Ini pertama bagi Gumelar, di hadapannya ada seraut wajah cantik dan bibir yang tampak ranum dengan warna merah alami. Bibir yang biasanya pedas seperti mercon, jadi terlihat lembut. Pasti ini matanya yang salah, karena ia tidak pernah membayangkannya selama ini bibir Amirah akan semenarik itu. 'Apakah aku ingin menciumnya? Tapi bagaimana caranya?' otak polos Gumelar terus berkelahi dengan hasrat dan kewarasannya. Maklum perjaka tingting yang belum pernah sedekat itu dengan seorang gadis. Amirah sendiri sibuk dengan pikirannya. Mengapa Gumelar malah terlihat bengong seperti itu? Melihat bibir tipisnya yang berkedut-kedut itu jadi membuatnya curiga. Jangan ... Jangan .... Gumelar mau menciumnya? Tiba-tiba tangan Amirah terlepas dan langsung meraup wajah Gumelar. "Kamu mau mencium aku

