Pak Pandu masih berdiri di dekat anaknya, setelah membawa ibu tukang urut itu, ke kamar. Betapa ingin Amirah mendapat kekuatan dengan cara memeluk bapak. Namun, untuk melakukannya ia merasa ragu-ragu. "Pak." panggil Amirah. Menengadahkan wajah, dengan raut ketakutan yang tergambar jelas di tatapannya. "Tidak begitu sakit, Ami. Iya, kan, Bu?" Bapaknya malah bertanya pada ibu tukang urut itu. "Neng, percaya aja sama ibu. Ibu mah sudah biasa, benerin yang beginian mah." jawab ibu setengah baya itu, sudah mulai menyentuh pergelangan kakinya yang membengkak. "Pak ...." Amirah semakin ketakutan, membuat pak Pandu merasa tidak tega juga. Mengubah posisi tubuhnya. "Peluk perut Bapak, dan jangan lihat kakinya." Amirah segera memeluk pak Pandu, dan menyembunyikan wajah dibalik perutnya.

