bc

DIFFERENT SURFACE

book_age16+
1.1K
FOLLOW
5.3K
READ
dark
FBI
possessive
arrogant
manipulative
badboy
badgirl
mafia
gangster
sweet
like
intro-logo
Blurb

Marcella seorang agen Intellegence rahasia yang bertugas langsung ke dalam lapangan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh 'Negara' nya. Vienna, Austria.

Kali ini diri nya mendapat sebuah tugas sederhana. Diri nya hanya harus menarik perhatian seorang pria di dalam club malam dan membawa nya ke sebuah kamar. Layak nya seorang jalang.

Tapi, bagaimana jika diri nya salah menarik perhatian seorang pria ?

Pria yang menjadi musuh utama dari

C.I.V (Central Intellegence Vienna.)

chap-preview
Free preview
PROLOG
06.00 p.m Vienna, Austria. Seorang perempuan tengah berdiri di depan sebuah pintu berwarna hitam membuat rambut panjang cokelat gelap nya menjuntai bebas. Dengan kedua tangan yang terlipat di depan d**a dan kedua kaki jenjang berbalut jeans hitam ketat tengah mengetuk - ngetukan high heels nya di lantai marmer membut sebuah suara 'Tuk Tuk Tuk' terdengar. Merasa permen karet yang di kunyah nya kini tidak memiliki rasa lagi dan telah berubah warna menjadi putih, membuat nya memasukan jari jempol juga telunjuk nya yang di poles warna merah ke dalam mulut nya sebelum menarik keluar permen karet tersebut dan melengokan kepala nya ke sebalah kiri saat sebuah langkah kaki terdengar mendekat ke arah nya. Terlihat seorang pria berkemeja putih dengan beberapa tumpukan kertas di tangan nya tengah berjalan ragu - ragu saat melihat nya. Membuat perempuan tersebut membentuk sebuah senyuman manis yang melengkung di sudut bibir nya. "Mendekatlah." Sesaat terlihat jelas di raut wajah pria tersebut sebuah kegugupan juga sebuah rasa takut saat perempuan yang terkenal karena kemampuan juga kecantikan nya itu memanggil nya mendekat. "Kau punya tissue ?" Suara yang di keluarkan nya terdengar lembut, halus, menggoda, dan berbahaya. Saat melihat pria yang di tanyai nya menggelengkan kepala nya perempuan tersebut berjalan mendekat lalu menarik dan melilitkan jari lentik nya di dasi pria tersebut dengan mata cokelat pekat nya yang tidak berhenti menatap mata pria di depan nya, menggoda. "Kau keberatan aku menempelkan permen karetku di dasi milik mu ? Kau tauh di sini tidak di letakan tempat sampah." Dan saat pria di depan nya mengangguk, tanpa menunggu lagi diri nya menempelken permen karet tersebut di balik dasi nya "Thank's." Bersamaan dengan sebuah pintu di depan nya yang berderit terbuka, tanpa menoleh lagi diri nya berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut meninggalkan pria yang kini masih menatap nya pergi dengan jantung yang berdebar juga wajah yang berdesir merah. ¤¤¤ "Itu tugas yang mudah. Ada alasan khusus yang membuatku harus melakukan nya ?" kalimat itu terdengar datar dengan nada meremehkan yang keluar dari bibir merah nya membuat pria yang duduk di depan nya memutar kursi, yang awal menghadap ke luar kaca besar membelakangi nya. Pria tampan di depan nya tersenyum manis menampilkan deretan gigi putih nya dengan kedua tangan yang kini bertumpu di atas meja seakan membentuk huruf A. Menatap perempuan yang dengan berani menatap kedua bola mata hijau nya. Mr.Hans adalah mentor dari Marcella perempuan yang menjadi seorang agen rahasia handal dan selelalu mendapat misi kelas A. Yang tak lain perempuan yang sedang duduk dengan tenang di temani segelas teh hangat berbau melati, di depan atasan nya sekaligus mantan mentor berbakat nya yang mengajari nya selama 3 tahun di akademik. "Kau menjadi sombong Nona Jovanka. Apa sekarang kau tidak mau menerima misi kelas B ?" Mendengar marga keluarga nya di sebut membuat Marcella melayangkan tatapan sengit nya. "Aku sibuk. Jadi--" "Ok. Aku mengerti. Kau harus pulang dan memberi makan si Bunny. Bukan ?" Ucapan Marcella terputus saat Hans tertawa mendengar nada ketus yang di keluarkan oleh perempuan di depan nya. "Ya." Jawab Marcella membuat atasan nya tersebut langsung merubah raut wajah nya menjadi serius. Tidak ada lagi senyum menggoda yang tersungging di wajah tampan nya. "Mrs.Hettlen sedang mempersiapkan kelahiran bayi nya yang akan tiba dua minggu lagi dan Mrs.Dredly mengambil cuti untuk mempersiapkan pernikahan nya." Kalimat itu terintrupsi saat Hans mengangkat gelas nya untuk menyeruput kopi nya yang mulai dingin. Membuat seluruh indra pencecap dalam mulut nya merasakan pahit yang menyebar hingga mengernyit kan dahi nya sebelum kembali menatap Marcella yang menatap nya dengan pandangan mulai bosan. "Jadi, kami memilihmu untuk melakukan misi ini.Lagipula ini tugas yang mudah." tutup Hans membuat Marcella mengulum kedua bibir nya bersiap mengajukan pertanyaan yang mengganggu nya. "Jika ini memang tugas yang mudah kenapa kau tidak memberikan nya kepada agent tingkat pertama ?" "Listen to me Mrs, Jovanka. Bukan berarti karena tugas ini mudah tidak akan ada kesalahan yang harus di hindari." Suara Hans mulai sedikit mengeras membuat Marcella menarik kedua pipi nya ke dalam. Berpikir. "Apa ada seseorang yang harus di hindari di dalam club itu ?" Tembak Marcella membuat Hans sedikit memdesah dan mengangguk. "Ya. Dan itu misi yang berbeda." ¤¤¤   02.00 a.m Club "Dia tiba." Sebuah intruksi yang di terima nya dari sebuah alat yang menempel di telinga nya membuat Marcella sedikit mendongak mencari seseorang yang menjadi target nya. Lampu di tengah lantai tersebut belum di nyalakan sepenuh nya membuat wajah Marcella beserta ke lima penari lain nya tidak terlihat jelas. Berbeda dengan Marcella yang dapat dengan mudah melihat sekitar nya karena hanya lampu lantai dansa yg di matikan. "Targetmu di arah jam tiga. Pria yang sedang di kelilingi oleh penghibur malam itu adalah targetmu. Tarik perhatian nya dari semua perempuan di sekeliling nya." Tepat pada saat itu suara musik mulai terdengar dengan sorot lampu yang mulai menyoroti nya beserta kelima penari lain nya. Mata Marcella dengan hati - hati tanpa menimbulkan kecurigaan dari penonton lain nya mulai melirik pria yang masih saja fokus ke arah perempuan yang sedang duduk di pangkuan nya. Dapat terlihat tangan pria yang menjadi target nya tidak berhenti - berhenti meraba tubuh perempuan yang terlihat tertawa atas perlakuan nya. Hingga pria yang menjadi target nya merasa sedari tadi ada yang memperhatikan nya membuat perhatian nya teralih dari perempuan yang sedang duduk di atas pangkuan nya itu, mencoba mencari keberadaan seseorang yang sedang menatap nya. Insting seorang manusia. Tepat saat mata biru itu berhasil menemukan mata cokelat pekat Marcella di susul dengan senyuman manis, mencoba menarik perhatian pria tersebut agar mau membawa nya ke atas ranjang. Saat diri nya berhasil membuat pria yang menjadi target nya tersebut tidak memutus kontak dari diri nya dengan perlahan - lahan Marcella menyingkap gaun belahan yang menunjukan paha bagian dalam nya. Tidak lupa dengan senyum menggoda yang di lemparkan nya membuat sang target berhasil menyuruh sang perempuan yang berapa menit lalu sedang bermain bersama nya di atas pangkuan berlalu pergi dengan berapa lembar uang. "Bagus. Dia terpancing ." Suara itu kembali terdengar bersamaan dengan Marcella yang berbalik berjalan ke belakang dan lagi - lagi diri nya kembali memamerkan kaki jenjang yang di miliki nya. Sedikit membungkukan badan lalu memamerkan belahan d**a yang di miliki nya. Terlihat menggiurkan membuat sang target tersenyum tertatrik. Tarian e****s yang di lakukan Marcella bersama kelima penari lain nya berlangsung hingga 20 menit. Memamerkan segala aset tubuh yang di miliki nya, menggoyang - goyangkan pinggul nya membuat mata yang melihat nya tidak ingin memutus kontak dari kedua bongkahan indah itu, dan meliuk-liukan tubuh dengan menggoda membuat mereka lagi - lagi menelan saliva nya. Saat pertunjukan tarian e****s tersebut telah selesai dengan anggun Marcella berbalik berjalan kebelakang, tidak lupa untuk kembali berbalik menatap mata biru sang target lalu tersenyum dengan kedua bola mata cokelat nya yang menggoda. Membuat sang pria mengangkat tangan nya meminta sang hostess datang menghampiri nya. Tepat saat itu sang hostess yang sedang berdiri mengamati nya tidak jauh dari tempat yang di duduki nya dengan segera berjalan menghampiri. "Aku ingin menggunakan nya." kalimat itu keluar dari mulut nya dengan jari telunjuk nya yang menunjuk Marcella yang mulai berjalan masuk kedalam pintu. Sang hostess tersenyum dengan senyuman lebar yang di miliki nya. "Baik. Akan segera saya persiapkan dia Tuan." lalu berbalik berjalan pergi dengan jari telunjuk nya yang menekan sebuah tombol di telinga nya "Target masuk kedalam perangkap." lapor nya. ¤¤¤ Marcella menunjukan senyuman menggoda nya dengan tersipu malu hingga kedua pipi nya terlihat merona di pencahayaan yang temaram tersebut. Cukup ahli bagi seorang agen Intellegence berbakat sepertinya memunculkan rona merah di dalam eskpresi nya yang benar - benar nyata. Marcella menelan dalam - dalam pekikan nya dan berpura-berpura  menikmati segala cumbuan - cumbuan yang di terima oleh nya dari sang target. Bahkan saat punggung nya cukup terasa sakit saat sang target mendorong kedua bahu nya dengan cukup kasar hingga punggung nya menabrak tembok di belakang nya. Lorong yang di setiap jalan nya terdapat pintu - pintu berwarna putih, tempat untuk melayani sang tamu yang ingin merasakan kenikmatan. Sedikit jauh dari suara musik dan lantai dansa, dengan kecahayaan yang juga mendukung. Temaram, tetapi menarik nafsu semakin melonjak. Saat Marcella merasa seluruh wajah nya dan leher nya sudah merasakan cukup banyak saliva yang menempel di permukaan kulit nya, dengan lembut dan terlihat lemah Marcella mencoba mendorong pria bermata biru itu untuk menghentikan setiap cumbuan nya yang membabi buta. Berencana untuk mengajak target langsung kedalam kamar dimana di dalam kamar tersebut sudah terdapat agen - agen lain nya yang akan meringkus nya. Fuck. Dia tidak ingin menjauh. Marcella sedikit kesusahan saat sang target tetap melanjutkan tindakan nya dan tidak merasa terganggu saat tangan - tangan halus itu mencoba menjauhkan nya. Marcella sedikit menaikan kekuatan nya saat tangan pria yang masih saja mencumbu nya dengan penuh nafsu membabi buta itu sudah akan menjalar masuk kebalik gaun merah yang di kenakan Marcella. Sebuah langkah kaki terdengar menggema membuat Marcella mendongakan kepala nya menatap ke ujung lorong. ¤¤¤   Dia ? Alis Marcella mengkerut memikirkan nya. Target nya lepas dan diri nya terjebak bersama kedua orang pria bersetelan jas hitam. Terlihat seperti seorang pengawal, Yang menyeret nya menjauh dari sang target. Mencoba tenang Marcella menyerakan kembali sapu tangan pria di depan nya setelah diri nya telah selesai membersihkan sisa - sisa saliva sang target di leher dan wajah nya. Sang pria tersebut menatap nya dengan alis yang terangkat melihat Marcella kembali menyerahkan sapu tangan yang kini menjadi bekas air liur. Tersadar, Marcella kembali menggengam erat sapu tangan tersebut . Dia tidak ingin menerima nya karena statusku yang jalang di sini ? Sinis Marcella. "Saya akan mengembalikan nya setelah saya cuci bersih." Ucap Marcella dengan sopan berbeda dengan yang di pikirkan nya. "Tidak perlu. Kau boleh menyimpan nya." ¤¤¤ Seorang pria terlihat duduk di sebuah sofa coklat besar yang membelakangi diri nya. Di depan pria tersebut terdapat kaca satu arah yang menghadapkan nya langsung dengan lantai dansa dan pengunjung - pengunjung lain nya. Dapat terlihat jelas jika pria di depan nya sedang menatap ke arah luar kaca, yang hanya bisa di lihat oleh nya dari dalam berbeda dengan orang yang di luar. Marcella melihat ke seluruh arah ruangan dan memastikan jika diri nya berada di dalam ruang VVIP. Diri nya tauh hanya orang khusus yang dapat memakai tempat ini. Hanya saja diri nya tidak tauh siapa orang khusus di depan nya. Saat diri nya berbalik belakang, menatap pintu yang di jaga oleh pria pemilik bekas luka itu terdengar sebuah suara. "Apa kau tidak di beritauh cara melayani tamu ?" Spontan dengan cepat Marcella kembali berbalik menatap punggung pria yang masih duduk atas sofa itu. Mengingat kembali status nya malam ini membuat Marcella bergegas berjalan ke arah nya. Spontan dengan cepat Marcella kembali berbalik menatap punggung pria yang masih duduk atas sofa itu. Mengingat kembali status nya malam ini membuat Marcella bergegas berjalan ke arah nya. Diri nya berdiri tepat di ujung sofa, menatap pria yang memesan nya malam ini, membuat misi nya gagal dan sekarang diri nya harus mencari cara untuk keluar dan kembali menangkap sang target.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.4K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.9K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.9K
bc

Bad Prince

read
509.3K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.4K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook