BAB 3

786 Words
faira masih di tempat kejadian yang sama saat faira tertabrak tadi, karna terasa sedikit rasa nyeri di bagian kaki faira yang membuat sang empu nya susah untuk berdiri apalagi untuk berjalan , entah sudah berapa lama faira berada di tempat itu berharap ada seseorang yang lewat dan menolong nya, "ohh gusti, datangkan lah seseorang untuk menolong hamba mu ini, mana sepi lagi dari tadi belum ada orang yang lewat" ucap faira frustasi dan tak henti nya faira berdo'a agar segera ada yang membantu nya dan mengantarkan nya untuk pulang, tak lama kemudian terdengar suara motor berhenti di depan tempat faira duduk. seketika faira terkejut dengan apa yang ada di hadapan nya sekarang, lelaki yang menabrak nya tadi. 'kenapa dia kesini?" tanya faira dalam batin nya ... "benar dugaan ku, kamu masih disini ternyata" ucap juan yang hanya di balas faira dengan senyuman datar "maaf banget soal tadi aku bener-bener minta maaf karna meninggalkan mu dan tidak segera menolongmu, maafkan aku ya." ucap juan memohon dan lagi-lagi hanya di balas senyuman datar oleh faira. "iya gapapa kok, mungkin ini sudah jalan takdir nya aku harus di tabrak sama kamu." jawab ku kepada juan yang seketika nyaris membuat juan menggaruk kepala nya yang tidak gatal. "nama ku juan, kalo kamu?" tanya juan sambil menyodorkan tangan ke faira. "faira.." ucap ku dengan membalas menyodorkan tangan. "kamu maafin aku kan?" tanya juan yang hanya mendapat anggukan kepala dari faira tanda bahwa faira memamg sudah memaafkan juan. kan gak ada faedah nya juga membenci sesama manusia, karna semua manusia itu sama gak ada yang tinggi maupun rendah, jadi kalau dengan saling memaafkan sesama bisa membuat hati lebih tenang dan bisa lebih mengerti makna dari kehidupan kenapa tidak. "aku antar pulang ya, kalau di lihat kamu susah buat berjalan, kaki mu pasti sakit kan?" tawar juan dengan penuh harap. dan untuk ke sekian kali nya hanya di balas anggukan oleh faira. dengan sigap juan membantu faira untuk berdiri dan menopang nya menuju sepeda motor juan. perbuatan juan yang sontak membuat jantung faira seperti tertimpa beban berat hingga membuat faira sulit bernafas. "ohh tuhan, ada apa dengan kondisi jantung ku yang tiba-tiba berdegup secepat ini, atau karna ini kali pertama aku bersentuhan dengan lawan jenis ya?" batin faira yang juga dari tadi berdo'a agar juan tidak mendengar suara jantung nya yang nyaris copot itu. ... dengan sangat pelan sepeda motor juan melaju karna juan tidak mau faira tambah kesakitan karna juan menaiki motor nya dengan ugal ugalan.  dan faira masih saja belum bisa mengontrol detak jantung nya yang semakin meningkat kecepatan memompa tekanan darah, tanpa dirasa nya seluruh badan faira terasa panas dan lolos membuat pipi faira merah merona. "faa, rumah kamu dimana?" tanya juan yang membuyarkan lamunan faira, yang benar saja dari tadi faira melamun kan apa yang sedang terjadi pada diri nya,  "panti asuhan kasih bunda kak" jawab faira yang sontak membuat juan menginjak rem motor dengan tiba-tiba. "hati-hati kak?" ucap faira dengan spontan memukul pundak juan, hingga membuat  juan mengaduh seketika merasa ada hantaman yang cukup keras di pundak nya pada juan. "ada apa?" tanya faira yang langsung di jawab juan dengan gelengan kepalanya. ... setalah menempuh perjalanan yang hampir setengah jam itu akhir nya sampai juga di tempat tinggal faira. dengan hati-hati juan membantu faira turun dari motor nya dan memapah nya masuk ke dalam panti. dri dalam panti sudah terdengar banyak suara anak-anak yang menanyakan keadaan faira saat itu, kenapa dengan kaki nya, dan apa yang sudah terjadi pada faira. sangat pelan saat juan membantu faira duduk di ruang tamu panti, dan  mengobati luka pada kaki faira. sebelum nya faira sudah melarang juan untuk mengobati nya, karna tak enak hati saja karna juan sudah begitu baik mengantar nya, dan ini malah juan juga yang harus mengobati luka nya. dan tanpa di sadari sebuah senyum hadir dari bibir faira. setelah di rasa nya selesai juan ingin berpamitan untuk pulang karna waktu yang menunjukkan pukul 5 sore. "besok aku jemput kamu ya faa.." pernyataan juan yang sontak membuat faira terkejut. "mau kemana?"  tanya faira bingung "emang kamu bisa berangkat sendiri dengan keadaan kaki mu yang masih belum sembuh total?" ucap juan sembari mengangkat dugu nya yang memberi isyarat menunjukan luka di kaki faira. "ohhhhh, oke" dan faira hanya ber ohh ria sambil terkekeh kecil. karna yang faira pikirkan adalah hal lain yang tidak mungkin di pikirkan oleh juan. setelah berpamitan kepada ibu panti dan semua anak-anak panti juan lalu beranjak pergi kaluar panti, dn menaiki sepeda motor nya, hanya punggung juan yang senantiasa masih di pandang faira hingga berlalu sampai tak terlihat dari pandangan faira yang masih saja setia menatap kepergian juan yang entah mengapa tidak di ingin kan faira dan tak tersadar bulir air jatuh dari mata faira. bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD