Kang Engkus langsung balik badan lalu menoleh ke arah Adi. Pria tua ini mengusap wajah dengan kasar. "Akang minta maaf Ujang. Sembunyi jauh-jauh kemari, ketahuan karena ada si pengkhianat. Esih ikut berdiri lalu menepuk-nepuk lengan Kang Engkus. "Udah, Kang. Sudah! Sekarang kita cari penyelesaiannya." Adi tersenyum mendengar ucapan wanita cinta pertamanya tersebut. Pria muda ini lalu berkata,"Neng, minta tolong cek di kamar Neng Iis ada hape, gak? Biar bisa jadi barang bukti kalo memang ada telepon atau chat ke nomor Aa' Tara." "Baik, Aa'. Bisa minta ditemani Kang Engkus? Khawatir ada barang ilang, bisa jadi fitnah." "Sok atuh. Biar Akang yang temani." Mereka segera berjalan menuju asrama putri dan Kang Engkus hanya bisa menemani sampai di gerbang asrama saja. Sudah menjadi peraturan

