Chapter 27

1525 Words
Kami pun pulang menuju kediaman kami, ia fokus dengan jalan raya dan lama kelamaan keheningan yang tercipta di dalam mobil itu membuatku tertidur pulas, hingga aku tidak menyadari apa yang terjadi selama dalam perjalanan, saat aku terbangun kini aku sudah berada di garasi apartemenku dan Rumi ada di sampingku tengah fokus pada gawai yang ada di genggamannya. “Sudah sampai? Kenapa tidak bangunkan aku?” “Maaf, aku tadi liat kamu tidur sangat pulas jadi gak tega buat bangunin kamu.” “Berapa lama kita sudah sampai sini?” “Udahlah, buat apa tanya itu. mendingan sekarang turun dan cepat masuk ke apartemen dan tidur lagi ya.” “Oke, bye-bye Rumi. Terimakasih untuk hari ini.” Ucapku keluar dari mobilnya dan Rumi tersenyum melambaikan tangannya, aku juga membalasnya dan segera masuk ke dalam, Rumi juga kembali di kediamannya. Aku tersenyum memegang tali tas selempang ku, berjalan keluar dari lift dan tepat sampai di depan pintu apartemen, aku melihat sebuket bunga aku menatap bunga mawar putih dan merah itu, berjongkok lalu memungutnya, aku menatapnya dan membawanya masuk ke dalam. Aku berdecak sejak kapan Barack suka mengirim bunga? Bahkan selama kami menjalin hubungan dia sama sekali tidak pernah mengirim aku bunga, atau membelikan aku bunga. Aku melihat bunga ini tidak ada surat dari siapa, aku pikir pasti Barack yang udah datang ke sini yang akan menemui aku tapi sia-sia karena aku tidak langsung kembali ke apartment setelah pulang dari panti, aku cekikikkan dan meletakkan bunga itu di sebuah toples beling berisi air, aku pikir ide Rumi ada baiknya aku coba dulu untuk berteman dengannya meski sulit. “Kamu bunga yang sangat cantik, akan sangat sayang sekali jika kamu di biarkan layu atau di buang di tong sampah, karena kamu gak salahkan, hanya saja yang salah itu orang yang bawa kamu dan menaruh mu di depan pintu.” Rancau ku menata bunga mawar putih dan merah itu ke dalam toples yang berisi air bening, aku tersenyum menatap bunga itu yang terlihat lebih segar. “Sekarang kamu sudah cantik dan segar, jadi kamu aku taruh disini saja tidak apa ya.” Ucapku dengan menaruh bunga mawar itu di dekat wastafel dapur, lalu aku masuk ke dalam kamarku. Sampai di kamar, aku menaruh tas dan segera masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan tubuhku. Setelah selesai ritual ku di dalam kamar mandi aku mengenakan piyama yang ada di walk in closet, setelahnya aku naik ke atas ranjang king size milikku, aku merasa senang dan melompat-lompat di atas ranjangku, setelah mengobrol dan meluapkan sedikit emosi ku pada Rumi aku bisa merasa sedikit lebih tenang sekarang. Aku kembali terpikir akan ucapan Rumi, jika bisa aku akan berteman dengan Barack, jadi aku tidak harus memaksakan diriku untuk membenci atau melupakan dia. Aku tersenyum dan terdiam seraya berfikir keras tapi sulit aku ingat seperti ada yang kurang, tapi aku lupa dan kira-kira apa hal yang aku lupakan itu. Setelah berfikir keras untuk mengingat-ingat apa yang aku lupakan, seketika itu suara dering ponsel ku berbunyi, yang membuatku terduduk di atas ranjang dan mencari dimana sumber suara itu, tatapan ku berhenti pada sebuah tas selempang yang aku bawa tadi, aku merangkak mengambilnya dan membuka tas lalu melihat siapa yang menelfon ku, setelah aku menatap ponselku, ah ternyata dia. Aku menghempaskan tubuhku di atas ranjangku dan langsung menjawab panggilan telpon itu. “Halo.” “Halo, cuk. Lama sekali baru di angkat, Ven udah telpon berkali-kali tau.” “Masa sih? Tadi aku lagi mandi, baru sampe rumah.” “Memang Raline dari mana?” “Tempat temen.” “Hm, gitu ya.” “tempat siapa? Pasti tempat Jingyi ya?” “Bukan, tadi sama temen abis jalan-jalan.” *** Hari ini seperti biasa, kegiatan aku ada di butik, aku akan menyelesaikan tugasku membuat sebuah pakaian sesuai yang di inginkan oleh Costumer. Tetapi tidak untuk hari ini, karena aku ada peresmian buka cabang baru usahaku, jika butik yang biasa, aku bangun pertama dan pusat dari butikku adalah bagian produksi dan pemasarannya satu gedung. Tapi kali ini tidak, aku membuka cabang baru ini adalah khusus produksi, jadi aku sibuk mencari karyawan yang memiliki keahlian jahit yang rapih dan bagus, karena aku rasa saat ini kekurangan tenaga bagian produksi, setelah aku mendapatkan beberapa karyawan yang telah aku pilih yang akan bekerja di bagian produksi akhirnya hari ini aku bisa meresmikan cabang usahaku yang juga tidak jauh dari butikku. Disini aku sekarang berada dalam butikku yang lama Butik Zatulini, aku berdiri di depan ketiga karyawati ku Amy, Mira dan Tika. Aku mengganti penampilan ku yang sekarang dengan dulu sangat berbeda, jika aku dulu akan terlihat sedikit imut dan polos dengan rambut lurus sebahu dan mengenakan dress dibawah lutut lalu di balut blazer, hari ini pastinya aku sangat berbeda, aku mengenakan baju pendek dan celana panjang lalu rambutku yang aku keriting gantung lepek, di tambah make up yang sedikit lebih tebal dari sebelumnya, membuatku semakin terlihat dewasa dan memiliki aura profesional yang kuat. Aku mambawa Amy untuk ikut denganku, karena bagaimanapun Amy adalah senior yang sudah bekerja denganku, mendahului mereka karyawan baruku di bagian produksi, aku menamakan usahaku itu adalah Zatulini Company. Aku membawa mobilku si putih cantik, aku tidak memiliki niatan untuk menggantinya dengan yang baru atau lebih bagus. Saat aku akan membuka pintu mobilku, Amy langsung mencegahku. “Bos.” Panggilnya, aku langsung menoleh ke arahnya. “Ya, ada apa? Apa ada yang ketinggalan?” tanyaku. “Tidak, bisakah kau membiarkan aku yang menyetir mobilnya untukmu?” tanya Amy dengan ragu dan aku tersenyum. “Mungkin jika aku membawa kendaraan yang lain aku akan membiarkan kamu menyetir untukku.” Ucapku dan langsung masuk ke dalam mobil, aku melihat Amy terdiam tengah berfikir, aku menurunkan kaca jendela mobilku. “Ayo, masuk.” Titah ku, Amy langsung mengangguk dan bergegas masuk kedalam mobil. “Amy tidak perlu canggung begitu, aku memang bos kamu tapi bukankah dari dulu kita seperti teman.” “Ya, bos. Maaf telah lancang, aku tidak memahami jika mobil ini adalah mobil kesayangan bos.” “Tidak apa, dari dulu temanku juga menyuruhku untuk merekrut supir pribadi karena aku kadang suka malas menyetir, tapi selalu aku tolak karena aku hanya memiliki sebuah mobil, mungkin jika aku punya mobil yang lain aku bisa merekrut seorang sopir, dan bukan kamu juga, karena kamu karyawati ku bukan sopirku.” “Sekali lagi mohon maaf, bos.” “Tidak apa, tidak masalah kok.” Hingga akhirnya kami telah sampai, di depan gedung produksi Butik Zatulini. Aku dan Amy keluar dari dalam mobil, dan masuk ke dalam gedung itu, aku melihat kelima karyawan ku itu tengah fokus dan sibuk dengan pekerjaan mereka, aku tersenyum dan menghampiri mereka. Aku merekrut lima orang pegawai profesional dan aku mengutamakan kualitas jahitan juga bahan yang di gunakan, tentu saja aku memilih yang berkelas, aku juga memberikan beberapa desain baju wanita pada mereka lengkap dengan ukuran, pakaian yang aku buat juga bukan asal buat dan banyak di produksi jadi hanya beberapa saja yang bisa memilikinya. “Halo, selamat pagi semuanya.” “Pagi.” Sahut mereka yang tadinya terlihat fokus kini menoleh ke arahku dan Amy. “Bagaimana, hari ini? Apa kalian sudah siap bekerja?” “Siap, bos.” “Bagaimana dengan beberapa desain yang sudah kalian terima?” “Ini tidak terlalu sulit dan meski simpel tapi nantinya akan terlihat elegan, seperti contoh yang sudah ada di patung.” “Ya, aku juga sudah mengecek yang sudah ada di patung, itu sangat perfect, menurut ku wajar jika produksi kita akan unggul dan berkelas.” “Bos Raline memang seorang desainer yang luar biasa. Masih muda tapi karya yang di hasilkan olehnya luar biasa. Senang bisa bekerja dengan anda.” “Terima kasih, semuanya. Terima kasih atas pujian kalian, semoga proyek kita berhasil ya, semangat buat kalian, semoga kalian bisa dengan mudah dan lancar untuk membuatnya, menjadi sebuah karya yang luar biasa, ya.” Karena aku belum memiliki butik baru khusus pemasaran jadi aku akan menaruh hasilnya di butikku yang lama, Aku senang karena banyak yang merespon dan menyukai hasil karyaku itu, setelah usahaku semakin di kenali orang nanti dan semakin maju baru aku akan membuka butik cabang baru yang khusus untuk pemasaran fashion wanita, dan butikku yang ini menjadi butik khusus untuk gaun dan jika ada yang mau buat bisa langsung menemui ku. Aku bahagia saat ini, meski sedikit demi sedikit aku bisa berhasil seperti sekarang aku sangat senang, meski sekarang aku hanya menambah lima karyawan semoga saja ini akan menjadi awal yang baik siapa tahu tahun berikutnya aku bisa kembali merekrut karyawan lagi, aamin. Setelah berbincang dan dengan para pegawai baru ku, aku kembali ke butik dan para pegawai ku juga sudah mulai bekerja memotong dan menjahit kainnya, hingga menghasilkan sebuah pakaian yang indah untuk para wanita kekinian, tentu saja desain ku juga harus menyesuaikan perkembangan zaman agar banyak diminati. Setelah sampai di depan gedung dan memarkirkan kendaraan ku, aku dan Amy masuk ke dalam gedung butik, aku memulai aktifitas ku seperti biasa. Ini sudah satu tahun berlalu, dari kejadian aku bertemu dengan Barack terakhir kali di panti, sejak saat itu aku tidak lagi melihat dia dan aku fokus dengan karier ku sesuai masukan yang di berikan oleh Vendry dan sahabatku yang lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD