22. Nothing Last Forever

1659 Words

Satu hari sebelumnya. Kara meminta waktu kepada petugas untuk bicara berdua saja dengan Julian sebelum pria itu meringkuk di balik jeruji besi. Ia putus asa karena gagal dalam mencari celah untuk membebaskan Ian. Teori tentang asumsi yang selalu diajarkan oleh ayahnya menyeretnya sampai sejauh ini, tapi tidak punya kesempatan sedikit pun untuk membuktikannya. Julian balik menatapnya. Kedua tangannya dipasangi borgol. Namun anehnya, bibirnya masih sempat tersenyum manis, seolah penjara bukanlah tempat yang menakutkan baginya. “Look, Ian.” Kara mencondongkan tubuhnya ke depan. “Mari berharap ada celah yang bisa membebaskanmu sebelum pengadilan digelar. Untuk kasusmu, uang sangat berpengaruh. Mereka dengan senang hati menyidangmu secepatnya dan kau akan menginap beberapa tahun di penjara.”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD