BAB 3

1080 Words
Jarak kelas Kiara dengan uks lumayan jauh harus melewati toilet dan ruangan osis. Saat melewati ruangan osis Kiara memang jalan dengan keadaan menunduk karena itu Kiara tidak sengaja menabrak seseorang. bugh! "aduh so..sorry" ucap Kiara tetapi masih dengan menundukan kepalanya. "jalan tu liat - liat" ucap seseorang itu. "ohh lo lagi" ucap Aksa. Ya, dia Aksa. Ketos super nyebelin menurut Kiara. "hmm.. maaf" ucap Kiara tak mau memperpanjang masalah. "kenapa lo? tumben?" tanya Aksa. "gapapa" ucap Kiara mendongakan kepalanya. "eh lo kenapa? pucet banget? lo sakit?" tanya Aksa dengan nada dengan sedikit khawatir. "gw c*m---" belum selesai Kiara menyelesaikan kalimatnya Kiara sudah tumbang a.k.a pingsan. Tetapi beruntung Aksa cepat menangkap Kiara dan menjatuhkan badan mungil Kiara kedekapannya. Ya, Aksa memeluk Kiara. Tanpa ba bi bu Aksa langsung menggendong Kiara ala bridal style dan membawa Kiara ke uks. ____________________________ "eughh" "eh udh sadar lo" tanya Aksa memberhentikan aktivitasnya yang sedang bermain game di ponselnya. "Aksa? kok gw bisa disini?" Kiara tak berniat menjawab pertanyaan Aksa yang menurutnya sangatlah klise. "lo aneh, biasanya di film - film kalo orang habis pingsan mereka pasti nanya 'gw dimana?' tapi ini lo.. aneh tau ngga" ujar Aksa dengan nada menye - menye. "jadi gw tadi pingsan?" Kiara benar benar tak ingat apa yang berusan terjadi kepadanya. Ia hanya ingat ia menabrak Aksa saat hendak menuju uks. "bawel deh lo. Ya iyalah pingsan" Aksa beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil teh untuk Kiara yang dibuatkan oleh salah satu anggota pmr yang berjaga di uks tadi. "eh lo kok tau nama gw aksa?" sambung Aksa sambil memberikan tehnya kepada Kiara. "makasi" ucap Kiara meneguk teh itu lalu berucap, "lo lupa?! dikantin lo ngasi tau nama panjang lo. Ganteng - ganteng pikun" kalimat terakhir hanya Kiara ucapan dengan bisikan tapi pendengaran Aksa sangat jelas. Jadi mungkin ia mendengarnya. "owhh jadi gue ganteng?" ucap Aksa dengan nada sombong. "dih pede amat lo" Kiara sedikit menyesal mengucapkan kalimat itu jika tau Aksa akan mendengarnya. "gue gak b***k kali. Gw denger lo ngomong tadi" Aksa mengambil teh dari tangan Kiara lalu meletakkannya diatas nakas samping ranjang uks. "eh lo kok bisa pingsan?" tanya aksa. Kiara sedikit bingung harus menjawab apa "ya mungkin gara gara lo". "gara gara gw?" tanya Aksa heran. "yang tadi pagi" Kiara sebenarnya malas membahas ini lagi. Membuatnya emosi saja. "ohh bola ya? sorry" kedengarannya Aksa tidak benar - benar meminta maaf. "lambat lo minta maafnya" Kiara merasa dirinya sudah baikan, ia lalu turun dari ranjang uks lalu berjalan keluar uks. "eh lo mau kemana?" Susul Aksa. "yaudah gw tanggung jawab deh" ucap Aksa. "tanggung jawab gimana?" tanya Kiara tanpa melihat Aksa. "gw nikahin lo deh" Aksa melontarkan kalimat itu tanpa dipikirnya terlebih dahulu. Kiara refleks memberhentikan langkahnya, lalu melototkan matanya kearah Aksa "heh lo pikir gw hamil apa?!". "yaaa siapa tau" ucap aksa dengan santai. "au ah" Kiara lalu berjalan dengan cepat meninggalkan Aksa. ______________________ "assalamualaikum ki pulangggg" teriak Kiara setelah membuka pintu rumahnya dan masuk dengan salam. "waalaikumsalam" ucap bi Ima "eh Ki, tadi ada yang nyariin Kiara" lanjut bi Ima "siapa bi?" tanya Kiara menghentikan langkahnya yang ingin menuju tangga. "gak tau pokoknya suami istri" jawab bi Ima. "emang mereka ngomong apa bi?" tanya Kiara lagi. "dia bilang bakal kesini lagi setelah Kiara ada dirumah" jawab bi Ima. "ohh dia gak ngasi tau tujuan mereka kesini?" "ngga, setelah dia tau Ki gak ada dia langsung pergi" jelas bi Ima. "ohh yaudah deh bi makasih ya infonya" ucap Kiara sedikit berteriak karena dirinya sudah menaiki tangga. ________________________ Bel pertanda masuk sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Saat ini ada bu Cindy yang terkenal karna cantik dan super duper baik sedang mengajar seni budaya di kelas XI IPA I. "oke sekarang ibu mau menjelaskan alat musik tradisional yaitu angklung. Bulan depan saat semua alat musik sudah dijelaskan kalian baru akan praktek alat musik, terserah alat musik apa. Sekarang ibu jelaskan dulu alat musik angklung. Hmm kiara? bisa minta tolong ambilkan angklung di ruang musik?" jelas bu Cindy. "iya bu" ucap Kiara. "dianterin ga Ki?" tanya Salsa dengan sedikit berbisik. "gausah" jawab Kiara beranjak dari tempat duduknya lalu bergegas keruang musik setelah mengucapkan 'permisi' kepada bu Cindy. Sesampainya didepan ruang musik Kiara sedikit heran mengapa pintu ruang musik terbuka, biasanya tertutup rapat. Lalu seperti banyak orang berbicara dari dalam ruang musik. Setelah Kiara intip ia melihat ada beberapa murid yang sedang diruang musik, salah satunya ada Aksa. Kiara telah mengumpulkan keberaniannya untuk masuk ruang musik, "permisi" ucap Kiara sambil mengetuk pintu ruang musik. Seketika Kiara gugup karena semua anak melihat kearahnya. "kenapa?" tanya seorang cowok salah satu dari mereka. "itu kak.. hmm anuu" Kiara benar - benar merutuki dirinya kali ini karena otaknya tiba - tiba ngeblank. Kiara tau mereka semua adalah kakak kelasnya. "apa? lo perlu apa?" kali ini Aksa yang menanyai Kiara. Aksa tau jika Kiara sedang gugup sekarang. "disuruh bu Cindy ambil angklung" ucap Kiara dengan cepat. "berapa?" tanya cowok yang menanyai Kiara tadi. "eh iya berapa ya?" batin Kiara. Ia lupa menanyai bu Cindy berapa yang harus ia ambil. Karena bingung harus menjawab apa, alhasil Kiara menjawab, "secukupnya aja kak, saya lupa tadi nanya bu Cindy perlunya berapa". " yaudah ambil sini" suruh Aksa. Kiara masuk keruang musik dan mengambil tiga angklung karena tangannya hanya bisa membawa tiga buah. Namun, Aksa ikut mengambil empat angklung dan mengikuti Kiara keluar. "makasih kak" ucap Kiara kepada semua yang ada diruang musik sebelum keluar dari sana. "eh? lo ngapain?" Kiara baru menyadari bahwa Aksa mengikutinya sambil membawa angklung juga. "bantuin lo lah. Emangnya cukup cuman tiga?" tanya Aksa. "hm gatau juga" ujar Kiara. "heh lo tuh ya. Tadi aja temen temen gue lo panggil 'kakak'. Sedangkan gue, lo panggil 'lo'?" protes Aksa. "ohh lo mau dipanggil 'kakak' juga?" tanya Kiara tak serius. "ogah" sambung Kiara tanpa menunggu jawaban Aksa. "bener - bener lo ya" ucap Aksa tak terima. "eh tadi lo sama temen - temen lo ngapain disitu?" tanya Kiara mengalihkan topik. "biasalah. Tugas anak osis, disuruh ngecek - ngecekin alat musik, mana yang masih bagus, mana yang harus dibenerin" jawab Aksa seadanya. "ohh" balas Kiara. "oh doang?" tanya Aksa protes. "ya terussss?" Kiara langsung masuk kelas karena mereka sudah sampai di kelas Kiara. "permisi bu" ucap Kiara dan Aksa bersamaan. "aduhh banyak banget. Ibu cuman minta satu. Kamu juga, kenapa ngikut Aksa?" tanya bu Cindy. "bantuin Kiara bu" jawab Aksa. "maaf bu. Saya gatau harus bawa berapa. Kira saya ibu butuh lebih." sambung Kiara. "yaudah gapapa. Taro disini angklungnya ya" tunjuk bu Cindy kearah mejanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD