Ketika Aku lagi senang senangnya.
Waktu menunjukkan pukul 17.00 Wib.
"Wooii.. udah waktunya jam pulang nih!!" Ucapku yang siap siap berkemas untuk pulang, dan segera menuju absen sidik jari.
"Rudi..." Tiba-tiba ada suara memanggil dan terdengar tidak asing bagiku.
"Wadduuhhh.." Ucapku sambil tepuk jidat. "Ampun deh, ini si bos manggil ada apa gerangan ya??" Lirihku dalam hati.
Rupanya si Bos lagi ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Dan si Bos berpaling dan segera menuju ke ruangannya dengan santai setelah memanggilku.
Segera ku pergi dengan segera menuju ke arah ruangan manager dengan perasaan yang begitu was-was.
"Ya, ada apa bapak memanggil saya?" Ucapku dengan penasaran.
"Rudi, saya perhatikan belakangan ini pekerjaan kamu begitu bagus.' Ucapnya dengan serius. "Apa-apa kerjaan yang belum selesai, dengan cepat sudah kamu selesaikan, maka mulai besok kamu ga usah digudang lagi ya.." tutur si Bos.
"Nah.. lalu saya mau ditempatkan dimana pak?" ucapku dengan badan gemetaran. "jangan jangan, ahh sudahlah" ucapku dalam hati disertai helaan nafas dengan pelan.
"Kamu, belum selesai saya ngomong sudah main potong aja" ucapnya dengan kesal. " Mulai besok kamu di counter aja ya, soalnya saya liat basic kamu bisa berbicara dengan tutur kata yang sopan, ga kaya si Romi yang mulutnya kemana-mana" ujarnya dengan agak sedikit kurang suka dengan teman yang satu itu.
"Ok siap pak, terima kasih" Ucapku dengan penuh semangat yang tak terkira. Dan tak lama si Bos memanggil Berty si Bendahara keuangan kantor via telepon. " Berty, segera keruangan saya sebentar"
Tak menunggu lama, muncul sosok perempuan agak kurus dan mata yang agak sipit. kalau dilihat dari raut wajah nya yang sudah berumur. "Iya pak, ada apa?" ucapnya. "Gini loh Bert, ini si Rudi mulai besok ditempatkan di counter, jadi nanti kamu sesuaikan aja gajinya dengan gaji tim Counter" Ucap si bos. "Baik pak, nanti saya urus gajinya Rudi" ucap Berty.
Dalam hati aku mulai kegirangan, karena Gaji orang Counter lebih gede dari pada orang Gudang. Dan Rasanya hati ini berasa ingin teriak sekencang-kencangnya, "ups tar yang ada si Bos melotot." Dalam hati berkata sambil tersenyum senyum.
"Oii.. ngapain senyum-senyum, tar kesambet setan baru tau" Ledek si bos. "Mentang-mentang udah mulai di Counter besok" Ucapnya dengan tersenyum pula. "Ok, segitu aja ya Rudi, selamat kamu besok udah mulai kerja di bagian Counter" sambil menyalami saya. "Kebetulan saya mau ketemu bos outlet langganan kita di Cafe, Ok ya Rud saya berangkat dulu" ucapnya dan berlalu keluar ruangan dengan tergesa-gesa.
Tak lama, aku juga keluar ruangan tergesa gesa juga sambil melangkah dengan cepat menuju absen sidik jari.
Sesampainya Dirumah " Iiiiyyeeesss..!! Ucapku dengan senang. "Apaan siihh, baru-baru datang bukannya mengucapkan salam, ini malah teriak kenceng kenceng!!" Ucap adikku Tina.
Ga lama lalu kupeluk adikku, "Abang lagi senang banget niihh" bisikku ke telinga nya."Lah senang kenapa? dapat uang gede ya di jalan? atau lagi ketemu hp bagus, atau ketemu cewek cantik lalu jadian, secara Abang kan Jomblo" ucapnya tertawa. Kemudian ku jewer telinganya sambil berucap,"Apaan siihh ngungkit ngungkit orang yang lagi Jomblo!! secara Abang Jomblo bukannya cewe ga ada yang suka, tapi jodohnya lagi mampir kemana, paling nantinya mampir sendiri" Belaku.
"Mmpreeettt.." ucapnya sambil mencibir. "Udah ah, Abang mau mandi dulu, niihh cium niihh baju yang wangiii" ejekku sambil lempar baju ke mukanya.
"Hiiyyy.. Ueekkk.. wangi apanya, yg ada Tina yang pingsan, mana ada cewe yang mau sama Abang.. hiiiiiyy" ucapnya sambil melempar balik bajuku yang tertimpuk kemukanya.
Tak lama aku bergegas kekamar, dan kemudian menuju ke kamar mandi.
Setelah mandi dan ganti baju di kamar. lalu aku berfikir. "Tar malem ngumpul-ngumpul lagi atau ga ya ke teman-teman seperjombloan?" ucapku didalam kamar. Tak lama, "Oh iya, udah lama aku ga kerumah Sudi, tapi si Sudi kan udah nikah, tapi ga apa apalah melepas kangen karena udah lama ga ketemu" ujarku.
Kemudian sesampainya Dirumah Sudi. "Assalamualaikum.." Ucapku sambil mengetuk pintu rumahnya.
"Wa Alaikumsalam.." terdengar suara perempuan didalam rumah, yang tak asing lagi suara Imah istrinya Sudi. "Eehh.. ada Bang Rudi, apa kabarnya. Dah lama ga ada main main kemari" Ucapnya. "Hehehe.. iya ya.. btw Sudi nya ada?" ucapku.
"Ohh, mas Sudi ya, ada bentar ya bang.. ucapnya sambil memanggil manggil Sudi. "Mas.. mas.. itu ada bang Rudi di luar" Teriaknya dengan pelan. "Iya bentar dek.." terdengar suara Sudi dari dalam kamar.
Tak beberapa lama berselang muncul Sudi. "Waahh.. Rudi.. dah lama ga ketemu, kemana aja? biasanya slalu main kemari.." ucapnya sambil salaman. "Maaf, Mas.. Abang.. ditinggal dulu ya, karena teman Imah bentar lagi datang" ucapnya sambil berlalu. "Yuk masuk Rud, atau mau diteras aja? ucap Sudi.
"Diteras aja lah Sud, kan bentar lagi temannyq Imah datang, ga enak aku nya ntar"Ucapku.
"Lah ga apalah, kan kalian sesama Jomblo juga" gurau Sudi sambil menarik naikkan alis kedua matanya.
"Ahh Lu Sud, bisa aja" ujarku sambil menepuk bahunya dengan pelan.
Tak lama sedang asik bercerita muncul sosok perempuan mungil dan imut.
"Assalamualaikum.." ucapnya kepada kami berdua. "Wa alaikumsalam.." ucap kami berdua berbarengan.
"Maaf Abang, Mas.. Imahnya ada? ucapnya dengan lembut. "ada, bentar ya.. Imah.. Imah.. tuh ada temennya" ucap Sudi didalam rumah.
Sementara aku dan gadis imut nan mungil saling bertatap tatapan sambil tersenyum satu sama lain.
"Temennya Imah ya? tanyaku. "Iya bang, Abang temennya Sudi ya? balik ia bertanya. "Menurut kamu bagaimana? ucapku usil.
"Iihh Abang bisa aja kek ngasih tebak tebakan" ucapnya. "Hhmm.. bagaimana ya..? ujarnya.
Dalam hatiku berkata "Ternyata gadis ini asyik juga di ajak ngobrol sambil becanda"
selang tak lama muncul Sudi dan Imah, hayoo ngapain kalian koq senyum senyum gitu. "Kenalin sa, ini bang Rudi temannya mas Sudi. dan bang Rudi, ini Elisa temennya Imah" Ucap Imah sambil ngenalin kami berdua.
Tak lama, "Oohh.. ternyata bang Rudi temennya mas Sudi, aku kirain sepupunya mas Sudi, abis wajah klaian berdua sekilas agak mirip" ucapnya.
"Mpreett, mirip apanya.." celetuk Sudi memecah suasana. Tak lama kami tertawa.
"Elisa ini temen ngajar Imah, mas.. Abang.." ujar Imah."Iya.. udah tau.." celetuk Sudi sambil tersenyum. Dan aku sudah tau kalau Imah itu guru di SDIT swasta di kota Pekanbaru. "Oohh iyalah.." ucap kami berdua, Sudi dan Imah kode kodean ke aku nya.
"Kalian berdua suami istri kenapa??" ujarku saat mereka berdua saling kode ke akunya. Lalu mereka tersenyum satu sama lain, sementara Elisa bingung dengan tingkah kami bertiga.
"Ya udah, kami kedalam dulu ya mas.. Abang.."Ucap Imah. "Permisi ya mas.. Abang.. saya kedalam dulu" Ucapnya. "iya.. silahkan.." ucap kami berdua.
"Sudi, ngomong-ngomong Elisa itu anaknya asyik yah di ajakin ngobrol, bisa di becandain" ucapku.
"Ya iyalah, secara dia kan guru, tentu mau ga mau harus asyik juga bertemu dengan Wali-wali murid dan semua orang. Kalo ga asyik, tentu ga bakalan jadi guru dianya. Yang ada orang-orang disekolah pada kabur, dan berkadi+ itu guru apaan ya koq ga sopan" ujar Sudi.
"Iya juga ya.." ucapku. Tak lama aku menyeruput teh yang disuguhkan Imah sambil melihat jam di Handphone. "Wadduhh udah makin malem nih Sud, dah pukul 21.30 WIB. aku pulang dulu ya.. tar ga enak sama tetangga" ujarku.
Dan ga lama Elisa keluar dari dalam rumah. "Ga nginep dulu Rud?" ujar Sudi. "Ngga ahh.. ga enak Ama tetangga, dulu emang aku pernah nginap disini, tap ga dulu lah" ucapku.
"Lah kan ga apa apa" ucap Imah. "Mohon maaf Sudi, Imah.. aku ga enak ntar" lirih ku.
Kemudian aku pamitan Ama mereka berdua dan Elisa juga berpapasan dengan aku pulang juga pamitan.