"Jangan buru-buru suudzon, Euis! Siapa tahu ada sparepart motor yang harus diganti. Biar aku yang bayar ongkos di bengkel," kata Esih sambil menatap Euis. "Kamu ngerasain bulu kuduk berdiri, kan? Lihat para pembeli melihat ke kita dengan pandangan aneh? Itu kenapa? Ada sesuatu yang mengikuti kita," balas Euis dengan sedikit rasa jengkel. "Iya juga. Entar kita pikirkan cara untuk mengatasi masalah itu. Lebih baik sekarang, kita bawa motor ke bengkel," ucap Esih sambil mengedarkan pandangan. Tampak olehnya sebuah bengkel di ujung jalan, berjarak sekitar 5 blok dari posisi mereka sekarang. "Itu ada bengkel, Euis!" seru Esih dengan dua mata berbinar-binar. "Ayolah, kalau gitu! Biar kamu bisa segera periksa ke dokter," balas Euis sambil menaikkan standar motor. Kedua wanita mendorong motor

