Dua jam berlalu dalam keheningan. Antonio sengaja mengajak Ian berputar-putar terlebih dahulu untuk mendengar sepatah dua patah kata dari anaknya sebelum pulang. Akan tetapi, Ian malah bungkam. Mulutnya terkunci. Matanya menerawang menembus jendela kaca sedan luxury buatan Inggris yang tertutup rapat. Antonio mengakui tidak dekat dengan anaknya. Ia kehilangan banyak momen berharga bersama Ian akibat terlalu banyak bepergian mengumpulkan harta. Baginya, Ian adalah bocah kecil yang ia manjakan dengan berbagai fasilitas dan harta berlimpah. Tanpa ia sadari, anaknya haus kasih sayang dan tidak hanya membutuhkan materi. Apakah ia menyesal? Ya, tentu saja. Tanpa sadar, anaknya sudah dewasa dan memilih jalan hidupnya sendiri danmemedulikan keterlibatannya sebagai orang tua. Ia mengamati Ian

