"Hu ... Hu ...." Telinga Amirah mendengar lagi suara Gumelar. Merasa dipaksa oleh keadaan, meski dengan setengah hati, ia masuk ke kamar Gumelar. Terlihat dia menggigil lagi. Di atas dahinya, ditempeli handuk kecil yang basah. Amirah sudah beberapa kali mengompres adiknya. Apa salahnya bila orang yang di depannya ini, ia anggap sebagai Kiki? Perlahan Amirah mengambil handuk yang terasa sudah jadi hangat, mencelupkan kembali ke air di dalam baskom dan memerasnya. Saat mau menempelkan handuk basah itu di dahi, Gumelar menggoyangkan kepalanya beberapa kali. Mungkin tanpa kesadarannya, karena kepala dia yang panas, ditempeli oleh benda yang terasa dingin. Amirah jadi kesulitan. Handuk basah itu tidak diam di dahi Gumelar. Terpaksa Amirah menekan pelipis kirinya, kemudian dengan tangan kan

