5

1153 Words
"CLARISA!!!" panggil Alex. "E..Ehh i..Iya Pak?" Aya tersentak kaget dengan panggilan alex. "Bagaimana? Lo bersedia gak, kalo gak bersedia, gak papa gua bisa cari orang lain yang mau aja," ucap Alex. "Saya mau Pak! " Ucap Aya cepat, "Berapa jumlah uang yang Lo mau?" Tanya Alex pada Aya. 'Minta berapa ya?? Emmmm? Minta seratus ribu aja lah, pasti Tante Anis juga gak bakal marah' ucap Aya dalam hati, "Saya minta seratus ribu Pak." Ucap Aya dengan senyuman, Alex kaget mendengarnya. "Kamu serius?! Hanya seratus ribu?, Cukup kemana dengan uang segitu?" Tanya Alex terkejut. "Cukup kok Pak biar Tante Anis gak marah-marah hari ini kalo Aya pulang," ujar Aya polos, Alex merasa ada yang tak beres dengan kehidupan gadis di hadapannya ini. "Emang Tante Anis itu Tante Lo?" Tanya Alex pada Aya, karena Aya yang sangat polos maka dia jawab seadanya. "Iya, jadi Tante Anis itu Tantenya Aya Pak, nah terus tadi pagi Aya di suruh kerja, terus kalau gak dapat kerja nanti Aya di marahin, gak di bolehin tinggal di sana lagi. " Ujarnya menunduk sambil memainkan jari. 'Tante kok kejam gitu yak?' Batin Alex. Alex semakin yakin ada yang tidak beres dengan gadis ini, 'Ni cewe kagak ngarang cerita kan ya?' Alex menatap Aya. 'Tapi kayanya ni cewe berkata jujur sih.' 'Ahh bodo amat lah, intinya dia mau jadi istri kontrak gua,' batin alex. "Baiklah jadi sekarang lo sepakat untuk menjadi istri kontrak gua?" Tanya Alex, Aya menganggukkan kepalanya seraya senyum. 'Gila manis banget senyumnya jadi pengen , astaga Alex apa-apan Lo!' "Gua akan memberikan uang lima juta pada Lo sekarang, untuk lo bawa pulang dan berikan pada Tante yang Lo sebut tadi." Ucap Alex, Aya tertegun mendengar ucapan Alex. 'Hah? Lima juta? Banyak banget, emangnya tadi Pak Alex gak denger ya?, Aya kan bilang cuma minta seratus ribu bukan lima juta,' batin Aya. "Pak kebanyakan lima juta, Aya kan cuma minta seratus ribu aja, seratus ribu juga cukup kok, Tante Anis pasti gak marah." Ucap Aya. "Kalau Lo membawa uang lebih banyak, maka Tante Lo pasti akan lebih senang," tutur Alex, Aya nampak berpikir sejenak. "Iya juga ya heheh," Aya nyengir kuda di hadapan Alex. Alex mengeluarkan uang tunai sebanyak lima juta dan memberikannya pada Aya. "Besok temui gua di perusahaan Althair Corp, ini kartu nama gua." Ucap Alex, Aya bangkit dari duduknya. "Baik Pak, saya pamit dulu Pak, dadah~" ucap Aya sambil senyum dan melambaikan tangan ke arah Alex. "Hm." "Tunggu!" tahan alex, Aya berhenti. "Kenapa Pak?"tanya Aya bingung. "Di mana rumah lo?" Tanya Alex. "Di_ "Biar gua antar." Potong Alex. "Ehh nggak usah Pak, Aya bisa kok pulang sendiri, nanti Aya numpang sama Akang sayur aja." Tutur Aya, sedangkan Alex mengernyit bingung mendengar ucapan Aya. "Maksud nya?" Tanya Alex yang tak mengerti dengan ucapan Aya. "Iya dari kota menuju desa Aya kan, bnyak tukang sayur lewat Pak, jadi nanti Aya bisa aja numpang mereka." Jelas Aya. 'Nih bocil kagak takut di culik apa?' "Biar gua antar, gak ada penolakan!" Aya hanya mengangguk dan menurut saja. * Kini mereka tengah berada di mobil Alex "masih jauh?" Tanya Alex. "Iya Pak lumayan," sahut Aya, Alex memperhatikan jalanan di sekitarnya yang banyak pepohonan, masih bisa di katakan hutan, sangat jarang sekali orang lewat, suasananya sangat sepi. "Lo bisa ke kota, naik apa?" Tanya Alex. "Jalan kaki." Sahut Aya enteng. Alex kaget mendengar jawaban Aya "Serius Lo?! Jalan kaki?!" Aya mengangguk. 'Anjir udah jauh sepi kek gini dia jalan kaki.' Alex melirik Aya ada rasa kasian melihat Aya yang dari tampilannya sudah sangat lusuh. kruuukk~~ Aya memejamkan matanya karena merasa malu, sedangkan Alex menahan senyumnya. "Lo lapar?" Tanya Alex menatap Aya yang menunduk malu. Aya mengangguk malu "I..Iya Pak~" "Di sini hutan, di mana kita bisa cari makan?" Tanya Alex, seraya menatap jalanan yang di kelilingi pohon "Eh nggak usah Pak, Aya tahan kok." 'Pantes badan kurus kayak triplek hehehe.' Batin Alex. Alex memutar balik arah mobilnya. "Loh kok balik Pak?" Tanya Aya kebingungan. "Gua gak mau Lo mati kelaperan." Aya menyengir "Ihhh Bapak bisa aja, Aya tuh udah biasa kelaparan Pak, jadi gak bakal mati lahh." Tutur Aya. 'Sering?? Lo sering kelaperan?' Alex melirik Aya, 'kasian juga gua liat ni cewe.' Mereka sudah tiba lagi di perkotaan. "Lo mau makan apa?" Tanya Alex, Aya nampak berpikir. 'Jangan bilang Lo mau jawab seterah!' batin Alex. "Aya mau makan pecel lele aja Pak," ucap Aya. 'gua pikir bakal bilang"seterah" kayak cewe-cewe lain.' "Nahhh Pak itu tuh warung pecel lele." Hissteris Aya sambil menujuk warung lesehan menjaul pecel lele. Alex menghentikan mobilnya Aya langsung menarik tangan Alex, Alex hanya menurut saja. "Bang pecel lelenya satu porsi," ucap Alex. "Loh? Pak Alex gak makan ?" Tanya Aya bingung, karena Alex hanya memesan satu porsi saja. Alex menggeleng, "Gua udah kenyang." Alex memperhatikan sekitarnya, 'Baru kali ini gua singgah di tempat gini,' "Ini Mbak pecel lele nya~" ucap penjual pecel lele itu. "Makasih," Aya tersenyum manis ke penjual itu. Alex melihat itu mareasa tak terima melihat Aya tersenyum manis pada penjual pecel lele. "Gak usah senyum-senyum!" Aya tak mempedulikannya, ia melahap makanannya dengan lahap. "Pwakk ewnak ,bphwakk gwa mau coba?" "Telen dulu baru ngomong!" Aya menyengir. "Bapak gak mau coba, enak Lo Pak." Ucap Aya, Alex menggelang "Lo makan aja!" * Usai makan Alex lanjut mengantarkan Aya pulang ke desa. "Besok tunggu supir gua jemput, jangan berangkat sendiri!" "Eh, gak usah Pak, Aya bisa sendiri." Tolak Aya. Alex menatap tajam Aya. 'Pak Alex kenapa si demen banget melotot, matanya sampe mau keluar gitu, serem banget,' batin Aya. "Ii.. Iya Aya tunggu supir Pak Alex." "Bagus!" * "Rumah Lo yang mana?" Tanya Alex. "Itu Pak yang depan, samping sawah." Tunjuk Aya. Mobil Alex berenti di depan rumah kayu kecil yang bersebelahan dengan pesawahan. "Makasih ya Pak, Udah di kasih makan sama tumpangan." "Hmm" Aya turun dari mobil Alex, Aya melambaikan tangan. "hati-hati ya Pak!" Teriak Aya. Alex melajukan mobilnya kembali ke kota. * "Assalamualaikum Tante. " "Waalaikumsallam!!, Gimana!!!? Dapat kerja?!! Jangan bilang kamu belum dapat pekerjaan!!" 'Aduhhh Aya bilang apa ini, Aya kan di tawarin kerja nikah kontrak, tapi itu perkerjaan bukan si? Ihhh Aya bingung, kalo bilang jujur Aya takut Tante marah marah, ' monolog nya dalam hati. "HEH!!! KALO DI TANYA TU JAWAB!! BUKAN DIAM!!! BISUUU?!!" Bentak Tante Anis. Aya lerlonjak kaget mendengar suara keras tantenya. "Ma..Maaf Tante, i..Iya Aya udah dapat kerjaan." Aya mengeluarkan uang tiga juta, sebelumnya ia sudah menyisihkan dua juta untuk dia simpan sebagai pegangan. "Ini Tante, gajinya di bayar duluan." Ucap nya, tante Anis teesenyum dan langsung menyambar uang di tangan Aya. "Bagus!! Yang gini Tante suka, udah sana masuk kamar!" Aya masuk ke kamarnya, ia membaringkan tubuhnya di ranjang tuanya. 'Untung Tante Anis tidak menanya kan pekerjaannya, lagian mana mungkin Tante Anis nanyain, kan Tante Anis udah jadi jahat, dia udah gak sayang sama Aya lagi,' Aya duduk dan memijit kakinya yang terasa nyeri "Duhhh sakit banget, kayanya gara-gara Aya jalan jauh nih." Aya bangkit untuk mandi, dan tidur setelahnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD