Menuju Apartemen Mewah Untuk Mark

1310 Words
Mark bukanlah lelaki penggemar fanatik drama-drama yang digilai kawanan manusia belakangan ini. Baginya, cerita di film dan novel yang beredar, terkesan terlalu sempurna. Terlebih jika dibandingkan dengan kehidupan pribadinya. Menjadi seorang lelaki yang harus hidup sendiri, bukanlah hal yang mudah bagi dirinya. Menelan cacian, hinaan dan pandangan sinis pada dirinya, sudah menjadi konsumsi rutinnya. Terlebih saat dirinya berhasil memenangkan hati seorang Pearl. Gadis manis itu sukses membuat Mark menelan lebih banyak pil pahit kehidupan. Namun menurutnya, hal itu sebanding dengan yang ia dapatkan. Bersanding dan menggenggam Pearl adalah kebanggaan tersendiri baginya. Namun itu hanyalah dahulu kala. Sebelum akhirnya, gadis itu juga turut mencampakkannya. Gadis itu turut menampar pipinya dengan kalimat yang juga sukses menusuk hatinya. Pearl tidak salah. Saat itu, ia pun ragu dengan masa depan yang akan dihadapinya. Hidup hanya dari uang pencairan asuransi jiwa saat ibunya meninggal, tidaklah cukup untuk membuatnya bisa terlihat lebih baik jika dibandingkan dengan temannya yang lain. Benar kata Pearl. Melihat kondisi dirinya dan ambisius Mark yang kecil, membuat Mark tidak dapat memastikan masa depan yang akan ia berikan kepada Pearl. Tidak cukup hanya dengan memiliki hati yang tulus untuk mencintai Pearl. Tidak cukup dekapan hangat dan kemampuan ranjang terbaik menurut Pearl. Dunia ini memaksakan hal yang lebih dari sekedar wajah, cinta dan juga kepuasan di ranjang. Tapi untuk kali ini, Mark mulai merasakan ada sebuah sinar terang yang akan ia dapatkan, hanya dengan mengikuti aturan yang diberikan oleh Erwan hari ini. Kesempatan yang tidak pernah terbesit di dalam benaknya. Atau pun kesempatan yang mungkin tidak akan datang lagi, jika ia tidak tahu diri kepada dewi fortuna untuk hal ini. Dominico Corporation. Perusahaan yang sudah melalang lintang di dunia bisnis import furniture Indonesia. Perusahaan raksasa yang tidak pernah sama sekali melintas di dalam benaknya, bahwa selama ini dirinya adalah darah daging dari sang pemilik, Erwan Dominico. Elton sudah duduk di sofa empuk ruang tamu rumah ini dengan senyuman terbaik yang pernah dilihat oleh Mark selama ini. Lelaki itu tampak tengah mengunyah potongan buah yang sudah tersaji baginya. Ia berdiri lalu menghampiri Mark dengan satu potong buah yang lalu segera dimasukkan ke dalam mulut Mark. “Enak ‘kan?” tanya Elton dengan nada ceria yang luar biasa. Tanpa perlawanan, Mark mengunyah potongan apel tersebut dan menyiratkan satu senyuman tipis di wajahnya. Melihat sahabatnya tersenyum dan mempunyai energi sebesar ini, tampaknya ia juga sudah mendapatkan penawaran terbaik baginya. “El, ayo pulang dulu.” “Buru-buru banget. Ini buah belum habis juga.” “Tuan Mark harus segera membereskan barang-barang di kosan-nya sekarang,” timpal Kendrick. “Maksudnya?” Elton menaikkan sebelah alisnya, mendengar kalimat yang belum terlalu ia mengerti. “Gue kudu pindahan hari ini juga, El.” “Hah?!” Elton membulatkan kedua bola matanya. “Ke-kemana? Hari ini juga?” tanyanya dengan terbata-bata. “Yep! Gue harus mulai bergerak, untuk menjadi bagian dari Dominco Corporation.” *** Mark memang tidak mengerti apapun tentang hubungan antara Erwan dan juga Erna. Ibunya sama sekali tidak pernah membicarakan tentang bagaimana hubungannya dengan lelaki yang menjadi ayah dari Mark tersebut. Bahkan ia tidak pernah menyebutkan namanya sekali pun. Sedangkan Erwan, meskipun baru pertama kali bertemu dengannya dan hanya dalam kurun waktu satu jam saja, Mark sudah bisa melihat bahwa lelaki itu bukan memanggil dirinya untuk menjadikannya sebagai anak. Bukan karena Mark sebagai darah dagingnya lalu lelaki itu akan memberikan seluruhnya, kasih sayang dan juga kepemilikannya secara mudah. Tidak ada kasih sayang. Ini lebih cocok seperti sebuah kesepakatan, dimana Mark akan digunakan sebagai seorang penerus kerajaan bisnis yang sudah dibangunnya. Mark tidak keberatan. Hidup sendirian karena ditinggal dua orang wanita yang dicintainya sudah sukses membuatnya tidak bersemangat menjalani kehidupan. Tapi, kehadiran lelaki asing yang kini ia ketahui sebagai ayahnya ini, bak menjadi titik terang baginya. Takdir ternyata tidak membiarkan dirinya untuk sekedar mundur dan pasrah. Untuk kali ini, ia bertekad untuk melakukannya. Ambisiusnya meninggi seketika, agar dirinya bisa menjadi sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Erwan. Meskipun ia sendiri belum mengetahui alasan penting lain. Mark yakin, ada alasan penting lain di balik semua ini, sehingga seorang Erwan mau menghubungi dirinya yang hanyalan anak haram baginya, untuk dapat memijakkan kaki di Dominico Castle dan bahkan berkesempatan untuk memiliki semua kekayaan itu. Ia tidak akan terburu-buru mencari tahu hal itu sekarang. Karena ia tengah mulai menikmati dan mengikuti alur drastis untuk kehidupannya sekarang. Membekali dirinya tentang sesuatu hal penting, untuk dapat bertempur dengan hal yang belum diketahui olehnya, yang mungkin akan menjadi penghalang besar dari perjalanannya ini. Tidak banyak yang ia bawa dari kamar kos-nya tersebut. Semua baju dan kebutuhan sandang sudah disediakan oleh Kendrick. Hanya barang istimewa, yang merupakan peninggalan mendiang Erna kepada dirinya. Kini, lelaki itu sudah berdiri di depan sebuah pintu unit apartemen mewah, dimana hanya ada dua unit saja di lantai itu. Kendrick dengan sigap membantu Mark untuk mengantur finger print sebagai akses masuk untuk unit apartemen tersebut. “Silahkan masuk, Tuan Mark,” ucap Kendrick kepada Mark saat telunjuk Mark berhasil membuka pintu tersebut. Mark dan Kendrick sudah menapakki lantai marmer ruangan unit apartemen ini. Berulang kali ia memejamkan dan mengucek kedua matanya saat melihat apa yang ada di hadapannya ini. “Saya akan jelaskan secara singkat, Tuan Mark. Apartemen ini dilengkapi dengan smart home system. Anda bisa memberi nama panggilannya dan smart home system ini yang akan membantu anda untuk memberi petunjuk tentang segala sesuatu di apartemen ini. Tidak akan ada asisten rumah tangga yang membantu. Ada vacuum cleaner robot untuk membantu Anda membersihkan lantai. Namun jika memang Anda membutuhkan bantuan lain, silahkan hubungi saya, saya akan mengirimkan orang untuk membantu Anda.” “Ahh ... baiklah. Anda tidak perlu khawatir tentang itu, Pak Ken. Saya sudah terbiasa membersihkan semuanya sendirian.” “Good. Lalu, ini.” Kendrick menyerahkan satu kunci mobil kepada Mark. “Honda Civic ini akan menjadi kendaraan pribadi Anda. Apakah Anda membutuhkan supir?” “Tidak perlu. Saya dan Elton bisa mengemudikannya sendiri,” jawab Mark dengan segera. “Jika Anda ingin mengganti mobil, bisa hubungi saya. Sebenarnya ada banyak mobil lain di garasi. Namun kunci pertama yang saya lihat adalah kunci mobil ini. Mungkin ini akan menjadi mobil keberuntungan untuk Anda.” “Tidak masalah. Thank you so much, Pak Ken.” “Anda tidak perlu berterimakasih kepada saya, Tuan. Karena semua ini adalah sesuatu yang Anda terima dan akan Anda terima dengan semua ketentuan tersebut.” Kembali Kendrick memberikan senyuman tipis kepada Mark. “Lalu, bagaimana dengan Elton? Apakah dia boleh tinggal di sini?” “Hmm ... itu hak Anda. Tapi, Anda tidak boleh membawa orang lain selain Elton ke tempat ini. Karena masih banyak hal yang Anda harus lakukan, Tuan. Apa ada hal lain yang Anda ingin tanyakan?” “Tetangga saya. Tadi saya lihat ada satu pintu lagi. Berarti di lantai ini ada dua unit apartemen, bukan?” “Ah, benar sekali. Tapi dua unit apartemen ini semuanya milik Pak Erwan dan itu kosong. Bahkan beberapa lantai lainnya juga milik Pak Erwan. Mungkin hampir satu tower ini. Jadi, hanya Anda seorang diri yang menjadi penghuni tunggal di lantai ini, kecuali Elton sudah pindah ke sini.” “Oh, waw ....” Mark menghela napasnya saat mendengar kebenaran baru yang mencengangkan. “Ada lagi yang saya bisa bantu, Tuan?” “Ya. Pak Ken, bolehkah Anda memanggil saya dengan nama saja. Mark, hanya Mark. Saya merasa aneh dengan panggilan Tuan,” ujar Mark seraya mengelus tengkuk lehernya. “Ah, tentu saja. Saya hanya terlalu terbiasa memanggil Tuan Mark.” “Maksudnya?” “Tidak apa. Saya akan memanggil Anda dengan panggilan Mark.” “Sounds better.” “Baiklah. Saya akan pergi sebentar lagi. Saya harap, Anda segera terbiasa dengan semua ini dan melakukan semuanya dengan baik, Mark. Anda harus membekali diri Anda untuk pertarungan ini, Mark. Sebaik mungkin. Setelah Anda menyelesaikan skripsi Anda dan lulus sidang, saya akan membantu Anda, untuk menjadi lebih tangguh sebagai seorang calon Dominico family.” ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD