Keesokan paginya, seperti biasa Jay dan Asa terlihat sibuk masing-masing menyiapkan diri untuk sekolah maupun bekerja. Namun, Asa tidak pernah lupa membuatkan sarapan untuk suaminya dulu. Ia juga terbiasa bangun pagi untuk sholat subuh dan membuat sarapan. Dan kini mereka sedang menghabiskan sarapan bersama di ruang makan dengan mengenakan pakaian yang telah rapi. “Om! Om sweet banget sih diam-diam kasih hadiah ulang tahun buat aku. Aku suka banget Om, makasih ya,” “Iya, sama-sama. Lagipula itu saya tahu dari Mama. Mama yang ngasih tahu kalau kamu suka boneka dan pas banget kemarin kamu ulang tahun, jadi saya beliin itu.” “Ya, terserah deh. Yang penting Om memang ada niatan untuk memberikanku hadiah 'kan? Sweet banget sih Om.” Jay terlihat melirik Asa yang berada di samping kirinya seki

