Get Run.

1001 Words
Cerry tau jika malam ini akan menjadi malam yang panjang baginya. Seorang Scott yang berada dalam mode mendominasi dunia bukanlah hal yang bisa dijinakkan atau di tolak. Percayalah jika Cerry melakukan dua hal sakral tadi maka Scott akan berubah dari mode mendominasi menjadi mode masokistis. Tidak ada yang mau melihat ia dalam kondisi berbahaya seperti itu. Yah walau sesekali melakukan hal itu juga tidak ada salahnya. Jadi, b**m akan menjadi satu-satunya pilihan Scott untuk menghukum Cerry. Itu bencana, meski di sisi lain Cerry agak menyukai, sekali lagi di tekankan di sini agak menyukai bukan menyukai b**m, ia tidak ingin berubah menjadi masokis. Breeet Pakaian yang malang, satu lagi kegemaran Scott yang diketahui Cerry. Pria ini sangat tidak ramah pada pakaiannya. Bahkan Cerry curiga jika sebenarnya Scott menaruh dendam dengan baju- baju yang ia pakai. Sebab, tak sekalipun ia melihat bajunya berakhir baik di tangan Scott yang dalam kondisi ON. Beruntung Scott tidak pernah lupa membelikan dia baju lain yang nantinya akan bernasib sama dengan pendahulunya. Ya Cerry harus bersyukur akan hal itu, bayangan ia tanpa busana berjalan -jalan di markas bukanlah yang enak untuk dibayangkan. Cerry yakin jika Scott mampu membuat hal itu terjadi jika diperlukan. Dia dan segala kegilaannya bukanlah sesuatu yang bisa ditentang. Jadi dia sekarang hanya harus berusaha agar Scott lengah dan tidak menyuruh anak buahnya mengawasinya di dalam ruangan. "Oh Cerry, lanjutkan itu." Scott mengeram. Scott menyukai pemandangan ketika bibir mungil Cerry mulai memanjakan dirinya. Gadis ini sudah belajar dengan baik cara agar membuatnya senang. Oleh karena itu dia bisa melupakan hal lain. "Gadis pintar. " Scott sangat menyukai tantangan dan menaklukan kucing liar yang pendendam merupakan bagian dari tantangan. Ini sungguh spesial, bukan bearti ia tidak pernah mendapatkan sensasi seperti ini sebelumnya. Tapi rasa nikmat yang di barengi dengan jantungnya yang terus berdetak kencang, baru kali ini ia alami. Suatu penghinaan jika harus membandingkan seks yang ia lakukan bersama Cerry dengan seks bersama wanita-wanita yang hanya ingin bersenang-senang. Dia bahkan tidak ingat nama satupun dari mereka. Moment bersama gadis ini seolah hal sakral. Scott harus menyisihkan pikirannya untuk mengingat dan meresapi setiap gerakan yang dilakukan Cerry. Pujian luar biasa terlalu kecil untuk menggambarkan kepuasannya. Sekarang giliran tangan ahli Scott melakukan pekerjaannya. Em, bisa juga di sebut lidah ahli Scott atau keduanya. Anggap saja demikian. Sebab sepanjang gerakan tangan Scott yang berkeliaran, lidah Scott ikut aktif menjelajahi kulit Cerry. Cerry bergetar, ia bersiap menerima gelombang klimaks. Scott sangat ahli dalam membuat mereka berada di puncak. Tentu saja pengalaman dan jam terbang yang ia pegang mempermudahnya mendapatkan keahlian itu. Sungguh Cerry berharap bisa membencinya. Tapi itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin seorang gadis bisa membenci pria yang merupakan perwujudan dari ekstasi. Tidak ada. Sayangnya ekstasi itu harus segera ia tepis, bukan karena Cerry membencinya namun lebih karena ia tidak boleh terlena. Tidak boleh jatuh cinta dan tidak boleh memikiki perasaan apapun. Tujuan utamanya bukan berakhir di sini dan membiarkan orang yang menyakiti orang tuanya hidup tenang diluar sana. Tanpa adanya bantuan dari Scott maka Cerry tidak lagi memiliki alasan untuk tinggal lebih lama di sini. Oleh karena itu, ia harus secepatnya pergi dari sini. Pergi demi sebuah dendam. Tak peduli bagaimanapun caranya, Cerry bertekat akan mewujudkannya. Terlalu enak jika orang yang bersalah lolos begitu saja. "Scott bisakah aku keluar dari sini untuk melihat - lihat . " Scott segera memberi tatapan mengerikan pada Cerry. Dia mungkin membiarkan Cerry pergi yang mungkin saja bisa ia manfaatkan untuk pergi selamanya dari hidupnya. "Tidak," jawab Scott tegas. Sudah Cerry duga Scott akan menolak permintaannya, jadi dia hanya diam dan mengangguk. "Baiklah, aku lelah. Selamat malam." Scott hanya diam tak menjawab ucapan selamat malam dari Cerry. Di pikirannya sedang memproses sesuatu yang belum pernah ia pikirkan selama ini. Semua karena Cerry yang pamit untuk pergi jalan - jalan. "Kenapa dengan perasaanku. Dadaku tiba- tiba sakit saat membayangkan Cerry pergi dari sisi ku." Hari berganti, kicauan dan suara hutan membangunkan jiwa Cerry yang asli dari tidurnya. Dia melenguh dan merenggangkan tubuhnya. "Rupanya Scott sudah pergi dari sini, " batin Cerry. Cerry bangun dari ranjang, ia tidak perlu repot -repot mengenakan pakaian karena tidak ada siapapun selain dirinya. Ada hal yang harus ia yakinkan agar dapat melarikan diri dari sini. Cerry bergegas menuju jendela kamar, ia berlari seolah hidupnya akan berakhir jika tidak segera sampai di sana. Helaan nafas lega keluar dari mulutnya. Uap Oksigen terlihat samar-samar pada pagi yang suhunya turun sehingga lebih dingin dari kemarin. 'Sudah kuduga. Scott memiliki kebiasaan yang membentuk pola tersendiri. Dia tidak pernah melewatkan kebiasaannya dari pagi hingga malam. Ini bisa dimanfaatkan agar aku bisa lari dari sini. Setelah itu aku bisa bersembunyi dan menunggu kondisi tenang. Sebab aku yakin Scott akan mencariku ke mana- mana.' Senyum kemenangan tercetak di bibir Cerry. Sinar harapan untuk meninggalkan tempat ini sedang menyala. Langkah yang ia ambil setelah itu adalah memperhatikan setiap sudut ruangan. Berkat permainan sembunyi - sembunyi yang berakhir dengan hukuman b**m, Cerry yakin jika ada CCTV yang terpasang. Dia mengamati satu persatu CCTV yang terpasang lalu menulis di buku. Setelah itu dia menelusuri markas yang dihuni oleh pelayan ketika pagi hari dan kosong menjelang sore. Cerry meneliti semuanya dengan cermat. 'Bagus, aku akan memulai rencana besok,' batin Cerry. Niatannya sudah tak terbendung lagi. 'Ucapkan halo pada kebebasan mu Cerry dan ucapkan selamat tinggal pada pria berxxx besar yang menyebalkan. ' Cerry merasa tidak sabar ingin segera pergi dari sini. Markas ini adalah neraka yang bisa menghancurkan identitasnya. Pesona Scott mampu membuat gadis seperti dirinya meleleh. Tidak salah lagi, jika Cerry terus berada di sini maka ia bisa menderita sindrom stockholm. Sebenarnya Cerry tidak masalah jika harus menderita sindrom stockholm namun bukan sekarang. Sekali lagi, dendam adalah tujuannya. Dengan rencana yang sudah ia persiapkan, Cerry mulai melakukan apa yang harus ia lakukan. Kali ini dengan penuh kehati - hatian. Jika ia sampai tertangkap oleh Scott lagi maka dia tidak akan bisa lepas dari sini seumur hidupnya. Dia bahkan bisa kehilangan nyawanya jika Scott marah. Yang pasti rencana untuk mendapatkan bantuan dari Scott sudah gagal total dan ia harus pergi. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD