Tak pernah terbayangkan oleh Delima, kisah cinta yang telah ia rakit selama 3 tahun lamanya berakhir kandas dalam waktu 3 hari.
Kekasih yang telah lama bersemayam dihatinya diusir oleh sang ayah jauh ke negeri orang.
Hancur, semuanya hancur berantakan. Semua tentang sang kekasih dimusnahkan oleh ayahnya. Nomor ponsel yang tak lagi aktif, media sosial yang diblokir habis, sampai keluarga kecil sang kekasih tega-teganya dikirim Pak Bahran pergi jauh dari hidup Delima. Semua itu, karena Pak Bahran tidak setuju dengan hubungan mereka.
Sejak saat itu, Delima berhenti makan, berhenti tertawa dan selalu saja berwajah muram. Dia terus saja mencari kabar tentang sang kekasih yang telah pergi jauh lewat apa saja. Tiada terlewat sehari pun untuk Delima membuka kotak inbox email, berharap mendapat kabar tentang kekasihnya.
Sayang sekali, sekuat apa pun dia mencari, segiat apa pun dia berusaha, hasilnya tetap sama, Adam tak pernah ia temukan.
****
Tiga hari saja. Cukup tiga hari bagi Pak Bahran untuk menyeret putrinya pulang dan menikahkannya dengan lelaki yang sama sekali tidak dia cintai dan tidak dia inginkan.
Sebelum bahkan sesudah menikah, dia selalu mengurung diri di kamar, menangis hampir setiap malam, juga semakin kurus karena tidak mau makan. Dia berhenti tertawa, hanya duduk dengan tatapan kosong dan dapat nilai yang buruk selama kuliah.
Delima sangat membenci suaminya. Namun, lelaki itu mengulurkan tangannya dengan ramah. "Tidak perlu mencintai, mari kita berteman saja. Aku akan membantumu mencari dia. Setelah itu, mari berpisah." Sambil tersenyum, Anggara--karyawan biasa yang bekerja di perusahaan Pak Bahran yang menikahinya--menawarkan pertemanan di atas ranjang mereka.
Apa yang akan terjadi pada Delima selanjutnya? Akankah ia berhasil menemukan kekasihnya? Ataukah dia terjebak di dalam pernikahan tanpa cinta itu selamanya?