bc

Drama Pernikahan Palsu

book_age18+
31
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
contract marriage
HE
forced
kickass heroine
heir/heiress
drama
mystery
loser
lucky dog
like
intro-logo
Blurb

Siapa sangka rumah tangga yang terlihat manis dan penuh dengan romansa itu nyatanya hanya sebuah tipu muslihat di depan publik termasuk di depan keluarga besar mereka masing-masing. Peran yang keduanya mainkan cukup apik sehingga tidak terlihat sedikitpun celah kalau keduanya sedang beradu akting sebagai sepasang suami dan istri. Inilah yang terjadi di rumah tangga Sean Delvin Evano dan juga Elena Rosaline, keduanya menikah karena sebuah perjodohan yang berasal dari kedua orang tua mereka masing-masing.

.

Awalnya semua berjalan dengan sempurna dan sesuai keinginan keduanya menjalani pernikahan tanpa kontak fisik berlebih, tapi lama-lama Sean seakan jenuh dengan pertanyaan seputar kapan mereka akan memiliki anak? Pria itu pun akhirnya meminta Elena untuk mengubah sedikit isi kontrak tapi Elena menolak karena alasan di masa lalunya.

.

Akhirnya Sean berniat menyewa rahim seorang wanita untuk memenuhi keinginannya memiliki seorang anak. Tapi nyatanya hal itu diketahui oleh Elena hingga wanita itu murka. Apakah kali ini Elena akan menceraikan Sean? Atau malah justru setuju dengan tawaran Sean untuk memiliki anak?

.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Berhasilkah mereka melewati drama rumah tangga selama pernikahan kontrak mereka?

.

Ayo jangan lupa di tap love dan spam komentar ^_^

chap-preview
Free preview
Sandiwara Sean Dan Elena
Sean baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya. Sekilas ia melirik ke arah istrinya yang masih tertidur pulas di atas ranjang mereka. Ia menggelengkan kepalanya lalu beralih ke arah walk in closet. “Elena, cepat bangun ini sudah pukul tujuh,” titah Sean Delvin Evano kepada Elena Rosaline, wanita yang sudah dinikahinya selama satu tahun. Pernikahan yang terjadi di antara keduanya tidak berlandaskan atas dasar cinta melainkan perjodohan yang terjadi karena kedua orang tua mereka. Elena terpaksa menikah dengan Sean karena permintaan dari sang papa yang beberapa waktu lalu mengalami sakit keras serta berhasil merenggut nyawa beliau. Sementara Sean, pria itu tidak keberatan sama sekali menikahi Elena yang notabene-nya seorang artis multi talenta dan sejak awal karier tidak pernah terlibat skandal atau masalah apa pun. Siapa sangka pernikahan yang terlihat manis dan penuh dengan romansa itu nyatanya hanya sebuah tipu muslihat di depan publik termasuk di depan keluarga besar mereka masing-masing. Peran yang keduanya mainkan cukup apik sehingga tidak terlihat sedikitpun celah kalau keduanya sedang beradu akting sebagai sepasang suami-istri. “Ayolah, aku ingin tidur beberapa jam lagi karena aku baru saja memejamkan mataku,” ucap lirih Elena karena memang ia baru memejamkan matanya sekitar satu jam lalu. Sekitar pukul lima pagi tadi Elena baru saja sampai di rumah setelah menyelesaikan agenda syuting terakhirnya. “Apa kau lupa hari ini kedua orang tuaku akan datang berkunjung ke rumah kita?” tanya Sean sambil menekan remote yang berhasil membuat tirai di kamar tidur mereka hingga terbuka lebar dan cahaya matahari berhasil masuk serta menyinari wajah Elena. Elena membulatkan matanya bukan karena marah melainkan wanita itu baru ingat tentang kedatangan mertuanya tersebut. Ia merubah posisinya yang tadinya berbaring di atas ranjang kini jadi duduk dan menatap Sean yang sedang bercermin untuk merapikan pakaiannya. “Astaga, maafkan aku karena aku melupakan hal itu tapi jam berapa orang tuamu akan tiba?” “Mungkin sebentar lagi karena beberapa jam yang lalu aku sudah menyuruh supir dan Abadi untuk menjemput kedua orang tuaku di bandara maka segeralah bersiap-siap,” jawab Sean yang kini beralih menatap wajah cantik Elena yang masih terlihat lelah serta mengantuk. Sebenarnya Sean sendiri tidak tega harus membangunkan Elena tapi ini sudah jadi kesepakatan keduanya di awal. “Aku akan turun sekarang untuk menyambut mereka yang mungkin akan sampai sebentar lagi,” pamit Sean sambil melirik ke arah jam di tangannya dengan melangkahkan kakinya meninggalkan Elena. “Elena, ayo kita bersiap untuk memainkan peran menjadi menantu idaman semua orang,” seru Elena kepada dirinya sendiri untuk memberikan semangat agar rasa kantuk dan lelahnya segera menghilang. Setelah itu, Elena segera bersiap untuk menyambut kedua mertuanya menyusul sean. Sebenarnya sejak dulu Elena dan juga Sean sudah saling mengenal, tepatnya saat keduanya berusia lima tahun. Sama seperti anak lainnya keduanya terlihat akur dan kadang suka bertengkar karena hal sepele tapi keduanya kembali terpisah ketika Sean dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke luar negeri. Dan keduanya kembali bertemu saat perjodohan di antara mereka terjadi. “Permisi Pak Sean, Ibu Anna dan Tuan Handoko baru saja sampai dan kini sedang diarahkan ke ruang tengah,” kata salah seorang pelayan kepada Sean yang tengah membuatkan secangkir kopi untuk Elena. “Aku akan ke sana sekarang tapi berikan ini untuk Elena di kamarnya,” titah Sean kepada pelayan tersebut lalu ia beralih menemui kedua orang tuanya yang kini sudah berada di ruang tengah. “Mama... Papa... Aku sangat senang sekali bisa melihat kalian ada di sini, bagaimana dengan kabar kalian?” sapa Sean yang baru saja bergabung dengan kedua orang tuanya. “Kabar kami tentunya baik apalagi setelah melihatmu dalam kondisi yang sangat sehat dan bugar tapi di mana Elena?” jawab papa Handoko sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan menantunya yang tidak berada di dekat putranya. “Eh, iya di mana Elena, Nak?” tambah mama Anna yang juga mencari sosok Elena. “Elena sedang mandi, Ma, Pa,” jawab Sean yang membuat kedua orang tuanya saling menatap satu sama lain lalu tersenyum. “Sepertinya kehadiran kita mengganggu kalian,” goda papa Handoko. “Mana mungkin mengganggu kami? Malah aku dan Elena merasa sangat senang sekali karena kalian mau datang berkunjung,” balas Sean yang masih tidak peka dengan godaan sang papa. “Selamat datang Ma, Pa,” sambut Elena yang baru saja bergabung dengan cangkir bekas kopinya di tangannya. Tak lupa Elena menyalami serta mencium pipi mertuanya secara bergantian. “Bagaimana kabarmu, Sayang?” tanya mama Anna kepada menantunya. “Tentu sangat baik apalagi Sean selalu mengingatkanku untuk makan dan beristirahat dengan baik,” jawab Elena sambil tersenyum dan merangkul pinggang Sean. Tak lupa Elena mendaratkan sebuah kecupan singkat di pipi Sean. “Kamu terlalu berlebihan, Sayang...” Sean melakukan hal yang sama dengan mendaratkan sebuah kecupan singkat di pipi Elena. “Kamu sendiri walau sedang sibuk juga selalu berusaha mengingatkanku untuk menjaga kesehatanku,” lanjut Sean yang tidak ingin kalah untuk memuji istrinya. Sungguh melihat keromantisan yang terjadi antara Sean dan Elena membuat kedua orang tuanya merasa sangat senang serta bangga karena perjodohan yang terjadi di antara mereka berjalan lancar dan tidak sia-sia. Apalagi mengingat salah satu besan mereka yang sudah meninggal dunia mungkin saat ini juga merasa sangat senang dan sudah tenang di alam sana melihat putri tunggalnya tersebut bahagia dengan putra mereka. “Semoga seterusnya kalian tetap bahagia dan selalu romantis seperti ini tapi jangan lupa segera berikan cucu yang sangat lucu untuk kami,” timpal mama Anna yang membuat Sean dan Elena saling menatap kikuk satu sama lain. Bagaimana ingin memberikan cucu? Keduanya saja tidak pernah melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh sepasang suami-istri pada umumnya, walau mereka sudah berbagi ranjang yang sama tapi memang dari awal mereka sudah sepakat untuk tidak melakukan kontak fisik berlebih sampai perjanjian di antara keduanya berakhir. “Eeemm... Bagaimana kalau kita sarapan saja karena aku sudah sangat lapar sekali,” ajak Sean mengalihkan pembicaraan yang terjadi di antara mereka. Pria itu paham jika kedua orang tuanya termasuk mama mertuanya pasti selalu menantikan cucu pertama di keluarga mereka. Dan jika sudah membahas hal itu pasti akan sangat panjang sekali dan tidak akan selesai sampai seorang anak muncul dari rahim Elena. “Sean benar, kita harus sarapan dan melanjutkan obrolan kita lagi nanti,” timpal Elena sambil beralih memeluk lengan mama Anna dan mengajak mereka untuk segera pindah ke ruang makan serta sarapan bersama. Elena bisa dibilang beruntung karena memiliki mertua yang menyayanginya bak anak kandungnya sendiri. Elena sendiri lebih sering dibela oleh orang tua Sean dibandingkan putra mereka. Karena kebaikan kedua orang tua Sean tersebut, terkadang Elena merasa sangat bersalah karena sudah menampilkan sebuah kebohongan di depan mereka yang nyatanya sama sekali tidak seperti yang seharusnya. *** “Jadi menurutmu, apa yang harus kita lakukan untuk memenuhi permintaan papa dan mama, El?” tanya Sean kepada Elena yang saat ini baru saja merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Setelah sarapan dan mengobrol sebentar, mereka memutuskan untuk kembali beristirahat di kamar masing-masing dengan alasan Elena yang belum tidur sejak semalam. Selain itu, kedua orang tua Sean juga baru saja sampai di Jakarta setelah penerbangannya dari Makassar. “Ya seperti biasa kita tinggal jawab saja kalau kita sudah berusaha tapi memang belum mendapatkan hasil,” jawab Elena santai sambil meraih ponselnya yang ada di atas meja yang letaknya tepat di samping ranjang. “Kita sudah sering mengatakan hal itu tapi apa kau tidak bosan mendengar pertanyaan itu yang diulang hingga berulang kali?” tanya Sean yang sebenarnya sudah sangat jengah mendengar pertanyaan itu di setiap pertemuan keluarga, teman, dan juga rekan bisnisnya. “Lalu, apa yang kau inginkan? Mengabulkan permintaan mereka begitu?” tanya Elena yang kini sudah merubah posisinya menjadi duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur. Awalnya ia ingin beristirahat dengan melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda tadi pagi tapi mendengar obrolan Sean kali ini kantuknya seketika menghilang. Sean berjalan ke arah ranjang lalu duduk di tepi ranjang dengan tubuhnya yang menghadap ke arah Elena. Wanita itu sendiri sudah melipat kedua tangannya tepat di depan d**a. “Ya, jika kau mau kita bisa melakukannya dan merubah sedikit isi perjanjian yang sudah kita sepakati sebelumnya,” jawab Sean dengan raut wajahnya yang serius.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Istri Tuan Mafia

read
17.1K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.6K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.2K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.3K
bc

CINTA ARJUNA

read
12.5K
bc

Ayah Sahabatku

read
21.6K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
21.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook