Grup itu mengalami kecelakaan dan koma. Ternyata masih koma hingga sekarang. Pasti sangat berat sekali. Di usia Nicho yang masih muda. Harus memikul tanggung jawab sebagai CEO sekaligus direktur utama di Multi Fashion Grup. Perusaan terbesar se-Asia dan Amerika. "Makanya dia lebih fokus sama pekerjaan dibandingkan mencari pasangan hidup. Jadi jangan heran, kalau kamu di ketusin terus dia," terus manager Park Wo Bin. Nadira tersenyum mendengar ucapan terakhir manager Park Wo Bin. Bukan ketus lagi, tapi hampir tiap hari Nadira kena omel Nicho. Salah sedikit saja langsung Nicho besar-besarkan. "Nah, gitu dong senyum. Ini baru Nadira yang aku kenal," ucap manager Park Wo Bin. Dia mulai berbicara santai pada Nadira. "Kalau di luar kantor, kamu boleh kok, panggil aku dengan senutan oppa," saran manager Park Wo Bin. Mata Nadira langsung berbinar. "Serius oppa?" Tanya Nadira. Manager Park Wo Bin mengangguk mantap. "Kamsahamnida oppa!" Nadira sangat senang. Apa itu tandanya manager Park Wo Bin sudah mulai jatuh hati pada Nadira? Hmm Nadira ini terlalu banyak ngehalu sih. Ini kan baru awal saja. "Gomawo Nadira. Bukan Kamsahamnida, kita bicara santai saja. Kita bicara formal di kantor saja. Anggap saja saya kakak kamu," pinta manager Park Wo Bin. Nadira nyengir kuda. "Iya deh, kayaknya aku harus belajar bahasa Korea dari orang Korea asli deh. Biar tambah mahir bahasa Korea aku." Manager Park Wo Bin tampak berpikir. "Boleh, mau belajar dari mana?" Kenapa jadi ngedown ya, saat manager Park Wo Bin bilang anggap saja seperti kakaknya? Padahal Nadira menginginkan lebih, tapi enggak apa-apa deh. Sementara jadi kakak-adik zone dulu. Siapa tahu nantinya jadi sepasang kekasih. "Belajar dari mana aja boleh kok. Aku udah belajar dasar-dasarnya aja sih. Aku juga sedikit-sedkit bisa nulis aksara Hangeul loh!" Ucap Nadira bangga. "Oh iya, boleh aku lihat?" Nampaknya manager Park Wo Bin mulai tertarik dengan obrolan Nadira. Nadira mengeluarkan sebuah buku catatan dari tasnya. Kemudian memperlihatkan aksara Hangeul yang biasa ia tulis saat malam hari, sebelum Nadira tidur. 나의 두 눈을 감으면 Neoui du nuneul gameumyeon 떠오르는 그 눈동자 Tteooreuneun geu nundongcha 자꾸 가슴이 시려서 Jakku gaseumi siryeoseo 잊혀지길 바랬어 Ichyeojigil baraesseo 꿈이라면 이제 깨어났으면 제발 Kkumiramyeon ije kkaeeonasseumyeon jebal 정말 네가 나의 운명인 걸까 Jeongmal niga naui unmyeongin geolkka 넌 Falling You Neon Falling You 운명처럼 너를 Falling Unmyeongcheoreom neoreul Falling 또 나를 부르네 Calling Tto nareul bureune Calling 헤어 나올 수 없어 Heeo naol su eopseo 제발 Hold Me Jebal Hold Me 내 인연의 끈이 넌지 Nae inyeon-ui kkeuni neonji 기다린 네가 맞는지 Gidarin niga manneunji 가슴이 먼저 왜 내려앉는지 Gaseumi meonjeo wae naeryeoanneunji (Stay With Me) 내 마음속 깊은 곳에 Nae maeumsok gipeun gose 네가 사는지 Niga saneunji (Stay With Me) 내 안에 숨겨왔던 진실 Nae ane sumgyeowatdeon jinsil 나의 두 눈을 감으면 Naui du nuneul gameumyeon 떠오르는 그 눈동자 Tteooreuneun geu nundongcha 자꾸 가슴이 시려서 Jakku gaseumi siryeoseo 잊혀지길 바랬어 Ichyeojigil baraesseo 꿈이라면 이제 깨어났으면 제발 Kkumiramyeon ije kkaeeonasseumyeon jebal 정말 네가 나의 운명인 걸까 Jeongmal niga naui unmyeongin geolkka 넌 Falling You Neon Falling You 가슴은 뛰고 있어 Gaseumeun ttwigo isseo 여전히 널 보고 있어 Yeojeonhi neol bogo isseo 자꾸만 숨이 막혀서 Jakkuman sumi makhyeoseo 아직은 멀리에서 Ajigeun meolliseo 너를 지켜보고 싶어 Neoreul jikyeobogosipeo 내가 또 왜 이러는지 Naega tto wae ireoneunji 처음 너를 봤을때부터 다르게 Cheoeum neoreul bwasseulttaebuteo dareuge 운명의 시간은 또 더디게 갔지 Unmyeong-ui siganeun tto deodige gatji 내 가슴은 널 향했고 Nae gaseumeun neol hyanghaetgo 내 심장은 다시 또 뛰었고 Nae simjangeun dasi tto twieotgo 꺼져버리던 희미한 불빛 Kkeojyeobeorideon huimihan bulbit 너로 인해 다시 타오르는 눈빛 Neoro inhae dasi taoreuneun nunbit 마치 오래전부터 널 사랑한 것 같아 Machi oraejeonbuteo neol saranghan geot gata 무언가에 이끌리듯 끌려온 것 같아 Mueongae ikkeullideut kkeullyeoon geot gata 나의 두 눈을 감으면 Naui du nuneul gameumyeon 떠오르는 그 눈동자 Tteooreuneun geu nundongja 자꾸 가슴이 시려서 Jakku gaseumi siryeoseo 잊혀지길 바랬어 Ichyeojigil baraesseo 꿈이라면 이제 깨어났으면 제발 Kkumiramyeon ije kkaeeonasseumyeon jebal 정말 네가 나의 운명인 걸까 Jeongmal niga naui unmyeongin geolkka 넌 Falling You Neon Falling You "Wah ini lagunya Chanyeol & Punch – Stay With Me, Official Sound track dari drama Korea Goblin, ya? Aku juga suka lagunya. Tulisan Korea kamu bagus juga. Kayaknya selain ini banyak tulisan Korea kamu," puji manager Park Wo Bin. Dia juga melihat-lihat tulisan Nadira yang lainnya. Isi dalam catatan itu memang semuanya lagu. Nadira memang suka belajar bahasa Korea dari lagu dan drama Korea. "Kamu memang hebat. Kamu kursus bahasa Korea?" Tanya manager Park Wo Bin. Nadira menggeleng. "Enggak kok, aku belajar otodidak. Dari lagu Korea, drama Korea sama kamus bahasa Korea," sahut Nadira jujur. Nadira memang belajar otodidak. Karena menurut Nadira belajar dari semua yang Nadira suka. Akan lebih mudah dari pada kursus. Setiap film yang Nadira sudah tonton, Nadira selalu putar ulang setelah tamat tanpa subtitle. Jadi ia terjemahkan sendiri dalam bahasa Indonesia. Itu sangat membantu Nadira dalam cara melafalkan bahasa Korea. Sekaligus paham apa yang ia katakan. Tidak hanya itu, paling mudah adalah dari lagu. Karena setiap malam ia selalu menulis lagu Korea sambil terus belajar menulis aksara Korea Hangeul. Dan ini berhasil tanpa kursus. Karena Nadira mempunyai keinginan sangat kuat untuk bisa bahasa Korea. "Hebat! Oppa salut sama kamu! Belajar otodidak bisa semahir ini. Kamu benar-benar pintar," puji manager Park Wo Bin lagi. Rasanya kenyang hari ini di puji habis-habisan sama kecengannya sendiri. Nadira senyam senyum sendiri. "Gomawo, oppa." "Apa yang kamu suka dari Korea. Sampai segitunya pengen banget bisa bahasa Korea?" Tanya manager Park Wo Bin penasaran. "Suka oppa," ceplos Nadira. "Eh maksud aku. Biar aku lancar bahasa Koreanya. Kalau seandainya aku ke Korea. Ketemu oppa Lee Min Ho, oppa Lee Jong Suk dan oppa ganteng lainnya. Enggak perlu penerjemah atau tour guide. Jadi tinggal ngomong sendiri aja. Karena udah paham apa yang mereka ucapkan mereka," ralat Nadira. Bodoh! Bodoh! Pake acara keceplosan lagi. Nadira, Nadira. Kamu enggak boleh ngebut dong, santai aja. Baru juga naik level jadi kakak-adik zone. Jangan sampai manager Park Wo Bin ilfeel karena kamu terlalu agresif, umpat Nadira dalam hati. "Oh gitu, hebat kamu. Hobi bisa jadi keahlian seperti itu. Aku juga yang orang Korea. Kadang malas belajar Hangeul, tapi kamu orang Indonesia malah semangat." manager Park Wo Bin tersenyum samar. Stop oppa, stop puji aku. Aku bisa pingsan kalau di puji oppa terus. Aku seneng karena seharian ini sama oppa. Full day with you. Aaaahh indahnya, batin Nadira. Nadira ingin sekali berteriak. Namun, ia tahan. Gengsi dong di depan kecengan. "Kamu sudah membaik kan? Kalau gitu, aku mau ke dalam hotel dulu untuk istirahat. Besok masih ada meeting sama Veronica. Masalah yang tadi kamu lupakan ya," pinta manager Park Wo Bin. "Iya, oppa," sahut Nadira. Mana bisa nolak permintaan manager Park Wo Bin yang sejak tadi memuji-muji dirinya. "Oke. Sampai ketemu besok!" Pamit manager Park Wo Bin. Setelah itu ia berlalu. Nadira terus menatap punggung manager Park Wo Bin. Sampai dia masuk kedalam hotel. "Kyyaaaa!!" Teriak Nadira girang. Dari tadi sudah ia tahan di depan manager Park Wo Bin. Akhirnya bisa ia keluarkan juga. Hari ini Nadira benar-benar senang. Ada kemajuan dari hubungannya dengan manager Park Wo Bin. Nadira harus cerita soal ini sama Vina. Pasti Vina baper dan pengen punya pacar juga. Hehe Ternyata ada hikmah dibalik marahnya Nadira pada Nicho. Justru hal itu malah membuat Nadira semakin dekat dengan manager Park Wo Bin. Sampai manager Park Wo Bin mau di panggil 'oppa' oleh Nadira. Nadira masuk ke dalam hotel juga sambil menyanyikan lagu Chanyeol & Punch – Stay With Me, Official Sound track dari drama Korea Goblin. Ternyata ada hikmah dibalik marahnya Nadira pada Nicho. Justru hal itu malah membuat Nadira semakin dekat dengan manager Park Wo Bin. Sampai manager Park Wo Bin mau di panggil 'oppa' oleh Nadira. Nadira masuk ke dalam hotel juga sambil menyanyikan lagu Chanyeol & Punch – Stay With Me, Official Sound track dari drama Korea Goblin. Nadira melihat Nicho di lobi hotel sedang berbicara dengan seseorang. Nicho tampak cuek pada Nadira. Tidak ada niatan sama sekali untuk meminta maaf. Padahal Nicho sudah salah padanya. Wajahnya tampak santai tanpa rasa bersalah. Nicho asik ngobrol dengan seorang lelaki seusianya. Mungkin temannya Nicho. Masa bodoh. Nadira tidak mau memikirkan hal itu. Moodnya akan acak-acakan lagi kalau memikirkan kejadian tadi. Mendingan Nadira memikirkan hal lain. Misalnya nonton drama Korea gitu. Supaya Nadira baper, terus lupa deh dengan kejadian tadi. Supaya saat meeting besok, mood Nadira kembali membaik. Enggak lucu kan di depan klien, Nadira memasang wajah cemberut. Bisa-bisa Nicho marah besar. Karena Nadira tidak bisa profesional dalam bekerja. Nadira tidak boleh bersikap seperti itu. Karena Veronica ini adalah kliennya dan ambasador dari Multi Fashion Grup. Bagaimanapun klien adalah raja. Sama seperti costemer. Nadira harus bersikap profesional, tidak boleh melibatkan emosi dalam pekerjaannya. Meskipun sebetulnya sangat kecewa pada Nicho, yang selalu tidak menghargai hasil kerjanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD