Pagi hari yang kelabu bagi sesiapa pun jiwa yang memiliki problema hidup macam Aluna. Gadis itu menundukan wajah saat Yudistira menatapnya begitu intens, menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dan berdeham pelan. Yudistira terlihat santai, bahkan tertawa kecil akan tingkah Aluna, seolah apa yang dilakukannya tadi malam bukanlah hal besar. Memar di sekitaran wajahnya masih terlihat begitu kentara, Yudistira menutupi sebagian luka goresannya menggunakan plester. Mulut Aluna membulat saat melihat bagian yang membiru di sudut bibir Yudistira. Ia baru sadar akan kondisi Yudistira yang begitu babak belur. “Kak Yudistira, maaf banget semalam aku lupa nggak obatin Kakak.” Aluna meneliti setiap inchi luka di wajah Yudistira seraya membekap mulutnya menggunakan tangan kanan. Terlihat kaget. Yu

