bc

My Ketos Is My Boyfriend (Renjun)

book_age12+
10
FOLLOW
1K
READ
goodgirl
student
K-pop
sweet
bxg
genius
highschool
first love
school
friends
like
intro-logo
Blurb

Huang Renjun, si ketua Osis dengan sosok yang begitu sempurna. Di anugerahi paras yang tampan, segudang prestasi dibidang akademik, menjabat sebagai ketua osis selama 2 tahun berturut-turut. Namun... Dibalik kesempurnaan seorang Huang Renjun, ia memiliki kekurangan tersendiri. Sikapnya yang begitu dingin pada setiap wanita bahkan ia menutup hatinya rapat-rapat tidak membiarkan siapapun masuk ke dalam hatinya, karena masa lalu yang terjadi ketika ia berumur 7 tahun.

Renjun selalu berpikir jika tidak akan pernah ada seseorang yang mampu mencintai dengan tulus.

Kedatangan Sena, gadis yang selama ini memendam perasaan selama 2 tahun pada Renjun mulai memberanikan diri untuk mendekati Renjun karena perkataan dari temannya. Sena tidak ingin menyesal, dan membiarkan cintanya ia redam begitu saja. Dengan berbagai cara dan usaha untuk dekat dengan Renjun apa bisa membuahkan hasil? Apa Sena mampu merubuhkan dinding di hati pemuda bermarga Huang itu?

chap-preview
Free preview
Renjun si Ketua OSIS
Bab 01 *** Pagi ini Sekolah Neo Academy sudah ramai dikerumuni oleh murid-murid terutama murid perempuan yang tengah berdiri di depan parkiran, ini adalah aktivitas biasa yang sering kali terjadi di pagi hari. Apa kalian tahu alasan mengapa banyak murid perempuan yang berdiri di dekat parkiran sekolah? Yaitu semua karena mereka ingin melihat Huang Renjun, pemuda bersurai cokelat gelap, berahang tegas, kedua mata yang bewarna cokelat serta bibir tipisnya bewarna merah muda, tampangnya yang melebihi rata-rata, bak seorang Pangeran dari negeri dongeng. Sukses membuat seluruh murid di setiap angkatan Neo Academy mengangguminya terutama murid perempuan. Jangan lupa, selain memiliki paras yang tampan, Renjun pun memiliki otak yang begitu encer, ia adalah seorang murid dari kelas 2 B, namanya selalu terpampang dalam setiap kategori peringkat ujian nasional dan nama Renjun berada di urutan pertama bahkan berbagai prestasi yang telah ia raih seperti debat bahasa Inggris, olimpiade fisika dan matematika. Menurut kalian itu sudah cukup untuk mendeskripsikan betapa sempurnanya seorang pemuda bermarga Huang itu? Tapi tidak karena deskripsi ini masih panjang untuk menceritakan sosok Huang Renjun. Selain pandai di bidang akademik, Renjun pun sangat pandai dibidang non akademik, ia memang tidak terlalu tinggi untuk seukuran anak laki-laki lainnya yang bisa mencapai 175 – 190 cm tetapi tubuhnya cukup atletis, ia pandai berlari, bahkan bermain basket ketika jam olahraga dan selalu membuat seluruh pandang mata terkagum-kagum melihatnya. Tidak hanya di situ, Renjun cukup pandai bermain musik, memiliki suara yang lembut dan merdu, salah satu teman Renjun pernah mendengarnya bernyanyi ketika ia sedang sendirian di ruang OSIS. Renjun juga menjabat sebagai seorang ketua OSIS selama 2 tahun ini, kinerjanya sebagai ketua OSIS memang selalu bagus dan terlihat hasilnya bahkan ia bisa membanggakan sekolah dan membuat sekolah menjadi dikenal oleh banyak orang. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan bukan? Dibalik kelebihan yang mereka miliki, Renjun tentu memilikinya, sejak ia menginjak umur 7 tahun semuanya mulai berubah, perlahan Renjun mulai menutup dirinya pada seluruh orang-orang di sekitar, terutama pada seorang wanita. Dirinya mulai bersikap dingin dan cuek, bahkan jika ada seorang wanita yang ingin berbicara dengannya, Renjun akan mengabaikannya kecuali jika hal itu penting menyangkut sekolah atau kegiatas OSIS. Semua perubahan ini terjadi karena masa lalu dari keluarganya, Renjun selalu membenci setiap wanita, ia memiliki sebuah pemikiran jika tidak ada seseorang yang mampu mencintai dengan tulus, selalu ada hal yang mereka incar, seperti harta. *** Park Sena, gadis bersurai hitam sebahu dengan poni yang menutupi bagian dahinya, Sena selalu memakai bando sebagai hiasan rambutnya. Sena duduk dibangku 2 A kelasnya berada di samping kelas 2 B. Dan hampir setiap hari Sena sering berpapasan dengan Renjun tetapi yang ia lakukan hanya memandangi pemuda itu secara diam-diam. Ya Sena sudah menaruh rasa pada Renjun sejak masa orientasi karena ia berada di satu kelompok yang sama dengan Renjun. Sena memang tidak pernah berbicara dengan Renjun bahkan ia sendiri merasa tidak berani untuk menyapa pemuda bermarga Huang itu. Bagi Sena, Renjun terlalu sempurna dan sangat sulit bagi Sena untuk meraihnya, jadi Sena hanya bisa menyimpan perasaannya, cukup ia pendam, karena ada pepatah berkara jika cinta tidak harus memiliki bukan? Ketika jam istirahat berlangsung, Sena bersama salah satu temannya tengah berjalan di koridor menuju kantin. "Pstt... Sen liat tuh ada siapa di depan," ucap Yujin menyikut lengan Sena agar gadis itu melihat ke depan. Sena melihat Renjun sedang berdiri di depan kedai roti ditemani dengan seorang temannya yang bersurai blonde. Tanpa sadar Sena tersenyum ketika melihat pemuda bermarga Huan tersebut. Rasanya ingin sekali Sena memberanikan diri untuk sekedar menyapa tetapi ia sama sekali tidak mempunyai keberanian. "Kau lihat? Dia Kim Gyuri tersenyum pada Renjun tetapi Renjun hanya mengabaikannya haha," kekeh Yujin. "Sudah ah jangan membicarakan orang lain, ayo kita juga ikut mengantri, perutku sudah lapar." Sena menggandeng lengan Yujin. Bahkan ketika Sena duduk di meja kantin, dengan sebuah roti dengan selai strawberry di tangannya. Pandangannya tak luput dari sosok Renjun. Memandangi Renjun dari jauh cukup membuat Sena merasa senang. Di sisi lain seorang pemuda bersurai blonde tidak sengaja menangkap seorang gadis bersurai hitam sebahu yang tengah memandangi Renjun. "Apa yang kau tertawakan?" Renjun menatap bingung pada temannya. "Lihat ke belakang, lihat saja sebentar. Dia sangat menggemaskan bukan?" tanya pemuda bersurai blonde membuat Renjun menoleh ke belakang dan ia menangkap seorang gadis yang tengah memperhatikannya. Sena tersedak, kedua matanya bahkan membelalak dengan lebar ketika iris kehitaman milik Renjun bertemu dengan iris kehitaman milik Sena. Bahkan Yujin yang duduk di sampingnya pun ikut terkejut melihat Sena yang tiba-tiba tersedak dan gelagapan mencari minum. Sena merebut segelas air jeruk milik Yujin dan meneguknya dengan cepat. "Kau ini kenapa?" tanya Yujin dengan heran melihat tingkah Sena. Gadis itu hanya menggelengkan kepala sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Argh! Sungguh memalukan. Ta-tapi bertatapan dengan Renjun membuat jantungku terus berdetak ribuan kali lebih cepat," gumam Sena. "Hahaha benarkan dia sangat mengemaskan," pemuda bersurai blonde itu tertawa dengan puas hingga membuat Renjun menjitak kepalanya. "Berisik sekali suara tertawamu seperti suara lumba-lumba, Hentikan Zhong Chenle." "Hahaha ya, ya menurutmu bagaimana? Gadis itu cantik bukan? Kalau tidak salah namanya Park Sena. Aku pernah berpapasan dengannya 2 kali di perpustakaan," jelas Chenle. Renjun sama sekali tidak peduli dengan hal itu jadi ia kembali melanjutkan aktivitas makannya. "Aku rasa dia menyukaimu, bukankah itu terlihat dengan jelas dari cara dia yang diam-diam memperhatikanmu. Bahkan dia salah tingkah karena kau menatapnya kembali," ujar Chenle. Merasa di abaikan oleh Renjun, Chenle menepuk bahu kanan Renjun. "Sampai kapan kau terus menutup hatimu pada seorang gadis? Lagi pula tidak semua gadis seperti itu," kata Chenle memberitahu. *** Ketika bel pulang berdering, seluruh murid Neo Academy berhamburan keluar kelas. Begitupun dengan Sena, ia tidak memiliki kegiatan apa-apa di sekolah, tidak seperti Yujin yang disibukkan dengan les matematika dan juga organisasi osis. Sejak Yujin masuk organisasi osis, gadis itu sering kali menceritakan Renjun pada Sena. Yujin berniat untuk mendekatkan Sena dengan Renjun tetapi gadis itu sering kali menghindar dan pulang dengan cepat. Sena berjalan menuju gerbang sekolah seorang diri karena Yujin hari ini ada kumpul osis. Begitu sampai di depan gerbang dan berjalan menuju halte, Sena melihat ada seorang pemuda dengan resleting tasnya yang terbuka, mungkin ia tidak menyadari hal itu. "He-hei an-anu resleting tasmu terbuka," kata Sena dengan pelan. Ia sedikit terkejut ketika tahu jika pemuda itu adalah teman Renjun. "Ah benarkah? Hah pasti ini ulah Haechan, jahil sekali memang dia. Terimakasih sudah memberitahu," kata Chenle tersenyum membuat Sena mengangguk dan membalas senyuman Chenle. "Kenalkan aku Zhong Chenle murid 2 IPS A," kata Chenle dengan ramah. "Ak-aku Park Sena, senang bertemu denganmu eum... Chen-Chenle-ssi," balas Sena sedikit gugup. "Tidak usah gugup begitu, kau mau pulang bukan? Mari ku antar," kata Chenle. "Eh? Tidak usah, lagipula kita sama-sama akan menaiki bus bukan?" Chenle menggeleng pelan. "Sebenarnya aku sedang menunggu teman, tetapi ia tak kunjung datang. Kalau begitu ayo ku antar kau pulang, sebagai balasan terimakasih," Chenle menarik lengan Sena. Gadis itu hendak menolak namun ia tidak bisa karena Chenle yang memohon padanya. Akhirnya Sena mengangguk dan membiarkan Chenle mengantarnya pulang. Kedua mata Sena membelalak ketika melihat Chenle berdiri di depan sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari gerbang sekolah. "Naiklah, aku memang biasa di antar jemput oleh pak Kim," kata Chenle membiarkan Sena duduk di sampingnya. "Jadi di mana rumahmu?" "Ha-hah? Di pertigaan Perumahan Garden Flower." "Pak kim, saya ingin mengantar teman. Ke Perumahan Garden Flower lebih dulu," ujar Chenle. "Baik tuan." Sepanjang perjalanan Chenle hanya sibuk dengan ponselnya, ia memakai sebuah earphone yang terpasang di kedua telinganya. Sedangkan Sena yang masih merasa gugup, ia hanya menatapi pemandangan dari dala kaca jendela mobil. Sampai pandangannya tertuju pada sebuah gantungan kunci yang tergeletak di bawah kursi. Sena membungkuk untuk mengambil gantungan tersebut dan ia menemukan sebuah gambar seorang anak kecil tengah memegang boneka bewarna putih dan di belakangnya terdapat tulisan Huang Renjun. Seketika Sena merasakan jantungnya yang kembali berdebar tak karuan. "Ah itu pasti milik Renjun hyung yang terjatuh," ujar Chenle. Sena menoleh menatap Chenle. "Hyung?" tanya Sena dengan bingung. "Ya sebenarnya Renjun hyung adalah sepupuku. Kami berbeda satu tahun namun berada di kelas yang sama. Dan aku sangat jarang memanggil Renjun dengan embel-embel hyung." "Se-sepupu?" Chenle mengangguk. Sena benar-benar sangat terkejut mengetahui fakta jika Chenle dan Renjun adalah sepupu. Tiba-tiba saja Chenle memajukan tubuhnya membuat Sena terkejut. Ia hampir terjatuh, Sena mendengar Chenle membisikan suatu hal yang membuat kedua pipi Sena seketika memanas. "Aku yakin, kau adalah satu-satunya gadis yang bisa membuka hati Renjun hyung," ujar Chenle. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
191.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
207.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
14.1K
bc

My Secret Little Wife

read
99.9K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook