bc

Matchmaker Girl [INDONESIA]

book_age12+
328
FOLLOW
1.9K
READ
friends to lovers
goodgirl
drama
comedy
bxg
humorous
genius
icy
friendship
sassy
like
intro-logo
Blurb

My Girl Series 3

Bukankah, biasanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu berujung pada cinta? Dan bukankah selalu berakhir bahagia?

Lalu, bagaimana dengan Arka dan Amanda?

Si perempuan sibuk menjodohkan si laki-laki dengan teman-temannya, sedangkan si laki-laki sibuk berpikir tentang perasaannya.

chap-preview
Free preview
Prolog
 Tawa Amanda terhenti saat mendengar ponselnya berdering. Nama 'Excel' tertera sebagai caller ID nya. Pacarnya. Amanda yang kini tengah berada di food court dan sedang bergosip ria dengan Dilla, segera mengangkat telepon tersebut. "Hal--" "Amanda, kita putus." Kata seseorang di balik telepon, sebelum Amanda menyelesaikan kalimatnya. Mata Amanda mengerjap berkali-kali, mulutnya ternganga, tenggorokannya terasa kering dan ia tercekat. Dilla yang melihat respon sahabatnya yang begitu mendadak ini langsung bertaya-tanya kepadanya. "Nda? Lo kenapa? Itu Excel?" tanya Dilla khawatir. Sementara Amanda hanya diam, karena setelah Excel mengatakan hal tersebut, cowok itu langsung mematikan sambungan teleponnya. Tak butuh waktu lama, air mata sukses jatuh di pipi cewek itu. Perlahan, Amanda menurunkan ponselnya dari telinganya, lalu kembali memasukkannya ke dalam sling bag nya. Setelahnya, cewek itu bangkit dari duduknya tanpa menghabiskan makanan yang baru saja ia pesan. Amanda menghapus air matanya, kemudian ia pergi meninggalkan Dilla yang masih kebingungan. "Nda? Amanda! Mau ke mana? Jangan tinggalin gue!" pekik Dilla, tanpa dipedulikan oleh Amanda. Amanda berlari meninggalkan Dilla keluar dari food court, cewek itu berjalan tanpa arah dan masih menghapus air matanya yang terus saja keluar. Langkah Amanda terhenti saat ia melihat sebuah arena permainan arkade, ia berjalan mendekatinya, lalu memutuskan untuk menghibur dirinya di sana. Biasanya, Amanda sering ke arena permainan arkade bersama Azriel, kakak laki-lakinya. Terkadang, Aria, kakak perempuannya juga ikut. Hanya saja, Amanda lebih sering datang bersama Azriel. Setelah mengisi saldo di kartu, Amanda langsung berjalan menuju permainan kesukaannya bila pikirannya sedang kacau. Basketball Arcade. Cewek itu langsung menggesekan kartu miliknya, lalu bermain. Untung saja, arena permainan itu sedang sepi. Tidak terlalu banyak orang yang berada di sana, termasuk di dekat mesin permainan Basketball. Jadi, air mata Amanda kembali keluar saat ia mencoba melampiaskan emosinya lewat basket. Amanda melemparkan bola itu dengan kasar, namun, cewek itu melempar bola dengan tidak asal-asalan. Baginya, basket adalah sahabatnya. Apa lagi, ketika pikirannya sedang kalut. Saat ini, Amanda hanya tidak habis pikir mengapa Excel memutuskannya lewat telepon. Excel tidak memberikan alasan, dan sialnya, cowok itu mengatakan putus dalam kurun waktu kurang dari tiga detik! Air mata Amanda kembali keluar, pikirannya masih tertuju pada Excel. Cowok yang sejak kelas tujuh SMP dekat dengannya, dan mereka memutuskan untuk berpacaran pada kelas delapan. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, bukan? Saat permainan selesai, tangisan Amanda semakin menjadi-jadi. Cewek itu kembali menggesek kartunya untuk bermain lagi. Lima kali berturut-turut. Dari sepinya arena permainan itu, hingga ramai dan banyak orang yang menunggu Amanda selesai bermain. Contohnya, cowok berambut keriting di belakangnya yang sudah sejak tadi menunggu giliran untuk bermain. Cowok itu berkali-kali berdecak dan selalu dihiraukan oleh Amanda. Dan posisinya saat ini, ia melipat kedua tangannya di d**a tanda bahwa ia sudah bosan menunggu. "Udah ngantri, tuh, mbak. Masa nggak mau gantian?" kata cowok itu, sambil mencolek bahu Amanda pelan. Amanda tidak berbalik sama sekali, cewek itu tetap menyelesaikan permainannya. Tanpa peduli sudah sekitar tiga orang yang mengantri untuk bermain. Oke, sebelumnya ada lima orang, dan dua orang di antaranya memutuskan untuk menyerah. "Mbak, nanti karcisnya abis, saya nggak kebagian dong." Kata cowok itu lagi. Amanda melemparkan bola basket terakhirnya, ia lalu membalikkan badannya dan menghadap cowok berambut keriting tersebut. Sekilas, saat pertama kali melihatnya, Amanda jadi ingat film kartun yang sering ditonton oleh sepupunya. Shaun The Sheep. Sementara, cowok berambut keriting itu mengerutkan dahinya, terkejut dengan penampilan Amanda yang berantakan. Terutama, air mata serta ingus yang bertengger di hidungnya. "Mbaknya kenapa? Kok nangis? Udah lanjut aja, deh. Kami nggak jadi main." Ujar cowok itu ketakutan. "Lo mau karcisnya?! Hah?! Ambil aja tuh gue gak perduli! Dan inget, gue bukan mbak lo!" ujar Amanda kesal, ia mengacungkan jari telunjuknya kepada cowok itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
580.1K
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
312.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook