Chapter 36

1515 Words
Entah kenapa, memikirkan perubahan pada diriku, aku tersenyum sendiri disini, di balkon kamarku, memandang bulan juga beribuan bintang di langit. Aku bersyukur, Allah sangat baik padaku, memudahkan segala usaha dan mengabulkan doaku, maha besar Allah. Aku memejamkan mata dan menengadahkan wajahku ke arah langit, dengan senyum aku tak henti juga berdoa, agar Allah menjagaku, agar tak berpaling darinya juga membuka pikiranku agar selalu berfikir positif juga bisa membuat orang-orang yang ada di sekelilingku merasa nyaman dan bahagia di dekatku, Thanks to Allah. Angin malam mulai terasa menusuk di kulit hingga ke tulang, suhu dinginnya malam juga mulai naik, aku dapat merasakan kulitku yang di terpa oleh angin malam dengan perlahan dan aku mulai sedikit menggigil karena pakaian yang aku kenakan cukup terbuka dengan piyama pendek bermotif panda ini, segera aku masuk ke dalam kamarku yang kini menjadi hangat, hangat dari suhu ac yang baru saja ku atur, lalu aku merebahkan tubuhku ke atas ranjang. Segera aku memejamkan mataku, menuju alam mimpi. Aku ingin bermimpi bertemu dengan sang pangeran yang menjelma menjadi pria baik hati menolong ku dari rasa kecewa dan luka yang cukup dalam, dan aku benar-benar terlelap. *** Matahari sudah tinggi ternyata, aku terbangun pukul 7 pagi, segera aku masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahku, kemudian aku menuju dapur untuk membuat sarapan, tapi sebelumnya aku mengaktifkan mbah Hayati terlebih dahulu, agar ia dapat membantu ku membersihkan apartment. Selesai membuat sarapan seperti biasa aku mandi salin, berhias lalu sarapan hingga selesai aku non aktifkan mbah Hayati, setelahnya baru pergi ke butik. Aku mengunci apartment kemudian berjalan menuju lift, setelah lift terbuka aku masuk menuju lantai bawah dan bergegas ke garasi, untuk menjumpai si putih, lalu aku memanaskannya sebentar kemudian aku membawa si putih keluar dari garasi menuju butik. Menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya aku telah sampai di depan butik, aku masuk dan seperti biasa pegawai ku sudah pada datang mendahului ku. Aku masuk ke dalam ruang kerjaku dan duduk di kursi kebesaran ku tempat biasa aku menggambar atau saat bertemu klien saat mereka datang langsung ke butik, aku menghela napas dan mulai membuka tab yang biasa tempatku menggambar dan menyimpan banyak file pic pesanan customerku. Aku melihat berapa banyak gambar dan berapa banyak yang pesan di bulan ini dan bulan seterusnya, aku merasa bahwa aku membutuhkan pegawai tambahan dan seorang asisten pribadi. Aku menghela napas dan berjalan menuju jendela di ruangan ku, aku membuka jendela ruangan ku itu dan berdiri di balkon , aku memegang pembatas balkon dan menatap sekeliling gedung yang padat juga terdengar hiruk pikuk kendaraan dan suara klakson. Aku berfikir, bahwa aku sangat membutuhkan seorang asisten saat ini, tapi bukan berati aku harus asal rekrut orang baru untuk menjadi asisten ku meskipun orang tersebut sudah berpengalaman dan memiliki skill yang bagus, paling enggak aku harus melihat kinerja dia dulu baru aku akan menaikan levelnya. Aku duduk di bangku yang ada di balkon itu, setelah di pikirkan, aku rasa menjadikan Amy asisten pribadiku itu tidak buruk, lagi pula Amy sudah menemani ku dari awal aku buka butik ini dan Amy juga sangat mengerti tentang fashion dan lagi pula jika Tika atau Mira yang aku jadikan Asisten itu tidak akan cocok, karena tidak sesuai dengan skill mereka yang hanya menguasai pemasaran dan pembukuan. Sedangkan Amy meskipun dia hanya kursus, tapi aku perhatikan dia selama bekerja denganku sangat baik dan aku juga sering meminta pendapat darinya dan masukan yang dia berikan juga sesuai yang aku harapkan. Jadi, fix keputusanku, akan menjadikan Amy sebagai asisten ku di butik, dan aku membuka lowongan untuk satu orang ahli. Aku sangat senang, karier ku sangat bagus. Ini semua berkat doa dan dukungan dari mama yang terus menyemangati ku menjadi seorang yang mandiri hingga sukses, I love you mama dan papa, keluargaku adalah semangatku, aku mengembangkan senyumku sesuai suasana hatiku saat ini. Aku masuk kembali ke dalam ruangan ku dan memanggil Amy melalui telfon, hingga tak berapa lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Aku langsung bisa menebak dia pasti Amy, sudah pasti tebakan ku tidak meleset, sesuai instruksi ku saat aku menelfon Amy, aku menyuruhnya langsung masuk, itu sebabnya setelah ketukan pintu itu aku perhatikan kenop pintu yang di putar dan muncullah sosok Amy yang menyapaku dengan ramah, aku juga menyambutnya dan menyuruh Amy untuk duduk di sofa membicarakan rencana ku. Amy menyambut tawaranku berawal sedikit ragu karena ia takut tidak bisa bertanggung jawab dengan pekerjaan barunya itu karena dia juga baru pertama kali bekerja di butik dan belum banyak yang Amy mengerti tentang tugasnya menjadi asistent ku, setelah aku jelaskan kemudian Amy perlahan mengangguk, aku yakin setelah terbiasa dia juga akan lihai menangani tugasnya, aku percaya pada Amy yang sudah menemani ku dari nol membangun butik ini, hingga menjadi seperti sekarang. “Amy, aku yakin kamu bisa, karena kamu juga cekatan dan cerdas.” Ucapku kembali menyemangati Amy, dan dia mulai mengembangkan senyumnya. “Bismillah, bos. Semoga Amy bisa bertanggung jawab dengan pekerjaan yang bos percayakan pada Amy.” “Ya, pasti aku sangat percaya sama kamu. Semangat, setelah penerimaan karyawan baru, kamu sudah naik jabatan dan aku akan memberikan gaji yang sesuai untuk mu.” “Terima kasih, bos. Modal nikah.” celetuknya, kami tersenyum. *** Aku mengadakan meeting dan mempercayakan tanggung jawab untuk penerimaan pegawai baru pada Amy, Tika dan Mira. Meski begitu tetap mereka harus diskusikan padaku terlebih dahulu, setelah meeting untuk penerimaan pegawai baru itu selesai dan sudah di tentukan siapa yang akan di terima untuk menjadi pegawai baru dari Zatulini Butik itu, seperti yang sudah aku janjikan sebelumnya otomatis Amy naik jabatan dan aku menaikan gaji para pegawai ku. Agar mereka lebih semangat lagi dalam bekerja, tidak apa naiknya sedikit-sedikit yang penting rajin naik gaji, itu salah satu trik yang aku gunakan agar pegawai ku semakin betah dan bersemangat. Aku sangat senang melihat mereka yang sangat bersemangat dalam bekerja, aku juga menganggap mereka seperti saudara sendiri meski mereka masih terlihat sungkan padaku, tapi baguslah, aku juga tidak suka terlalu dekat takut mereka kurang menghormati ku, tapi aku juga tidak terlalu suka jika mereka terlalu kaku, bagaimanapun aku bertemu mereka setiap hari dan mereka yang membantu aku meski ku beri gaji dan itu sudah menjadi tugas mereka. Jika ada job lebih juga aku senang mentraktir mereka makanan dan makan bersama di butik, gaji mereka juga lumayan menurut ku, karena selain gaji bulanan aku juga memberi bonus lembur dan mingguan full. Tapi tentu saja gaji mereka berbeda-beda, yang pasti aku prioritaskan untuk Amy, sedangkan Tika dan Mira, mereka menerima gaji dengan jumlah yang sama, karena bisa di bilang mereka jaga toko, dan Amy yang membantuku produksi. Apa lagi sekarang Amy sudah menjadi Asisten ku di butik, yang pasti jam kerja dia semakin bertambah. Lihat saja nanti, apa yang akan aku lakukan pada Amy. Wkwkwk *** Setelah kemarin tes bidang yaitu menjahit dan melihat hasil jahitan yang rapih, siang ini mulai pukul 1 adalah hari kedua tes dan penentuan siapa yang akan di terima bekerja dan menjadi junior Amy di butik ini. Tentu saja aku dan ketiga pegawai ku harus mengadakan meeting untuk hal ini. Setelah aku meminta pendapat Amy, ternyata kandidat yang Amy pilih juga yang menjadi incaran ku, aku pikir dia sangat sopan juga terlihat rapih dan tidak berantakan. Akhirnya aku dapat menemukan siapa yang akan aku terima sebagai pegawai baru yang akan menjadi junior Amy di butik, dan untuk Amy bersantai lah dirimu sementara ini, karena setelahnya akan ada banyak tugas untukmu, kamu tahu dan selalu memanggilku ‘bos’. Haha! Aku tertawa jahat, maaf Amy kamu harus bersabar jika ingin mendapat banyak bonus dari ku, bos mu ini. Aku memarkirkan si putih di halaman parkir butik, setelahnya aku masuk ke dalam butik dan melihat di pintu masih ada tanda papan kecil yang terdapat tulisan “Close” tapi di balik pintu ada Tika yang tersenyum padaku lalu membukakan pintu untukku. Sesuai instruksi ku sebelumnya pada mereka bahwa pagi ini akan ada meeting pagi, untuk penerimaan pegawai baru, aku berjalan lebih dahulu dari Tika dan naik ke lantai dua tempat kami akan mengadakan meeting, disana ada Mira dan Amy sudah duduk di sofa lantai dua itu menunggu hingga aku tiba dan memulai meeting. “Jadi kalian, terutama Amy, kamu lebih memilih Fero untuk menjadi junior kamu?” “Ya, bos. Aku rasa, di bandingkan dengan kandidat lain Fero jauh di atas mereka, Fero saya perhatikan kemarin saat di tes menjahit dia sangat cekatan dan rapih, tidak terlihat rempong apa lagi berantakan, dan dia juga sopan, itu yang membuat saya merasa Fero sangat layak mendapatkan tempat ini bos, meskipun..” “Sedikit lekong, bos.” Sahut Tika. “Hih, jangan gitu gak boleh, kamu jujur banget sih. Tapi bagus loh, kita gak bohong dan itu gak sedikit bos, memang lekong tulen.” Pungkas Mira dengan polosnya. Aku mengambil napas dari hidung dan membuangnya kembali melalui hidung dengan kasar. Pendapat mereka juga ada benarnya, aku memang memperhatikan saat audisi di tempat produksi pakaian Fashion harian wanita yang baru aku buka itu, dari sekian yang daftar jadi pegawai baru, sepertinya Fero memang yang terbaik, dia terlihat profesional meski terlihat jelas bencongnya. Jadi fiks, hasil rapat pagi ini kami akan memilih Fero jadi junior Amy.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD