Bab 2

1812 Words
Selain menjadi ketua extracurricular teater, Kinar juga aktif dalam extracurricular PMR. Meski dalam extracurricular itu dia hanyalah anggota. Extracurricular PMR latihan tiga kali dalam seminggu. Hari Selasa dan Rabu mereka latihan full sedangkan hari Jum'at mereka akan bersih-bersih ruang UKS dan mendata obat-obatan yang masih ada di UKS ataupun yang sudah habis. Seperti hari ini, Kinar sedang membereskan isi kotak P3K dan beberapa jenis obat-obatan yang ada. Kinar yang bosan pun mengambil earphonenya lalu jari-jarinya menari di atas layar ponselnya dan lagu pun mulai mengalun, menyapa ramah indra pendengarannya. "Kinar," panggil Panji sambil menyentuk pundak Kinar. Kinar yang kaget refleks langsung melepaskan earphonenya dan menatap Panji. Fyi, Panji adalah ketua extracurricular PMR. "Iya, kenapa Pan?" tanya Kinar. "Jadi gini, besok kan ada acara tanding basket SMA kita sama SMA Bangsa. Nah setiap ada pertandingan basket atau pun futsal, PMR harus mendampingi kan kalo ada yang cedera," jelas Panji. Kinar mengangguk mengerti karena Panji memang sudah menjelaskannya bukan hanya sekali dua kali namun sangat sering. Dan masalah pertandingan besok, Panji sendirilah yang akan mendampingi tim basket karena Panji juga termasuk anggota basket meski bukan inti. "Iya, terus? Kan beberapa hari yang lalu kita udah omongin. Lo kan yang mewakilinya," ucap Kinar lalu menutup kotak P3Knya karena telah selesai menatanya. Panji mengangguk membenarkan. Memang seharusnya ia yang mendampingi tim basket tapi sepertinya ia tidak bisa karena besok ia harus menjenguk Neneknya yang sedang sakit di Bandung. "Lo bisa gantiin gue nggak?" tanya Panji membuat Kinar melotot. Bukankah Panji tau betul Kinar itu paling anti dengan yang namanya Basket apalagi saat ini yang menjabat sebagai ketua basket adalah Malven. Tentu saja Kinar akan menolaknya mentah-mentah. "Kok gue sih, Pan. Kan elo, lagian gue sibuk banyak acara," ucap Kinar. Memang benar, Kinar banyak acara. Banyak drama Korea yang belum ia tonton jadi setiap sabtu-minggu itu adalah jadwal Kinar bermanja-manja dengan kasurnya ditemani cemilan dan laptop yang menampilkan tanyangan drama yang belum pernah ia tonton. "Ya elah Nar, sok sibuk lo! Palingan juga tidur kalo nggak nonton drakor," ucap Panji sambil mendorong pelan kepala Kinar. Kinar mendengus pelan lalu menjauhkan tangan Panji dari kepalanya. "Tuh tau. Lagian males banget gue nemenin anak basket," ucap Kinar. "Masa lo nggak mau bantuin gue sih Nar. Gue beneran nggak bisa, gue harus jenguk Nenek gue yang sakit. Nenek gue udah kangen berat sama cucuknya yang ganteng ini, kalo gue milih nemenin anak basket gimana sama Nenek gue?" "Lo tega?" sambungnya Kinar memutar matanya malas. "Kan ada yang lain, Pan. Lo bisa suruh Dakka atau Boni." "Mereka nggak bisa, Nar. Sedangkan anggota PMR yang Inti kan cuman kita berempat," ucap Panji. Kinar berdecak. Bukannya tak ingin membantu tapi Kinar hanya tidak ingin melihat wajah Malven. Karena cowok itu, ia di bully di i********: dan followers Kinar pun berkurang karena banyak yang mengunfollownya. "Harus banget gue ya?" tanya Kinar. Panji mengangguk sambil menampilkan puppy eyesnya yang menurut Kinar gagal total. "Ya ya ya, sekali ini aja deh, Nar. Lagian kan lo untung bisa dekat-dekatan sama Malven, gue liat di Ig lo kan sama dia udah Ta---" Kinar menutup mulut Panji dengan tangannya. "Enak aja! Gue nggak taken sama Malven ya! Yang lo liat di Ig itu cuman salah paham. Lagian gue bingung kok bisa ya sampai ada di Ig," ucap Kinar cepat. Panji mengangkat bahunya tak perduli yang penting sekarang Kinar mau menggantikannya. "Lo mau kan, Nar?" "Ya udah deh, tapi cuman sekali ini aja ya next time nggak ada lagi ya yang namanya gue ngewakilin lo," ucap Kinar sambil menunjuk wajah Panji. Panji mengacungkan dua jempolnya. "Siap! Btw lo cantik banget deh hari ini," puji Panji. "Hello! Gue nggak kemakan ya sama gombalan receh lo itu. Muji cuman kalo ada maunya aja! Gue mah cantik selalu," ucap Kinar sambil mengibaskan rambutnya. "Semerdeka lo deh, Nar. Tapi menurut gue lo cocok kok sama Malven. Dia kan rada ice gitu terus lo kek cacing penggal gini. Cocok lah!" Kinar menjitak keras kepala Panji membuat cowok itu meringis sambil mengelus kepalanya. "Enak aja lo bilang gue kek cacing penggal! Gue nggak segitunya juga kali," ucap Kinar. "Iya-iya, bercanda baby." "Eww, jijik Pan," ucap Kinar lalu berlalu pergi meninggalkan Panji yang tekekeh geli. "Ih Kinar lucu deh, Panji jadi suka," ucap Panji dengan gaya anak-anak yang membuat Kinar benar-benar muak. "Udah kelas dua belas kelakuan masih kek bocah kurang belaian aja," ucap Kinar sambil memutar matanya jengah. Panji kembali terkekeh. "Makanya belai Aa dong, Dek." "Najis ih, Pan." Seketia tawa Panji pecah saat melihat ekspresi jijik seorang Kinar. Panji memang suka menggoda Kinar namun Panji hanya menganggap Kinar seperti Adeknya sendiri. Kinar dan Alm.Adeknya sama-sama cantik dan baik meskipun terkesan judes tapi sesungguhnya Kinar itu baik, tentunya baik pada orang yang juga baik padanya. ♡︶♡♡︶♡ 4girlsquad AzmiraAzhr : Genk, besok ada pertandingan basket. Nonton kuy:v GhealyMaura : Kuy lah, di rumah gw juga nggak ada kerjaan. AzmiraAzhr : Gimana Nar, Cha? Join dong. GhealyMaura : Biasanya nih jam segini Chaca lagi boker, tunggu ma menit dlu deh. Salsabilla : Soto lo Ghe. Btw gw nonton dong soalnya katanya Rivalnya Malven alias kapten basket SMA Bangsa itu cogan girlsssss❤❤ GhealyMaura : Cogan mah mana ada yang mau ma tempurung kelapa kek lo:v AzmiraAzhr : "2 AzmiraAzhr : Eh si Menekin mana? GhealyMaura : Kinar di manakah dikau???? AzmiraAzhr : "2 Salsabilla : "3 GhealyMaura : Jngn" lgi ena" sama Malven nich:v Kinara.A : Syialan!!! Kinara.A : Apaan sih! Kinara.A : Iya gue ikut, nenenin anak Basket soalnya Panji kaga bisa nemenin. GhealyMaura : Anjir mata gua nggak suci lagi abis baca chat lu! Btw kan Panji kaga punya nenen ya kaga bisa lah nenenin anak basket:v Salsabilla : Tolong typo dikondisikan:v Kinara.A : Astajimm typo girls! Sorry. AzmiraAzhr : Sungguh typo yang amat sangat berfaedah. Kinara.A : Beneran itu typo abis huruf n sama m deket banget. Salsabilla : Ya kali jauhan nanti kek lo sama Malven lagi:v Kinara.A : GAJE! Salsabilla : Nenenin anak basket apa Malven? Hayoo GhealyMaura : CIE AzmiraAzhr : "2 GhealyMaura : Dampingin anak basket atau dampingin Malven:)) Salsabilla : "2 AzmiraAzhr : "3 Kinara.A : Gue mah dampingin anak basket bukan cuman Malven. Lagian siapa tuh Malven, kaga kenal gue. GhealyMaura : Masaaaa? Salsabilla : "2 AzmiraAzhr : "3 GhealyMaura : Kayboard lu berdua rusuk ya dri tudi 2 3 2 3 mulu! Salsabilla : Typo bertebaran! AzmiraAzhra : "2 GhealyMaura : Bodo amat! SSG! Kinara.A : SSG apaan coba GhealyMaura : Suka-suka Ghea, wleee Kinara.A : Bukan temen gue? Kinar terkekeh pelan sebelum akhirnya mematikan notifikasi groupnya itu. Lihat saja besok pagi pasti akan 999+++ Kinar meletakan handphonenya di atas nakas lalu naik ke atas kasurnya dan menarik selimutnya sampai lehernya. Di dalam selimut, ia memeluk erat boneka teddy bearnya. "Mimpi Indah." ♡︶♡♡︶♡ "Jadi kita langsung ke SMA Bangsa nih?" tanya Ghea. "Iya," ucap Kinar. "Emang tandingnya jam berapa?" tanya Chaca yang duduk di samping Kinar. "Sejam lagi kayanya. Eh beli air mineral dulu ya, soalnya anak basket nggak sempat beli katanya," ucap Kinar yang baru saja mendapat line dari Panji. "Eko," ucap Ghea sambil mengacungkan jempolnya. Ghea menghentikan mobilnya di depan sebuah mini market untuk membeli air mineral. "Lo aja Ghe yang turun, nih uangnya," ucap Kinar sambil memberikan uangnya. Ghea melotot namun tetap saja dia mengambil uang yang diberikan Kinar. "Udah pergi pake mobil gue, yang nyupir gue, sekarang yang beli pun gue. Hebat!" gerutu Ghea membuat tawa Chaca, Mira, dan Kinar pecah. "Ini langsung ke SMA Bangsa kan? Nggak ada yang harus dibeli lagi kan?" tanya Ghea yang sudah kembali. "Kayanya sih enggak," ucap Kinar sambil mencek handphonenya dan tidak ada chat yang masuk selain dari OA. Ghea mengangguk lalu menghidupkan mesin mobilnya dan mulai melajukan mobilnya menuju SMA Bangsa. "Eh minta lip tint dong, Nar," ucap Ghea saat Kinar akan keluar dari mobilnya. Kinar mengerutkan keningnya. "Kayanya gue nggak bawa deh," ucap Kinar namun tetap saja dia mencek tasnya dan benar ia tak membawanya. "Nggak bawa," ucap Kinar. "Yah! Ya udah deh," ucap Ghea. Mereka berempat pun keluar dari mobil lalu Ghea membuka bagasi mobilnya untuk mengambil air mineral. "Hai, guys," sapa Kinar pada tim basket saat ia sudah berada di area khusus SMA Garuda. "Lo yang gantiin Panji kan?" tanya Denis. Anggota tim basket. Kinar mengangguk. "Iya, kapan mulai tandingnya?" tanya Kinar sambil duduk di salah satu kursi yang sudah disediakan. "Lima menit lagi mulai deh kayanya." Kinar mengangguk. "Oke. Semangat ya guys." "Iya, kalo kalah gue pecat lo dari SMA Garuda." "Semangat, jangan sampai kalah." "Kita datang ke sini buat menang bukan kalah. Ingat!" Itulah yang diucapkan oleh Kinar, Chaca, Mira, dan Ghea. "Kepada tim basket SMA Garuda bisa memasuki lapangan sekarang." Terdengar suara dari pengeras suara. Semua tim basket berdiri lalu membentuk lingkaran kecil dan menyatukan tangan mereka. "Garuda," teriak Malven. "Jaya! Jaya! Jaya!" Setelah menyuarakan itu, tim basket SMA Garuda memasuki lapangan basket disusul oleh tim basket SMA Bangsa. Malven berdiri di tengah, berhadapan langsung dengan seseorang yang Kinar perkirakan adalah kapten basket SMA Bangsa yang katanya ganteng. Emang ganteng sih. "Astaga demi apa?! Itu yang namanya Rafael! Sumpah ganteng banget!" jerit Chaca yang langsung dihadiahi jitakan oleh Kinar. "Malu-maluin anjir," ucap Kinar. Chaca hanya cengengesan tidak jelas. "Tapi ganteng banget. Sumpah. Jadi pengen cepet dihalalin deh," ucap Chaca centil. Ghea menatap Chaca dengan jijik. "Bukan temen gue." "Dua," sambung Kinar. "Tiga," seru Mira. Pertandingan pun dimulai. Kening Kinar mengerut, padahal ini masih awal tapi terlihat jelas Malven dan Rafael sama-sama tidak ada yang mau kalah. Bahkan permainan sudah terlihat kasar. Rafael beberapa kali dengan sengaja menyenggol Malven. "Woy, curang tuh!" teriak suporter SMA Garuda yang tak terima saat Rafael kembali menyenggol Malven. "Kok gue ilfeel ya liatnya," ucap Ghea saat melihat cara bermain anak basket SMA Bangsa. Bruk "Anjing!" para pemain cadangan berlari ke arah lapangan saat melihat Rafael dengan sengaja mendorong Malven yang ingin memasukan bola ke ring dari belakang. Malven yang tidak siap langsung terjatuh dengan kepala yang langsung membentur ring basket. "Kalo nggak bisa main basket nggak usah main, Sat!" bentak anggota tim basket SMA Garuda. "Kapten basket lo aja nggak bisa main basket, njing!" "b*****t!" Kinar berlari ke arah Malven yang dikelilingi beberapa orang. "Bawa ke pinggir," suruh Kinar. "Gue bisa sendiri," ucap Malven dingin saat teman-temannya ingin membantunya. Malven berjalan ke sisi lapangan namun tatapan tajamnya tak pernah lepas dari Rafael yang juga menatapnya. Mereka tidak terlihat seperti rival dalam pertandingan basket namun terlihat seperti rival dalam kehidupan. Kinar mengambil sebotol air mineral dan memberikannya pada Malven. Malven mengambilnya namun bukannya diminum air itu malah dipakainya untuk membasuh wajahnya. "Luka lo, gue obatin ya," ucap Kinar sambil membuka kotak P3Knya. Saat Kinar akan menyentuh luka Malven cowok itu menahannya. "Nggak perlu." Malven bangkit lalu berlari ke arah lapangan. Dan berdiri tepat di depan Rafael yang ingin meninju Rangga. "One by one." Rafael terkekeh dengan satu alis terangkat. "One by one? Sure?" tanyanya dengan senyum meremehkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD