Gylea mengunci kamarnya, air mata yang sejak tadi berusaha ditahannya bobol juga. Hatinya sakit begitu juga dengan bibirnya. Bastian telah menghapus kesan indah tentang ciuman pertamanya, yang sering didengar dari kicauan teman-teman sekolahnya dulu. Gylea memang belum pernah di cium oleh laki-laki dan Bastian telah memulainya dengan ciuman yang sangat menyakitkan. Ia merasakan rasa asin dari bibirnya yang berdarah. Ia tahu ciuman itu terjadi bukan karena hasrat, melainkan cara Bastian menghukum akan kelancangan bibirnya yang telah berani mengata-ngatainya. Ia mengusap wajahnya berkali-kali, ingin menghapus kesan ciuman yang menyakitkan itu. Namun, tampaknya hal itu tidaklah mudah hanya dengan mengusap wajahnya berkali-kali. Karena Gylea masih merasakan sakitnya. ada sesuatu yang p

